16

149 23 0
                                    

Zahra memegang lengan Aldi. Sampai membawanya berada dipinggir cafe. Lalu ia melepaskan tangannya. Zahra menghela nafas. Pertanyaan Aldi memang benar-benar tepat sasaran. Bagaimana ia bisa tahu?

"Yang diomongin kamu itu salah besar Al. Kamu jangan mempertanyakan kayak gitu lagi." Ucap Zahra bohong. Ia harus meyakinkan, jika pertanyaan Aldi tadi memang tidak benar.

Aldi hanya terdiam. Menatap wajah Zahra yang begitu mulus dan cantik.

"Bilang sama papah mamah gue. Gue pulang!" Kata Aldi dengan ketus.

"Al"

"Al!"

Zahra menyusuli Aldi. Aldi berjalan dengan santai. Ia tak menaiki taxi. Ataupun kendaraan lainnya.

"Al, kamu jangan pulang." Zahra mencoba mensejajarkan dirinya dengan Aldi. Tapi langkah Aldi kini mulai dipercepat.

Aldi memberhentikan langkahnya. Lalu ia membalikkan tubuhnya.

"Gausah ngejar gue. Mending lo balik sana!" Kini Aldi menghentikan taxi yang lewat di depannya. Lalu ia memasukinya dan meninggalkan Zahra begitu saja.

Zahra merasa aneh. Sikap Aldi padanya berbeda. Zahra takut Aldi kenapa-napa. Untung ada taxi yang lewat juga. Lalu ia mulai menaikinya.

"Pak, ikutin mobil taxi yang di depan ya" kata Zahra kepada supir taxi.

Mobil taxi yang di dalamnya berisi penumpang Zahra. Terus mengikuti mobil taxi Aldi. Hingga mobil itu terhenti disebuah tempat.

Tempat apa ini? Tempat yang di dalamnya terdapat lampu yang berwarna warni dengan berkedap-kedip. Banyak pria dan wanita masuk ke dalamnya. Terlebih lagi, wanita-wanita ini memakai pakaian sexy. Dentuman musik juga terdengar cukup keras.

Zahra melihat Aldi masuk ke dalamnya. Lalu, mau tidak mau Zahra pun masuk dan menyusuli Aldi.

Apa ini.. Aldi memasuki tempat terlarang? Bagaimana Aldi bisa seperti ini? Zahra sesekali mengucap istighfar.. mengampun kepada Allah. Karena sudah memasuki tempat ini. Tapi, ia tidak untuk bermacam-macam. Ia hanya menyusuli Aldi dan membawanya untuk pulang.

Zahra menundukkan pandangan ketika lawan jenis berada di depannya.

Zahra merasa lelah. Tempat ini cukup luas. Ia merasa sangat capek. Sudah hampir 10 menit. Ia tak kunjung untuk menemukan keberadaan Aldi.

Zahra melihat sosok cowok yang mirip dengan Aldi. Ingin menghampiri, tapi disana banyak sekali laki-laki.

Zahra melihat Aldi beserta para lelaki itu. Meminum segelas air yang terlarang. Yaa.. Allah mengapa Aldi seperti ini.

Zahra menghampirinya. Lebih dekat dipandang. Ternyata itu memang benar-benar Aldi.

"Al"

Perkataan Zahra membuat Aldi menoleh kepadanya.

Zahra benar-benar tak menyangka. Ia melihat langsung dimana Aldi berada ditempat ini. Dan meminum air yang terlarang.

Zahra pergi untuk keluar dari tempat ini. Sosok Aldi yang begitu cuek dan menyebalkan. Bisa-bisanya berada ditempat tak senonoh seperti ini. Apa yang ada dipikirannya. Sehingga membuat dirinya berada ditempat seperti ini.

Aldi menyusuli Zahra. Tapi tidak dengan langkah cepat.

"Ra!"

"Uhuk uhuk!! Ra tunggu!" sedikit lagi, langkahnya hampir dekat dengan Zahra.

Zahra tak menghiraukan Aldi memanggil dirinya. Ia sangat kecewa dengan Aldi.

"Ra tunggu!" Aldi terjatuh. Ia sudah tak tahan. Badannya mulai melemas.

Zahra membalikkan tubuhnya. Melihat kondisi Aldi seperti ini. Zahra memang tak tega. Tapi disisi lain, ia sangat kecewa dengannya.

"Uhuk uhukk!!" Aldi terbatuk. Matanya sudah sangat berat. Bahkan pandangan pun sudah mulai kabur.

Zahra kesal. Lalu ia mulai menuju ke arah Aldi.

