Chapter 52

423 68 45
                                    

Sudah seminggu Beatrix bersikap baik tanpa adanya amarah. Dia bahkan tak lagi mencemooh kepada Harry, anak-anak Hufflepuff, atau adik-adik kelas lainnya. Dia tampak tenang dan damai, dan Hogwarts juga mengalami ketenangan yang sama.

"Bee, wah, sepertinya kau sudah dapat hidayah," kata Draco untuk kesekian kalinya.

Beatrix menatap sepupunya horor. Sudah beberapa kali sepupunya itu mengatakan hal yang sama hingga dia bosan. "Bisakah kau diam? Aku bosan mendengar kalimat itu," katanya jengah.

Draco tertawa kecil. "Oh, ya, ngomong-ngomong soal pasangan dansa, kau sudah ada calonnya belum?" tanyanya menggoda dengan menaik-turunkan kedua alisnya.

Beatrix berdecak sebal. "Memangnya kau sendiri sudah dapat?" tanyanya.

Draco langsung terdiam. Sementara Beatrix tertawa mengejek.

"Haish, aku pula yang diserang," kata Draco.

"So? Kau ditolak, eh?" Beatrix mencibir.

"Bukan ditolak, tapi dia sudah diambil orang," kata Draco lemah.

"Oops, apakah Weasley?" tanya Beatrix berbisik.

Draco menggeleng lemah. "Tapi—Viktor Krum," desahnya.

"Bagus sekali," kata Beatrix, menyeringai kecil. "Dia bahkan mendapatkan orang yang hebat. Pemain Quidditch Internasional. Seeker terhebat. Durmstrang."

Draco menatap sepupunya datar.

"Kau akan bersama siapa, Draco? Bersama aku yaaa...," Beatrix membujuk sepupunya. Dia sedikit tidak tahan dengan gaya hidupnya yang baru ini yang sudah berjalan selama seminggu.

"Tidak," jawab Draco singkat. "Aku akan pergi dengan Astoria Greengrass."

Beatrix menaikkan sebelah alisnya. "Yakin?" katanya. "Hmmm... bau-bau perselingkuhan..."

"Enak saja!" sembur Draco. "Aku dengan dia karena surat dari Ayah! Kau tahu sendiri kan bahwa dia meminta tolong kepada Ayah agar aku mau menjadikannya pasangan dansaku!"

Beatrix hanya ber-oh, tentu saja dia ingat itu. Dia sendiri juga membaca isi surat dari Lucius yang ditujukan untuk Draco. Kira-kira isi suratnya seperti ini:

Draco,

Kudengar bahwa Hari Natal nanti Hogwarts akan mengadakan Pesta Dansa Natal. Nah, putri bungsu dari keluarga Greengrass—Astoria—dia meminta izinku untuk menjadikan dirimu menjadi pasangan dansanya.

Aku tentu saja menyetujuinya. Jadi, kukirimkan surat ini kepadamu untuk segera menemui Astoria dan mengajaknya untuk ke pesta dansa. Kalau sampai kau tidak melakukan apa yang kukatakan, kau sudah tahu sendiri aku akan berbuat apa.

Lucius

Yah, Beatrix masih ingat isinya. Itu membuat Draco jengkel setengah mati dengan Lucius. Bahkan surat itu sampai dibakar oleh Draco. Beatrix hanya bisa memandang sepupunya dengan prihatin.

Ancaman yang diberikan Lucius sudah sangat jelas bahwa dia akan mengurus si gadis kelahiran-Muggle, Hermione Granger. Entah apa yang akan dilakukan Lucius kepada gadis itu jika Draco tak mengikuti perkataannya.

Lucius sendiri masih mencurigai Draco karena anak itu telah berciuman dengan darah-lumpur itu. Dia tahu betul, Draco tak mungkin mau melakukan sebuah ciuman hanya untuk mendapatkan informasi tentang Harry Potter. Jadi, dia akan tetap menjadikan Hermione Granger sebagai sasarannya.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang