61

215 20 0
                                    

Hari ini adalah hari pernikahan Aldi dan Jessica. Zahra sudah bersiap untuk menuju tempat pernikahan mereka. Rey yang akan mengantar adiknya itu. Rey tidak mau terjadi apa-apa padanya. Semenjak kejadian Syukron waktu sekolah dulu. Rey jadi semakin ketat untuk menjaga adik perempuannya itu.

Rey selalu bilang jika adiknya itu wanita yang harus dijaga. Karena penampilannya yang sudah berbeda. Jadi Rey ini semakin protektif pada Zahra jika ingin bepergian.

Sudah sampai ditempat pernikahan. Mungkin akad sudah dilaksanakan. Jadi tamu undangan juga cukup ramai. Dan ada saja yang menikmati hidangan. Ada saja yang meminta foto pada pengantin.

Zahra dan Rey memasuki gedung pernikahan. Acara megah dan sangat mewah. Zahra tertuju dengan pengantin wanita. Ia menatap tak percaya dengan sosok Jessica yang berbeda. Ia mengenakan hijab disaat pernikahannya.

"Apa ini benar Jessica?" Ucap Zahra. Lalu Rey menatap sang pengantin tersebut.

"Sepertinya banyak perubahan ya ra. Pakai jilbab."

"Zahra seneng banget bang. Alhamdulillah Jessica berubah."

"Yuk, gandeng tangan abang nih. Nanti dikira pasutri entar." Ucap Rey sambil ngakak dan tangan kirinya sudah berkacak ke pinggangnya.

"Ihh abang!." Lalu Zahra masuk ke dalam tangan Rey.

Nanti bila orang melihat. Pasti mereka akan berfikir jika adik dan kakak itu sebagai pasutri. He-he.

Aldi menatap Rey. Ia mengingat jika itu abangnya Zahra. Tapi Aldi cukup asing dengan wanita bercadar yang menggandeng lengannya.

"Bang Rey sudah beristeri."  Batin Aldi.

"Selamat Al, udah sold out duluan nih kayaknya. Adek saya belum nih." Ucap Rey bercanda sedikit.

"Makasih bang sudah datang."

"Ini isteri abang?" Tanya Aldi.

Rey menyengir. "Ini Zahra, isteri saya dirumah."

Jessica dan Aldi menatap tak percaya.

"Bercadar? SubhanAllah.." ucap Jessica.

Dengan cepat Zahra memeluk Jessica. Jessica merasa senang. Begitu juga dengan Zahra.

"Kamu berubah sekarang. Kamu berjilbab jess?" Jessica mengangguk.

"Apa kabar kamu?" Tanya Jessica.

"Alhamdulillah khayr."

"Syukurlah.."

"Tapi abis ini bakal nyusul gak nih sama cowok yang dicintai waktu sekolah?" Tanya Aldi bercanda. Lalu Rey, Aldi dan Jessica sedikit tertawa mengejek Zahra.

"Wahh bumil nih. Udah berapa bulan?" Tanya Aldi melihat pasutri Amel dan Yoga yang sedang mengandung 5 bulan. Lalu melihat pasutri Ervan dan Arsyla.

Mereka juga sudah menikah. Tetapi Amel sudah berisi. Isteri Ervan yang belum, mereka baru menikah 3 bulan yang lalu. Jadi masih pengantin baru. Tetapi Arsyla, iterinya Ervan juga mengenakan hijab.

"Ini Yoga sama Amel? Udah nikah?" Tanya Zahra tak percaya melihat perut Amel yang sudah kelihatan sedikit membesar.

"Iyaa.. mereka sudah menikah, apalagi Ervan sama Arsyla baru menikah 3 bulan yang lalu."

"Siapa nih Jess?" Tanya Ervan merasa asing dengan wanita bercadar itu.

"Ini Zahra." Ucap Jessica.

"Wahh Zahra?" Ucap mereka berbicara dengan bersamaan.

Amel langsung memeluk Zahra. Zahra juga melihat perubahan semuanya. Amel juga sudah mengenakan hijab sekarang.

"Kabarnya gimana ra?" Tanya Amel.

"Alhamdulillah khayr."

"Syukurlah kalo gitu. Kapan nyusul nih, kita-kita semua sudah pada nikah hehe.."

Zahra tersenyum teman-temannya sewaktu sekolah sudah pada menikah. Rupanya mereka semua menikah muda.

Lalu mereka berfoto dengan sang pengantin.

Zahra dan Rey terduduk. Mereka menyantap hidangan yang ada dimeja.

Zahra Melirik sebentar pada sosok pria yang sedang berjabat tangan dengan Aldi. Jantung Zahra berdebar. Tak menyangka Azam datang kesini juga.

"Ada Azam tuh." Ucap Rey melihat ke arah Azam.

"Kayaknya ada yang berdenyut-denyut nih jantungnya." Ledek Rey.

"Banggggg!!"

Azam melihat wanita bercadar dan Rey. Sudah tidak salah lagi itu Zahra dan abangnya pikirnya. Lalu ia menyusul ke arah mereka.

"Assalamualaikum." Salam Azam.

Zahra langsung terkejut. Air minumnya sampai ingin terjatuh dengan kedatangan Azam ditempatnya.

Rey yang melihat adiknya itu langsung salah tingkah. Hanya sedikit tersenyum.

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."

"Abang disini juga? Mengantar Zahra?" Tanya Azam.

"Duduk dulu." Kata Rey.

Lalu Azam duduk disebelah Rey.

"Iyaa nganter Zahra nih. Temen-temennya udah pada nikah. Zahra belom, padahal jodohnya sudah ada nih." Ucap Rey. Zahra langsung menatap padanya.

"Sudah ada bang?" Tanya Azam panik.

"Iyaa sudah ada. Di depannya."

Azam sontak langsung salah tingkah ketika tahu ucapan Rey.

"Kapan nikah Zam?" Tanya Rey.

"InsyaAllah saya secepatnya bang. Soalnya nanti saya akan melamar calon isteri saya nanti." Ucap Azam membuat Zahra terkejut.

Zahra sedikit menghela nafas. Secepatnya Azam akan meminang sahabatnya itu.

"Calon isterinya orang mana?" Tanya Rey.

Lalu Azam berbisik ke telinga Rey. Membuat Rey terkejut.

"Oooh.. mau melamar Aisyah? Deket yah nanti besannya." Ucap Rey sedikit meninggikan suara.

"Iya bang."

Zahra hanya menunduk. Abangnya mendukung Azam daripada dirinya itu.

"Bang pulang." Ucap Zahra.

"Yasudah iyaa.. pulang dulu ya Zam." Ucap Rey sambil menepuk bahu Azam.

"Saya juga mau pulang."

"Bawa mobil?"

"Iyaa.."

"Yasudah ayok!"

Rey, Zahra dan Azam berpamit dulu pada pengantin dan keluarga pengantin untuk pulang. Zahra juga berpamit pada Amel, Yoga, Ervan.

Setelah itu mereka berjalan ke parkiran untuk pulang.

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang