Chapter 4

1.1K 178 30
                                    

Seminggu setelah kembalinya Beatrix Lestrange ke Malfoy Manor. Albus Dumbledore datang atas undangan dari Lucius Malfoy untuk membahas mengenai sekolah Beatrix.

"Selamat datang, Albus. Silakan duduk," kata Lucius, terlihat formal.

Dumbledore duduk dengan senang hati. "Baik, kita langsung ke intinya saja," katanya. "Apakah aku boleh melihat Miss Lestrange?"

"Oh, tentu boleh," kata Lucius. "Ekhem, Cissy."

Narcissa berbalik dan menjemput Beatrix di kamarnya. Tak lama kemudian dia kembali bersama gadis Lestrange itu.

Dumbledore menatapnya lembut, dia tampak terkejut sedikit. Benar-benar mirip sekali dengan ibunya, pikirnya.

Beatrix duduk di samping Lucius. Dia tampak tenang sekaligus datar. Tak ada ekspresi di wajahnya. Narcissa melangkah ke dapur untuk menyuruh peri-rumah membuatkan minum untuk Dumbledore.

"Ehm...," kata Dumbledore memulai. "Miss Lestrange, kau bisa mempelajari buku-buku kelas satu di rumah ini. Pada bulan ujian, aku akan datang ke sini lagi untuk memberikan soal ujian itu. Kau tidak bisa masuk di tahun kedua, melainkan kau akan masuk di tahun ketiga."

"Kau akan belajar di rumah selama satu tahun. Aku akan memberikan undangan khusus pada tanggal 1 September 1993. Jika nilai ujian tahun pertamamu tinggi, maka secara otomatis kau masuk ke tahun kedua. Dan kau akan belajar di sini sendiri. Hingga ujian tahun keduamu itu tiba."

"Dan jika nilai ujian itu tinggi, maka kau sudah bisa masuk ke Hogwarts untuk mengikuti pelajaran seperti anak-anak lain. Tetapi kau akan ikut diseleksi terlebih dahulu walau aku sendiri sudah tahu apa asramamu."

Dumbledore berhenti sejenak. Dia menarik napas. "Bisa dimengerti, Miss Lestrange?" tanyanya.

"Yes, Sir," jawab Beatrix datar.

"Setelah kau diseleksi bersama anak-anak baru. Kau akan menjadi murid kelas tiga langsung pada saat itu juga. Jadi, kau adalah murid spesial di Hogwarts. Good luck, Beatrix Lestrange."

Beatrix mengangguk sekilas.

"Nah, Beatrix," kata Lucius, tersenyum puas. "Tidak apa-apa kan jika kau harus berada di sini selama satu tahun?"

"Tidak apa-apa, Ayah. Beatrix mengerti, kalau Beatrix masuk pada bulan September depan. Semua orang akan terkejut karena Beatrix baru keluar dari penjara tahun ini," kata Beatrix, memandang pamannya. "Terima kasih, Ayah."

"Sama-sama," kata Lucius.

"Albus, minumlah dulu," kata Narcissa yang baru saja datang. Dia menyodorkan segelas teh.

Dumbledore menerimanya dengan senang hati dan menghirupnya. Matanya yang berwarna biru di balik kacamata bulan-separo itu memandang Beatrix lembut.

"Albus," kata Lucius. "Dia akan sedikit sensitif nantinya. Aku cukup yakin, kuharap kau akan memakluminya, Albus."

"Tentu saja. Aku mengerti, Lucius," kata Dumbledore, mengangguk paham. "Aku juga merasa bahwa itu akan terjadi."

"Baguslah," kata Lucius singkat.

"Ayah, Ibu," kata Beatrix. "Dan Professor. Beatrix izin mau masuk ke kamar dulu."

Lucius mengangguk sambil berkata, "Ya, Sayang. Jangan lupa belajar ya."

"Ya, Ayah," kata Beatrix, bangkit berdiri dan melangkah kembali ke kamarnya.

Setelah dia sampai di kamar, dia tampak lebih lega. Dia mulai bertekad untuk belajar dan mempelajari buku-buku kelas satunya.

Narcissa selalu mengawasi keponakannya setiap dia akan praktik menggunakan tongkat sihirnya. Beatrix menjadi sangat rajin sejak Dumbledore datang. Tiada hari tanpa membaca dan belajar.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang