Hari berganti minggu, Draco hendak pergi ke Diagon Alley untuk membeli perlengkapan sekolahnya, tetapi Narcissa bersikeras untuk mengantarkannya. Beatrix memilih ikut walau dia tak akan pergi sekolah tahun ini.
"Tapi aku bisa pergi sendirian, Ibu... atau mungkin ditemani Beatrix juga tidak masalah," kata Draco.
"Tidak, di saat seperti ini, kita tak boleh bepergian sendirian," kata Narcissa.
Draco menghela napas panjang, dan mereka bertiga keluar dari gerbang Manor. Narcissa memegangi lengan Draco dan Beatrix, dan mereka hilang tertelan pusaran.
Diagon Alley masih sama seperti sebelumnya. Banyak poster-poster di mana-mana. Bellatrix Lestrange menyeringai di setiap etalase.
"Kita ke toko Madam Malkin's," kata Narcissa, sedikit mendorong Draco dan Beatrix agar berjalan di depannya. "Ayo, anak-anak..."
"Ibu...," protes Draco.
"Sssttt... ayo jalan," sela Narcissa.
Mereka masuk ke dalam toko yang tampak kosong. Madam Malkin menyambut pembelinya dengan ramah.
"Selamat datang," katanya. "Hogwarts?"
"Yah, aku ingin yang terbaik," kata Narcissa dengan angkuh.
"Tentu, Madam Malfoy," kata Madam Malkin, menarik Draco ke arah rak jubah resmi hijau dan biru berkelip-kelip. "Ayo, Nak, kemari...," dia menambahkan kepada Beatrix.
"Aku? Aku tidak...," kata Beatrix.
"Hanya Draco, dia sudah membeli jubahnya," kata Narcissa, merangkul keponakannya.
"Baiklah," kata Madam Malkin, dia mulai mengerjakan tugasnya.
"Ibu tahu kan bahwa aku dan Beatrix sudah bukan anak-anak lagi, kalau Ibu belum memperhatikan. Aku dan sepupuku bisa belanja sendiri. Dijamin aman...," kata Draco, tampaknya masih mempermasalahkan perdebatan tadi.
Madam Malkin berdecak, lalu berkata, "Nak, ibumu benar, tak seorang pun dari kita boleh bepergian sendiri lagi, ini tak ada hubungannya dengan soal masih anak-anak—"
"Hati-hati menusukkan jarumnya!" Draco mengingatkannya.
Beatrix menoleh ke arah pintu ketika pintu berayun terbuka, dan dia melihat ketiga orang yang sudah tak asing lagi baginya. Dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Siapa lagi kalau bukan, Harry, Ron, dan Hermione.
Narcissa juga menoleh ke arah mereka. Kemudian beralih lagi ke putranya, menunggu Madam Malkin menyelesaikan pekerjaannya.
Draco memandang Hermione dengan tegang. Dia memutuskan kontak matanya, dan diam menunggu pengukuran selesai.
"Apa dia yang selama ini dibicarakan oleh ayahmu, Draco?" tanya Narcissa, sedikit mengendikkan kepalanya ke arah Hermione.
"Ibu, tolong jangan membahas masalah itu di sini," kata Draco, semakin tegang.
Narcissa menoleh dan memandang Hermione, tatapannya tajam dan menyelidik. "Apa benar kau kekasih putraku?" tanyanya.
Draco membeku ketika ibunya malah bertanya seperti itu.
Hermione terperanjat. "B–betul," katanya sangat pelan.
"Maaf?" kata Narcissa, yang tak terlalu mendengarnya.
"Betul... yeah... betul," kata Hermione salah tingkah.
Draco sedikit menyunggingkan senyumnya.
"Ah, begitu," kata Narcissa, berpaling kepada putranya lagi. "Jadi itu pilihanmu, Draco?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beatrix Lestrange [END]
Fantasy꧁_[DRAMIONE]_꧂ Beatrix Rodolphus Lestrange adalah putri semata wayang dari Rodolphus Lestrange dan Bellatrix Lestrange (née Black). *Terkadang tidak ada sangkut pautnya dengan alur cerita Harry Potter* Penasaran dengan kisahnya? Yuk, baca. Jangan lu...