"Al bangun!" Zahra mengangkat tubuh Aldi. Yang sudah lemas itu.

Aldi mulai tak sadarkan diri. Bau alkohol sangat menyengat. Sesekali Zahra terbatuk akibat bau alkohol yang menyengat ditubuh Aldi.

Zahra memapah Aldi. Sangat berat! Zahra sedikit kesulitan. Tapi mau gimana lagi. Hanya cara ini yang bisa membuatnya untuk bisa membawa Aldi pulang.

Zahra memberhentikan taxi. Syukurlah untuk taxi lewat tepat waktu. Lalu, ia mulai memasukkan tubuh Aldi.

"Ehh.. ketemu mbak sama masnya lagi." Kata pak supir yang pernah ditumpangi oleh mereka berdua saat pulang sekolah.

"Pak. Bapak tahu rumah dia kan?" Kata Zahra.

"Iya mbak. Kita mau kesana?" Tanya supir taxi.

"Iya pak. Cepat ya pak." Kata Zahra mulai khawatir.

"Aduhh Al. Kamu kenapa bisa gini si?" Zahra melihat wajah Aldi yang begitu lemas.

Kepala Aldi terjatuh dibahu Zahra. Zahra berusaha untuk memindahkan kepala Aldi agar tak kena bahunya. Tapi lagi-lagi kepala Aldi jatuh kepada bahu Zahra. Zahra hanya berpasrah diri.

Akhirnyaa.. mobil taxi terhenti. Zahra meminta kepada supir taxi. Agar membawa Aldi untuk masuk ke dalam rumahnya.

Sudah sampai di depan pintu. Bodyguard Aldi menanyakannya.

"Kenapa den Aldi?" Tanya salah satu bodyguard.

Lalu bodyguard yang bernama Bimo itu langsung mengambil alih putra dari bosnya itu. Ia menjatuhkan tubuh Aldi ke sofa.

"Kalo begitu ana pamit dulu." Kata Zahra yang hendak pergi.

"Namanya siapa ya?" Kata Bimo.

"Nama ana Zahra. Zahra permisi dulu. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."

"Terimakasih sudah menolong den Aldi. Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."

Sesekali Zahra melirik ke arah Aldi. Dimana masih terbaring dengan mata tertutup. Zahra berniat untuk pulang ke rumahnya saja. Ia tak ingin ke cafe lagi. Badannya terasa cukup lelah.

Mobil berwarna hitam terhenti dipinggir Zahra. Lalu keluarlah Pradika dan Dina. Mereka menanyakan kepada sosok wanita ini. Mengapa dia berada disini.

"Kamu anaknya pak Rama kan? Kenapa ada disini?" Tanya Pradika.

"Zahra hanya menolong Aldi. Tadi Aldi masuk club. Zahra permisi dulu om, tante. Assalamualaikum" Zahra pergi meninggalkan rumah Aldi.

Lalu ia memasuki taxi yang ditumpanginya dengan Aldi tadi.

"Anak kita masuk club lagi?" Kata Dina yang dengan cepat masuk ke rumahnya.

"Uhukk uhukk!!" Aldi terbatuk. Ia mulai menyadarkan dirinya.

Lalu Aldi terduduk. Kepalanya sangat sakit. Badannya lemas.

"Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam club lagi?" Tanya Pradika yang sudah menatap putranya itu dengan kecewa.

"Bukannya kamu sudah lama tidak memasukinya?" Lanjutnya.

Aldi hanya menunduk. Ia tidak tahu harus jawab apa. Aksinya untuk memasuki club lagi memang salah.

"Iya pah. Aldi minta maaf." Jawab Aldi dengan nyesal.

"Wanita mana yang sudah membuat kamu seperti ini? Bukannya kamu sudah tidak masuk lagi selama 2 tahun lalu. Apa kamu belum bisa melupakan wanita itu?" Ucap Pradika dengan marah.

Dina hanya menatap putranya. Ia sedikit kecewa. Hal yang dulu putranya lakukan, kini terulang kembali.

"Enggak ada pah. Aldi udah melupakannya. Gausah bahas soal dia!" Aldi bangkit. Dan meninggalkan mamah papahnya itu. Perkataan dari papahnya, membuat Aldi memikirkan wanita itu lagi.

Wanita yang dulu pernah membuat Aldi merasakan manisnya cinta. Membuat Aldi hingga berubah, sampai tahu apa arti cinta yang sesungguhnya. Wanita yang dulu, yang pernah masuk kedalam kehidupan Aldi.

Wanita itu yang membuat Aldi merubah segalanya. Tapi kemana wanita itu? Kenapa ia tak ada disisi Aldi?

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang