Hari ini adalah hari terakhir bagi Azam dan Zahra berada di pesantren. Pernikahan sudah dalam waktu dekat. Jadi mereka harus mempersiapkan segala sesuatunya.
Selesai mengajar, Zahra langsung duduk dikantor. Dan merapihkan kertas dan buku-buku yang ada di mejanya. Karena ini hari terakhirnya mengajar dan berada di pesantren. Zahra sudah merapihkan semuanya, begitu juga yang ada dikamarnya semuanya sudah rapih. Mengingat sebentar lagi akan pulang. Jadi Zahra sudah menyelesaikan semuanya.
Sesudah merapihkan segala barang yang ada diatas meja. Zahra terduduk dikursi miliknya. Berat rasanya jika harus meninggalkan pesantren. Pengalaman yang indah begitu ia rasakan ketika berada di pesantren ini. Dan dipanggil dengan sebutan Ustadzah pun ia merasa bangga sekaligus senang. Meski belum terlalu tahu banyak tentang agama. Tapi ia begitu senang para santri-santri dan pengajar memanggilnya dengan sebutan itu.
Zahra dan Azam pergi ke lapangan untuk perpisahan di pesantren. Sudah terkumpul para santri dan para pengajar disana. Zahra merasa makin berat untuk meninggalkan semuanya disini.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Salam Azam.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab semua orang yang ada di lapangan.
"Pertama-tama saya dan Zahra mau mengucapkan terima kasih pada Ustadz Fahmi dan Ustadzah Zainab yang sudah mempercayakan kami untuk mengajar di pesantren ini."
"Terima kasih buat Gus Ilham, Faqih dan serta pengajar ikhwan yang sudah berkenan menjadi teman saya ketika berada disini. Meskipun nanti saya sudah tidak mengajar disini. Tapi InsyaAllah pertemanan kita harus tetap terjaga."
"Terima kasih buat Ning Anisa, Lisa, Laila dan sekaligus Aisyah serta para pengajar akhwat lainnya yang sudah menerima Zahra sebagai teman anty semuanya. Terima kasih kepada para santri-santri yang sudah mau menerima dengan baik Zahra mengajar dikelas kalian semuanya."
"Terima kasih juga buat om Fahmi yang sudah mempercayakan Ara mengajar disini. Dan Ustadzah Zainab yang sudah menjadi ibu kedua buat Zahra ketika berada di pesantren ini."
Ustadzah Zainab memeluk Zahra dengan air mata yang sudah terjatuh.
"Sehat-sehat ya disana. Salam nanti buat bunda dan ayah kamu sama abang kamu."
Zahra mengangguk cepat serta sudah mengeluarkan air matanya.
Lalu Ning Anisa, Lisa, Laila serta Aisyah langsung memeluk Zahra. Mereka sangat sedih ketika Zahra ingin pamit ke rumahnya. Dan tidak akan mengajar disini lagi.
"Jangan lupakan kita ya Ustadzah." Ucap Ning Anisa mengusap air matanya.
Zahra mengangguk. "Iyaa pasti."
Lalu para santri yang lainnya ikut bersedih ketika pengajar mereka ingin pamit.
Azam pun saling berpelukan dengan Gus yang lainnya.
Azam dan Zahra sudah memegang kopernya.
"Ustadzah Fatimah ini buat Ustadzah." Ucap salah satu santriwati yang bernama Azmya mengulurkan kado kenang-kenangan untuk Zahra.
Lalu para santriwati yang lainnya pun memberikan kado tersebut pada Zahra. Sehingga Zahra kesulitan untuk menerimanya. Lalu Azam dan para pengajar lainnya ikut membantunya.
Azam dan Zahra menerima banyak hadiah dari para santri dan pengajar disini. Gus dan Ning lainnya sudah memasukkan hadiah ke dalam mobil mereka masing.
Jadi, Azam dan Zahra akan pulang pakai mobil masing-masing. Azam yang dijemput supir pribadi rumahnya. Begitu juga dengan Zahra, ia dijemput oleh supir rumahnya. Rey dan Aurel masih sibuk dengan anak mereka yang baru berusia 1 bulan itu.
Ayah dan bunda tengah sibuk mempersiapkan pernikahan putri mereka. Sehingga Ayah memutuskan untuk supir rumah menjemput Zahra.
"Terima kasih semuanya. Kami pamit dulu. Assalamualaikum." Ucap Azam dan Zahra pamit.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."
"Hati-hati Ustadz dan Ustadzah." Ucap para santri.
Lalu Azam dan Zahra memasuki mobil mereka masing-masing. Para santri dan pengajar melambaikan tangan pada dua orang tersebut yang akan menjadi sepasang kekasih halal.
Zahra lagi-lagi menangis melihat mereka semuanya. Pengalaman indah mengajar di pesantren ini tak akan ia lupakan.
Mobil sudah melaju keluar dari pesantren. Kini ia akan pulang ke rumahnya. Begitu juga dengan Azam.
Ponsel Zahra bergetar. Panggilan masuk dari Rey.
"Assalamualaikum ra?" Salam Rey lewat telepon.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab Zahra.
"Sudah jalan?"
"Sudah. Ini baru jalan."
"Yasudah hati-hati ya. Abang tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum."
"Iya bang. Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."
Setelah berbicara dengan abangnya lewat telepon. Zahra menikmati perjalanan arah pulang. Sesekali ia menatap pemandangan serta kendaraan yang begitu ramai. Sampai-sampai ia mengantuk. Lalu tertidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/235154421-288-k310629.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...