Empat tahun kemudian, Beatrix dan Draco sedang di halaman. Berjalan bersama menikmati udara pagi yang menyegarkan. Menghirup tanaman-tanaman yang mengeluarkan oksigen yang juga menyegarkan bagi paru-paru mereka.
"Bee," Draco memanggil sepupunya.
Dia memang menyebut sepupunya dengan sebutan Bee. Padahal tidak ada sangkut pautnya dengan lebah.
"Ya?" jawab Beatrix, menatapnya heran.
"Coba sini...," kata Draco misterius.
Beatrix memandangnya tak yakin, tetapi dia mendekati sepupunya itu. "Draco mau nakal yaa?" katanya curiga.
Draco nyengir. "Tidak, tidak," katanya. Dia melingkarkan tangannya ke pundak Beatrix, dan menunjukkan bayangan mereka di permukaan air kolam.
"Tuh, lihat rambutmu," kata Draco, menatap bayangan sepupunya.
Beatrix menunduk dan memandang dirinya. "Bagus kok," katanya.
Draco tertawa mengejek. "Rambutmu kaya kain pel," katanya.
Beatrix memanyunkan bibirnya. "Draco nakal," katanya. "Beatrix akan bilang ke Ibu."
"Eh—" kata Draco, mencekal pergelangan tangan sepupunya yang hendak masuk untuk mengadukannya. "Jangan ngadu dong! Gak asyik banget sih, tukang ngadu!"
"Gak peduli!" kata Beatrix. "Draco nakal, Draco harus dimarahi Ibu!"
Draco merengut. "Maaf Bee, cuma bercanda...," katanya.
"Gak mau! Lepasin!" kata Beatrix, meronta untuk melepaskan diri dari sepupunya.
Beatrix berhasil, tetapi dia kehilangan keseimbangan dan dia tercebur ke kolam. Draco menjerit kaget sekaligus panik.
"Bee! Raih tanganku!!" raungnya, berlutut dan mengulurkan salah satu tangannya.
Beatrix menggapai-gapai tangan sepupunya dan dia berhasil menangkapnya. Draco berusaha menariknya dengan sekuat tenaga. Kemudian dia berhasil menyelamatkan sepupunya dan mereka terbaring di tanah.
Beatrix menggigil kedinginan dan menangis.
"Ssh! Draco minta maaf," kata Draco, membantu sepupunya berdiri.
"Draco— dingin—" rintih Beatrix.
Draco mendekapnya dan mengusap punggung sepupunya.
"Beatrix!" teriak Narcissa panik, dia menuruni tangga dengan tergesa-gesa. "Oh, apa yang kau lakukan Draco?"
"Dia tercebur, Ibu," kata Draco.
"Ibu— dingin— Ibu—" Beatrix merintih kedinginan, tubuhnya gemetaran.
Narcissa menggendongnya dan segera membawanya masuk. Draco mengikuti di belakangnya, wajahnya tampak menyesal.
***
"Draco?" kata Narcissa, setelah dia selesai mengurus Beatrix.
Draco bercerita yang sebenarnya kepada ibunya, apa yang terjadi di kolam itu.
"Maaf," katanya, menunduk dengan penuh penyesalan setelah dia selesai bercerita.
"Oh, Draco," kata Narcissa. "Ibu sudah bilang kan, jangan mengganggu Beatrix."
"Kan cuma bercanda, Ibu. Bee itu lucu kalau lagi cemberut," kata Draco, memasang wajah polosnya. "Rambutnya juga..."
Narcissa menghela napas panjang. "Untung ayahmu tidak di sini, dia sedang ada urusan di Kementerian," katanya. "Kalau di sini Ibu yakin dia akan memukul pantatmu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beatrix Lestrange [END]
Fantasy꧁_[DRAMIONE]_꧂ Beatrix Rodolphus Lestrange adalah putri semata wayang dari Rodolphus Lestrange dan Bellatrix Lestrange (née Black). *Terkadang tidak ada sangkut pautnya dengan alur cerita Harry Potter* Penasaran dengan kisahnya? Yuk, baca. Jangan lu...