Chapter 85

223 34 32
                                    

Di sebuah cafe yang tak terlalu ramai di Diagon Alley, terdapat sepasang kekasih yang tengah berbincang dengan sedikit serius. Tentu sepasang kekasih itu adalah Beatrix Lestrange dan Terence Higgs. Mereka memutuskan untuk ke cafe setelah jam kerja Terence selesai.

Sepanjang Beatrix bercerita soal percakapannya dengan Dumbledore tadi, Terence hanya menganga dan membelalak shock.

"...nah, kira-kira begitu yang kami bicarakan tadi," Beatrix mengakhiri ceritanya.

Terence masih menganga tampak sangat terkejut. Apakah dia tak salah dengar? Apakah Dumbledore akan meninggal dunia tahun ini? Mungkinkah Draco berhasil melakukannya? Atau siapakah yang akan membunuh Dumbledore?

Beatrix menyuapkan sepotong pai daging ke dalam mulut pria itu yang terbuka sedikit lebar.

Terence yang merasakan bahwa sesuatu masuk ke mulutnya segera saja mengerjapkan matanya agar tersadar dari ekspresi terkejutnya yang mungkin berlebihan.

"Ekspresimu terlalu shock, Terence," kata Beatrix tenang, menopang dagunya dengan satu tangannya yang bertumpu pada sisi meja.

Terence menghela napas, dia mengunyah dulu apa yang tadi dimasukkan oleh gadisnya ke dalam mulutnya.

"A–aku masih tak percaya bahwa... bahwa Professor Dumbledore akan..."

"Kau mau coba pai dagingku lagi?" potong Beatrix, karena ada beberapa orang yang tampaknya tertarik dengan pembicaraan mereka. Apalagi ketika mereka mendengar kekasihnya menyebutkan nama Dumbledore.

Terence memandang bingung pada gadisnya itu yang mendadak memotong ucapannya serta mengubah topik. Dia mengerling ke sekitar, dia baru sadar bahwa beberapa orang memasang wajah ingin tahu akan apa yang dia dan gadisnya bicarakan saat ini.

"Yah, tentu aku mau pai dagingmu, Sayang...," kata Terence akhirnya.

Beatrix tersenyum kecil, dia merasa lega bahwa kekasihnya mengerti apa yang sedang terjadi. Maka dia pun memotongkan pai dagingnya dan menyuapinya.

Orang-orang sedikit mendesah kecewa karena pembicaraan yang menarik itu telah diubah dengan keromantisan. Dan mereka mulai sibuk lagi dengan makanan serta obrolan mereka masing-masing.

"Kita akan bahas itu nanti," bisik Beatrix, meraih gelasnya dan meneguknya sedikit.

Terence mengangguk setuju, satu tangannya terjulur dan menggenggam tangan gadisnya yang tergeletak nganggur. Dia mengusapkan ibu jarinya ke punggung tangan gadisnya dengan lembut.

"Maukah kau menyuapiku lagi?" tanyanya penuh harap.

"Baiklah, tapi lepaskan dulu genggamannya agar aku bisa menyuapimu," kata Beatrix, mengendikkan kepalanya ke arah tangan kanannya yang tergenggam lembut oleh kekasihnya.

Terence melepasnya, dia sedikit memajukan kursi untuk mempermudah gadisnya menyuapinya.

"Mau pai dagingku atau beef steak-mu?" tanya Beatrix pelan.

"Aku mau... dirimu," balas Terence, mengedipkan sebelah matanya dengan sangat menggoda.

Beatrix langsung merah padam dibuatnya, bahkan telinganya juga ikut memerah. "Serius, Terence," desisnya agak geram, karena kekasihnya malah menggodanya.

Terence terkikik geli melihat reaksi gadisnya. "Makananku saja," katanya, mengambil piringnya sendiri dan menyerahkannya kepada gadisnya.

Beatrix mengambilnya dan mulai memotong kecil-kecil daging sapi itu. Dia menusuknya dengan garpu dan mulai menyuapkannya kepada pria itu, yang menatapnya senang dan penuh cinta.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang