Chapter 20

548 78 27
                                    

"Bagaimana? Sudah puaskah, Draco?" tanya Beatrix, ketika Draco kembali ke ruang rekreasi dengan wajah berseri-seri.

"Oh, puas sekali," kata Draco. "Lihat bibirku ini, dia ganas sekali. Tapi aku menyukainya, dia sangat menggoda."

"Ya, ya, ya, terserah kau," kata Beatrix tak acuh, dia membalik halaman bukunya. "Dan ingat, Draco, kau tidak boleh melakukan hal yang macam-macam. Ciuman saja, tidak boleh lebih."

"Aku tahu," kata Draco, duduk di depan Beatrix. "Aku sangat paham."

"Baguslah. Kalau sampai lebih, kuhajar kau," kata Beatrix.

Draco menyenderkan punggungnya ke sofa, dia tersenyum-senyum, matanya menerawang jauh, dan dia tak mendengarkan ucapan sepupunya itu. Beatrix yang melihatnya hanya bisa mendengus malas.

***

Aula Besar didekorasi dengan ratusan labu kuning berisi lilin-lilin menyala, awan-awan yang terdiri atas kelelawar-kelelawar hidup yang beterbangan dan pita-pita jingga menyala, yang melayang-layang melintang di langit-langit mendung seperti ular air berwarna cemerlang.

Makanannya enak sekali. Beatrix makan banyak sampai kekenyangan. Pesta dimulai tanpa kehadiran Pansy Parkinson, dan itu tampaknya tak membuat banyak perubahan. Pesta tetap berjalan lancar dan tampak sangat bahagia. Mereka sudah melupakan masalah Pansy.

Pesta diakhiri dengan hiburan yang ditampilkan oleh para hantu Hogwarts. Mereka bermunculan dari dinding dan meja-meja, lalu melakukan formasi melayang. Nick si Kepala-Nyaris-Putus, si hantu Gryffindor, mendapat sambutan meriah ketika memperagakan pemenggalan kepalanya sendiri yang gagal.

Malam itu sangat menyenangkan, sehingga keriangan mereka tidak terganggu walau tadi sore ada kejadian yang kurang menyenangkan.

Beatrix dan Draco kembali ke asrama mereka. Dan mereka duduk di sofa di ruang rekreasi. Beatrix tiduran di sofa dengan paha Draco sebagai bantalannya.

"Draco, bibirmu masih bengkak saja," komentar Beatrix, melihat bibir sepupunya dari bawah.

"Bukan masalah," kata Draco enteng. "Kau tampak manja kalau tiduran begini. Jadi imut dehh..."

"Apaan sih," cibir Beatrix. Dia merotasikan bola matanya malas.

Sekitar sepuluh atau entah berapa menit kemudian, Snape masuk ke dalam ruang rekreasi. Dia berseru dengan suara agak keras. Beatrix yang masih tiduran di sofa pun bangkit dengan ogah-ogahan.

"Semuanya berkumpul!"

Dengan cepat semua anak berkumpul.

"Kalian akan tidur di Aula Besar bersama anak-anak dari asrama lain! Akan ada penyelidikan di Hogwarts!" kata Snape tegas.

"Apa?" kata Beatrix tak terima. "Tidur di Aula Besar?"

"Aku tak menerima protes!" kata Snape, segera menyuruh anak-anak untuk pergi.

Beatrix menggerutu sebal, dia menatap sangat tajam kepada Snape. Snape juga membalas tak kalah tajam, tetapi tatapannya tetap saja kalah dengan tatapan Beatrix.

Mereka kembali lagi ke Aula Besar dengan penuh kebingungan. Anak-anak Hufflepuff dan Ravenclaw juga baru saja tiba, sementara anak-anak Gryffindor sudah di dalam Aula Besar.

"Apa yang terjadi, Kepala Sekolah?" tanya Beatrix tajam. "Kenapa kami harus tidur di sini? Oh, menyebalkan sekali."

"Akan diadakan penyelidikan, Miss Lestrange. Aku tak punya banyak waktu," kata Dumbledore, dia berpaling kepada anak-anak yang lain. "Para guru dan aku perlu mengadakan pemeriksaan menyeluruh di kastil."

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang