Chapter 95

320 43 31
                                    

Pangeran Kegelapan menahan semua serangan dari kedua mantan pengikutnya itu, Bellatrix dan Rabastan Lestrange.

"Aarggghhh!!" jerit Pangeran Kegelapan murka, merentangkan kedua tangannya dan gelombang transparan seperti angin mendorong mundur kedua penyihir itu. "Beraninya kalian menyerangku dengan kutukan-kutukan yang kuajarkan!"

Bellatrix terkekeh meremehkan. "Kau hanya mengajarkan, bukan pembuat kutukan, Riddle," katanya enteng.

"Jaga mulutmu, Bellatrix!" pekik Pangeran Kegelapan marah.

"Why?" tanya Bellatrix angkuh.

"Kau... kau...," Pangeran Kegelapan kehabisan kata-kata menghadapi mantan letnannya.

"Tak sanggup lagi melawanku, eh?" cibir Bellatrix.

Pangeran Kegelapan mendesis.

"Avada Kedavra!" rapalnya.

Bellatrix melompat ke udara dalam bentuk gumpalan asap hitam untuk menghindar dari Kutukan Kematian itu. Dia tertawa dengan suaranya yang dingin dan menyeramkan.

Kutukan Kematian menghantam tanah dan meledak dalam suara keras. Membuat tanah itu membentuk kawah kecil.

"Kau sungguh biadab, half-blood!" seru Rabastan, memandang dengki Pangeran Kegelapan. "Kau tak sadar diri! Kau bukanlah darah-murni dan kami tak pantas dijadikan babumu! Ternyata kami salah mengambil langkah... kami menyesal telah menurunkan kehormatan kemurnian darah dengan mengabdi kepadamu, half-blood!"

"SHUT UP!" Pangeran Kegelapan berteriak keras.

Rabastan menyeringai kecil melihat kemarahan Pangeran Kegelapan.

"Kau harus menerima Status Darah-mu, Riddle," cemooh Bellatrix, mendarat dan melangkah mendekati adik iparnya dengan tubuh berasap. "Kau bukanlah darah-murni. Sungguh memalukan mengingat keluargamu adalah keluarga penyihir, tetapi sayang, ibumu menyukai Muggle."

Dada Pangeran Kegalapan naik-turun karena emosi. "I killed them all," katanya dalam suara bergetar marah.

"Ya, kau membunuh keluargamu sendiri yang jelas-jelas bahwa keluargamu adalah keturunan Salazar Slytherin yang agung. Itu sungguh kebodohan memusnahkan keturunan langsung dari Maha Agung Salazar," kata Bellatrix licin.

"Silence!" Pangeran Kegelapan mendesah dengan mata melotot penuh kemarahan.

"Horcrux-mu hanya tinggal satu, Riddle. Kau akan dimusnahkan untuk selamanya, betul, Rabastan?" lanjut Bellatrix, menepuk-nepuk pundak Rabastan dengan tak sabar.

"Itu benar, Bella, akan kubalas semua perlakuan tidak menyenangkan terhadap keluarga darah-murni terhormat seperti Lestrange," kata Rabastan, menyeringai dingin.

"Wah, wah, wah, kalian berdua tak akan bisa melenyapkan Lord Voldemort, dasar tolol! Lord Voldemort jauh lebih kuat daripada kalian, penyihir amatir! Sungguh kegoblokan yang hakiki melawan seorang Lord Voldemort!" cemooh Pangeran Kegelapan, tersenyum licik.

"Banyak omong!" gerung Rabastan, berlari kecil sambil melempar mantra dan berubah menjadi gumpalan asap hitam.

Splash! Zzrrt! Pangeran Kegelapan mengayunkan tongkatnya dengan mudah untuk menyingkirkan serangan yang tak ada apa-apa itu.

Bellatrix ikut menjejak tanah dan terbang beberapa meter di atas tanah. Dia melempar mantra, tetapi bukan kepada Pangeran Kegelapan, melainkan ke tanah untuk diledakkan agar fokus Pangeran Kegelapan teralih.

"Pengkhianat sialan!" pekik Pangeran Kegelapan, dia menyibakkan jubahnya dan terbang mengejar kedua mantan pengikutnya.

Langit yang sudah mulai cerah karena matahari telah muncul sebagian dipenuhi oleh kilatan-kilatan mantra yang meleset. Ketiga gumpalan asap hitam berseliweran di udara.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang