Chapter 61

359 55 12
                                    

Beatrix kembali ke Hogsmeade dengan sedikit tergesa-gesa. Jubahnya sudah kotor terkena tanah, beberapa di antaranya sedikit robek karena ranting-ranting di semak-semak yang dia lewati.

Dia mencari sepupunya di Three Broomsticks, tetapi tak ada. Jadi, dia memutuskan untuk tetap masuk untuk minum sebentar.

"Madam Rosmerta, dua Butterbeer seperti biasa, diantar langsung ke mejaku," katanya dengan sangat jelas. "Aku tidak suka menunggu lama."

"Segera dilaksanakan, Miss," jawab Madam Rosmerta ramah.

Beatrix melangkah menuju ke meja kosong di bagian sudut rumah minum itu. Dia duduk di sana, sepertinya minum dua gelas pasti bisa menghilangkan rasa hausnya.

Tak sampai lima menit, Madam Rosmerta datang mengantarkan pesanannya. Beatrix merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa keping Galleon dan menyerahkannya secara cuma-cuma.

"Terima kasih, Miss," kata Madam Romerta sumringah.

"Hmmm," balas Beatrix, lalu meneguk minumannya hingga setengah.

Pangeran Kegelapan berdarah-campuran. Benar-benar mengejutkan, sudah banyak penyihir berdarah-murni yang tunduk di bawah kekuasaannya, serta ada juga yang dibunuh olehnya.

Dia benar-benar sudah keterlaluan. Darah-campuran kedudukannya lebih rendah dari darah-murni, beraninya dia memperlakukan darah-murni dengan kurang ajar. Aku akan merencanakan semua rencanaku dengan matang. Yang terpenting, aku harus berakting lebih bagus di depan Pangeran Kegelapan.

Beatrix meneguk sisa minumannya. Kemudian dia beralih ke gelas satunya yang masih penuh. Memandangnya dengan tajam, seakan gelas itu adalah Pangeran Kegelapan yang ingin sekali dia bunuh.

Jika dugaanku benar, berarti satu Horcrux Pangeran Kegelapan telah hancur. Buku harian itu memiliki kenangan lama ketika Pangeran Kegelapan masih sekolah. Bahkan nama aslinya adalah Tom Marvolo Riddle. Tidak heran bahwa nama Riddle sangat tidak terkenal, ternyata oh ternyata, nama itu adalah keturunan Muggle.

Beatrix kembali meneguk minumannya, kali ini dengan lebih pelan. Lalu diletakkan lagi gelasnya ke atas meja, menggenggam gelas tersebut dengan kedua tangan.

Aku akan bertanya kepada Dumbledore pada waktu yang tepat. Tidak sekarang, ini terlalu terburu-buru. Aku harus menunggu bulan April. Lebih baik aku bertanya sebelum hari ulang tahunku. Yah, kurasa itu waktu yang tepat.

Beatrix kembali meneguk minumannya lagi. Mata gelapnya berkilat licik, bibirnya membentuk seringai keji, dan wajahnya semakin terlihat mengerikan.

***

Awal bulan April, Beatrix langsung menuju ke kantor Kepala Sekolah pada pagi-pagi sekali.

"Ah, Miss Lestrange. Selamat pagi," kata Dumbledore, mendongak dari atas perkamennya dan menatap anak muridnya.

"Ada hal penting yang ingin saya tanyakan kepada Anda, Headmaster," kata Beatrix, langsung mengambil posisi duduk senyaman mungkin.

Dumbledore menaruh pena bulunya, lalu dia memposisikan duduknya dengan lebih serius.

"Saya ingin bertanya soal Tom Riddle," kata Beatrix.

Dumbledore tak menampilkan ekspresi kaget, melainkan dia hanya tersenyum simpul.

"Benarkah bahwa Tom Riddle adalah penyihir berdarah-campuran, dan namanya diubah menjadi—Pangeran Kegelapan," kata Beatrix, tak berani menyebut namanya karena ada Dark Mark di lengan kirinya. Dia khawatir jika Tanda itu bisa menjadi berbahaya ketika menyebut nama penyihir itu.

Beatrix Lestrange [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang