Chapter 88

220 27 1
                                    

| DOUBLE |

Setelah selesai dengan pertemuan mengerikan itu, Bellatrix menggerutu jengkel di dalam kamar yang telah diberi mantra itu.

"Berani sekali dia menghina keluarga darah-murni... sungguh menjengkelkan sekali... apakah dia tak sadar diri bahwa dia darah-campuran kotor? Lahir dari sperma Muggle, iiuuhhh, lebih menjijikkan daripada sperma manusia serigala."

"Mama...," Beatrix mengingatkan bahwa dia masih ada di sini.

"Kau lihat Beatrix... kita ditertawai oleh mereka... dihina... dicemooh... diejek... bukankah itu tindakan kurang ajar terhadap keluarga darah-murni kelas atas, terhormat, dan bangsawan?" kata Bellatrix kesal.

"Ssstttt... jangan marah-marah sekarang, Mama, toh kita sedang merencanakan kematiannya," kata Beatrix.

"Oh, aku tak sabar melihatnya tak bernyawa di bawah kakiku," cemooh Bellatrix.

"Ya... ya...," jawab Beatrix lelah.

"Nah, Sabtu depan aku akan pergi... kau tahu kan bahwa kami akan menghadang jalannya pemindahan Potter?" kata Bellatrix.

"Yeah, aku tahu," balas Beatrix, duduk di ranjangnya dengan lebih santai. "Aku, Draco, Ibu Cissy, dan Ayah Lucius akan di rumah menunggu kalian... tapi Mama harus ingat bahwa Mama tak boleh membunuh mereka, Mama hanya boleh menyerang mereka dengan mantra sederhana."

"Hahh... oke, oke, oke," Bellatrix menimpali dengan mengibaskan tangannya dengan tak sabar.

"Secepatnya kita harus menghancurkan benda itu. Kita tak bisa menunggu Potter lebih lama lagi, kita harus segera ambil tindakan," kata Beatrix.

"Itu tindakan gegabah, Beatrix," Bellatrix mengoreksi. "Kita harus menunggu dengan sabar..."

"Baik!" geram Beatrix. "Kalau begitu, aku akan menunggu selama beberapa bulan ke depan... kalau sampai tahun baru belum dihancurkan, aku akan bertindak..."

"Hei, kau ini kenapa?" tanya Bellatrix, memegangi dahi putrinya itu.

Beatrix menepisnya. "Aku sudah tidak tahan lagi," katanya. "Sudah tidak tahan..."

"Aku mengerti," desah Bellatrix, dan dia duduk di sebelahnya. "Tenang, rileks, dan santai... aku juga merasakan rasa lelah yang sama sepertimu, putriku... tapi aku berusaha sabar... tidakkah kau melihat bagaimana aku berpura-pura di hadapan mereka tadi?"

"Heumm."

"So, rileks kan dirimu," kata Bellatrix, membelai rambut keriting panjang putrinya yang halus.

"Baiklah... kurasa aku mau tidur," kata Beatrix akhirnya.

Bellatrix hanya mengangguk samar, dia mengawasi putrinya yang akan pergi tidur. Setelah putrinya membelakanginya dengan selimut yang mencapai lehernya, dia akhirnya menghela napas pelan dan memandang lantai dengan pandangan berpikir.

***

Hari berikutnya, Beatrix hanya duduk diam di dekat jendela sambil memegangi koran yang beredisi khusus yang diterbitkan pada awal liburan musim panas. Dia tertarik untuk membaca tentang Albus Dumbledore yang ditulis oleh Elphias Doge, karena sebelumnya dia tak sempat membaca.

Sebelum dia membaca, dia memandang ke halaman dari jendela kamarnya, menatap merak putih—hewan piaraan Lucius Malfoy yang sangat cantik dan menambah kesan kemewahan.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang