Chapter 100

513 45 28
                                    

Tiga buah kursi dengan rantai telah berada di tengah ruangan berbentuk oval dan bersuhu dingin karena di bawah tanah. Ketiga kursi ini berderet, diduduki oleh tiga orang di masing-masing kursi.

Kursi paling kiri, diduduki oleh seorang penyihir pria tampan, bermata abu-abu, berkulit putih pucat, berambut panjang warna pirang dan tertata rapi, dan berpakaian serbahitam yang sangat bersih dan rapi. Siapa lagi kalau bukan, Lucius Abraxas Malfoy.

Kursi tengah, diduduki oleh seorang penyihir wanita menyeramkan, bermata gelap tanpa belas kasih, berkulit pucat, berambut panjang keriting dengan beberapa helai pirang di bagian kiri dan terlihat sangat berantakan, dan berpakaian serbahitam yang sangat familiar. Wanita ini adalah Bellatrix Lestrange.

Kursi paling kanan, diduduki oleh seorang penyihir pria gagah, bermata cokelat-kehitaman, berambut pendek dan tertata rapi, dan berpakaian serbahitam khas Death Eaters. Tentu saja, dia adalah Rabastan Lestrange.

Sementara di tribune saksi, banyak sekali penyihir-penyihir yang duduk sambil berbisik-bisik tentang hukuman yang pantas untuk ketiga mantan pengikut He-Who-Must-Not-Be-Named. Para saksi yang hadir lebih banyak lagi daripada tiga hari sebelumnya, dan semuanya berbagai usia—dari remaja hingga tua.

Mrs. Higgs berbisik serius dengan suaminya, Mr. Higgs. Mereka membahas soal Lestrange, tentu saja.

"...sudah dirantai seperti itu tetapi lihatlah gayanya," kata Mrs. Higgs, mengerling dengki kepada Bellatrix.

"Mau bagaimana lagi? Penyihir Hitam seperti itu tidak akan pernah mengalami rasa kapok," kata Mr. Higgs serius. "Pengikut setia You-Know-Who, itu pasti. Hanya saja dia berkhianat... hmm... pasti karena anaknya."

"Halah, itu hanya bullshit," gerutu Mrs. Higgs.

"Ehem," Terence berdeham, mengerling kedua orang tuanya.

Mrs. Higgs memandang putranya dalam tatapan menyerah. "Tidak bisakah kau—?" tanyanya.

"Tidak," Terence memotongnya langsung tanpa basa-basi. "Menteri Sihir bahkan telah membersihkan namanya dari segala tuduhan soal Death Eaters walau dia terlibat kasus pembunuhan Umbridge serta penyembunyian buku Hitam, tetapi semua itu tidak ada hubungannya dengan pengikut Voldemort."

"Terence, kau tak boleh menyebutkan namanya!" desis Mrs. Higgs.

"Dia sudah mati, untuk apa takut?" balas Terence datar.

"Hahhh... terserah kau sajalah, aku sudah lelah adu mulut denganmu," kata Mrs. Higgs, kembali kepada suaminya dan berbisik rendah agar putranya tak mendengar.

Kingsley belum memulai karena semakin lama semakin banyak bisikan, percakapan, cemoohan, dan hinaan untuk ketiga mantan pengikut He-Who-Must-Not-Be-Named. Dia mencoba menunggu selama satu menit, tetapi tak ada hasil yang ada malah semakin ramai.

"Bisakah aku memulainya?" tanyanya menahan kekesalan terhadap para saksi.

Mendadak seluruh ruangan berbentuk oval itu hening, semua orang menatap Kingsley, yang tampak menahan emosi akibat keramaian yang terjadi.

"Jika masih ingin ribut, dimohon keluar dari tempat persidangan!" kata Kingsley tajam. "Semakin banyak saksi bukanlah hal yang baik, kukira! Jadi, yang masih mau ribut... aku persilakan untuk keluar!"

Tak ada yang bergerak, semuanya duduk dengan mulut tertutup rapat. Saling pandang satu sama lain.

"Terima kasih, kalau begitu ikutilah aturan," kata Kingsley menurunkan nada bicaranya.

Lucius dan Rabastan, keduanya hanya menunduk sejak duduk di kursi terdakwa, mereka merasa malu—terutama Lucius, yang notabenenya sebagai penyumbang uang terbesar di Kementerian Sihir. Namun berbeda dengan kedua pria itu, Bellatrix mengangkat kepalanya dengan gaya superangkuhnya. Mata gelapnya terpancang lurus dan tajam, rambutnya berantakan hingga beberapa helai menjuntai di depan wajahnya dan sedikit menutupinya, dan aura gelap serta menyeramkan menguar dari dalam tubuhnya.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang