Mereka bertiga baru keluar meninggalkan Flourish and Blotts setelah semua buku yang mereka beli dikecilkan dan dimasukkan ke saku mereka masing-masing.
"Kita akan ke mana lagi?" tanya Draco, lebih kepada Hermione.
"Terserah, kau saja Draco. Aku belum beli perlengkapan sekolahku kurasa kalian juga," jawab Hermione.
Draco menggenggam tangan Hermione, dan dia juga menggenggam tangan sepupunya. Mereka melangkah bersama-sama menuju ke toko Jubah untuk Segala Kesempatan Kreasi Madam Malkin.
Mereka diukur secara bergantian. Membeli jubah, Beatrix meminta jubahnya agar lebih panjang. Dan si penjaga toko menurutinya karena dia takut dengannya.
"Kenapa sih orang-orang takut denganku?" tanya Beatrix, setelah mereka keluar. "Apa aku tampak mengerikan Draco?"
"Oh, tidak," jawab Draco. "Lebih baik jangan hiraukan mereka, sepupuku yang tersayang."
"Huftt..."
"Bersabarlah, Beatrix," kata Hermione, ikut menimbrung.
"Kita ke Florean Fortescue?" ajak Draco.
Beatrix langsung berhenti. Membuat Draco dan Hermione memandangnya.
"Oh, astaga," kata Draco, yang baru ingat. "Tidak apa-apa, Bee. Semua akan baik-baik saja, itu sudah bertahun-tahun lalu."
Beatrix mencoba mengikuti perkataan Draco. Mereka memasuki toko es krim Florean Fortescue. Pengunjung dan pegawai di sana menatap ke arah Beatrix.
Beatrix memasang wajah angkuhnya, mengalahkan tatapan-tatapan yang sangat tidak enak itu. Wajahnya yang cekung, rambutnya yang berantakan, serta matanya yang tajam berhasil mengalahkan tatapan mereka semua.
Tak ada seorang pun dari mereka yang berani memandangnya ataupun berbicara. Suasana menjadi hening ketika mereka bertiga duduk.
Draco mengode salah satu pegawai di sana. Dia pun lamgsung memesan es krim untuk tiga orang. Si pegawai mengangguk sebentar, dia agak gemetaran ketika berdekatan dengan gadis Lestrange itu.
Beatrix jelas tak menghiraukannya. Wajahnya yang angkuh ditambah dingin dan datar, membuat aura seramnya keluar secara terang-terangan.
"Apa kau memilih banyak pelajaran tahun ini, Hermione?" tanya Draco, untuk memecahkan kesunyian yang sangat tidak nyaman.
"Er— ya," jawab Hermione, tangannya masih digenggam oleh Draco di atas meja. Beatrix yang duduk di sebelah Draco hanya merotasikan bola matanya seakan tak peduli.
"Bagaimana dengan jadwalmu? Bukankah akan sangat padat dan kau bisa kehilangan banyak waktu?" tanya Draco lagi, sekarang mengelus punggung tangan gadisnya dengan ibu jarinya.
"Aku akan merundingkannya dengan Professor McGonagall, Draco," kata Hermione, dia mengerling ke arah Beatrix agar si Draco melepaskan tangannya. Tetapi Draco tampak tak peduli.
"Apa saja yang kau ambil?" tanya Draco lagi.
"Arithmancy, Pemeliharaan Satwa Gaib, Ramalan, Telaah Rune Kuno, Telaah Muggle..."
"Telaah Muggle?" ulang Beatrix, dia memandang gebetan sepupunya dengan aneh. "Kau kan berasal dari dunia Muggle, kan?"
"Yah, tapi akan menarik sekali mempelajarinya dari sudut pandang penyihir," kata Hermione bergairah.
Beatrix mendengus. Benar kata Draco, gadis kelahiran-Muggle ini memang pintar atau lebih tepatnya, terlalu pintar.
"Kau sebentar lagi ulang tahun, apa kau sudah memilih hadiah?" tanya Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beatrix Lestrange [END]
Fantasy꧁_[DRAMIONE]_꧂ Beatrix Rodolphus Lestrange adalah putri semata wayang dari Rodolphus Lestrange dan Bellatrix Lestrange (née Black). *Terkadang tidak ada sangkut pautnya dengan alur cerita Harry Potter* Penasaran dengan kisahnya? Yuk, baca. Jangan lu...