Chapter 59

543 57 8
                                    

Hari berikutnya adalah hari tugas kedua Turnamen Triwizard dilaksanakan. Semua orang meninggalkan Aula Besar setelah sarapan dan menuju pintu ek ganda untuk menonton tugas kedua ini.

Mereka berjalan berbondong-bondong ke tepi danau. Deretan tempat duduk yang melingkari arena naga di bulan November lalu kini berjajar sepanjang pantai di seberang mereka, meninggi dalam tribune yang masih sepi dan bayangannya dipantulkan danau di bawahnya.

Para penonton mulai berdesakan untuk masuk ke dalam tribune. Kemudian langsung mencari tempat duduk terbaik untuk menonton.

Beatrix, Draco, dan teman-temannya yang lain menuju ke tempat duduk atas namun tidak terlalu atas.

"Tempat yang baik," kata Beatrix, menjatuhkan bokongnya ke bangku kayu. "Well, kau bawa cemilan sendiri kan, Draco?"

"Tentu saja," kata Draco. "Dan aku tak percaya bahwa kau memborong cokelat hingga seratus Galleon."

"Tentu saja, aku kan sudah bilang bahwa aku akan membeli seratus Galleon. Sesuai dengan yang kau sarankan," kata Beatrix santai. Dia mengingat-ingat lagi kejadian di Hogsmeade pada hari Sabtu pada pertengahan Januari.

Beatrix langsung mendatangi kasir begitu dia tiba di Honeydukes bersama Draco dan Terence.

"Apakah ada cokelat dengan kualitas tinggi dan pastinya enak, serta termahal di sini?" tanya Beatrix angkuh kepada kasir Honeydukes.

"Tentu saja ada, Miss Lestrange," jawab si kasir dengan sedikit takut.

"Kalau begitu, aku beli seratus Galleon dan bungkus semua cokelat-cokelat itu," kata Beatrix penuh keyakinan.

"A–apa? S–s–seratus Galleon?" ulang si kasir tampak sangat terkejut.

"Kenapa?! Apakah cokelatnya tidak cukup? Atau kau meremehkan uang keluarga Lestrange?" tanya Beatrix pedas.

"T–tidak, maksudku—baiklah, kami akan menyiapkan semua cokelat yang enak dan paling mahal di sini," kata si kasir gugup. "Kalian bungkuskan semua cokelat yang diminta Miss Lestrange, sekarang!"

Si kasir memerintahkan ketiga anak buahnya untuk segera mengambil dan membungkus cokelat-cokelat itu.

Beatrix tak menghiraukan tatapan terkejut dari Draco, Terence, ataupun pengunjung yang lain. Dia mengeluarkan dua kantung besar penuh Galleon dan dijatuhkan ke atas meja kasir.

"Satu kantung berisi lima puluh keping. Jika aku salah hitung, kau bisa hubungi aku, mengerti?" katanya angkuh.

"M–mengerti, Miss," kata kasir itu dengan gugup. Dengan tangan gemetar, dia mengambil kantung emas itu.

Kemudian ketiga anak buah si kasir kembali dengan tiga bungkusan berisi cokelat-cokelat paling mahal dan paling enak. Diletakkannya ketiga bungkusan itu ke atas meja kasir untuk diserahkan langsung ke gadis itu.

"Sesuai pesananku, kan?" Beatrix memastikan.

"Sesuai pesanan, Miss. Bahkan stok cokelat ini di rak di bagian sana sudah habis. Kami mengambilkan langsung dari gudang dan kebetulan cukup untuk pesanan Anda," kata salah satu anak buah si kasir.

"Baiklah, jika sampai berbeda maka aku akan kembali ke sini," kata Beatrix tajam.

Si kasir dan ketiga anak buahnya mengangguk hormat. Beatrix menyeringai sekilas, mencabut tongkatnya dan melambaikannya. Tiga bungkusan itu melayang, siap mengikuti ke mana pun gadis itu pergi.

Beatrix berbalik, kemudian berkata kepada Draco dan Terence, "Aku akan meletakkan semua belanjaanku di kereta."

"Bisa bahaya kalau kau tinggal," kata Draco, masih tak menghilangkan ekspresi terkejutnya.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang