Keesokan harinya. Zahra, Bunda, Ayah, Rey dan Aurel. Sudah menuju pesantren milik adik dari sang Ayah. Rey dan Aurel menaiki mobil terpisah. Sedangkan Zahra, ia satu mobil dengan orang tuanya.
Sepanjang perjalanan. Zahra sesekali menghembuskan nafasnya. Keputusan ini memang sangat cepat untuk ia ambil. Tapi bagaimana pun. Ia ikhlas menolong omnya itu.
Beberapa jam lamanya. Akhirnya mereka sampai disebuah pesantren besar. Yang sangat besar. Dan mempunyai fasilitas bagus. Mereka turun dari mobil. Lalu, Ayah Rama. Mengangkat koper besar milik Zahra.
Rey mendorong koper tersebut. Sedikit berat. Karena memang koper tersebut berukuran besar.
Mereka memasuki ruangan pemilik pesantren tersebut. Lalu duduk diruang tamu. Fahmi mengucap salam. Berjabat tangan pula. Dan setelah itu ia duduk.
"Gimana, Zahra jadi bantu om?" Tanya Fahmi sopan.
Kemudian, Zahra hanya mengangguki.
"Iya. Paling nanti Zahra akan seminggu dua kali ke jakarta. Untuk kerja dikantor nanti." Ucap Rama. Yang hanya diangguki oleh Fahmi.
Lalu, Zainab. Isteri dari Fahmi itu. Meletakkan beberapa gelas teh hangat, serta cemilan yang ia siapkan tadi.
"Anak kamu mana?" Tanya Bunda Rita.
Kemudian gadis kecil yang baru berusia 5 tahun itu. Duduk disamping Fahmi. Gadis kecil itu bernama Alya Nisa Dzakiyyah. Yang biasa dipanggil Alya.
"Ini anak saya." Ucap Fahmi. Sambil memangku anaknya itu.
"Cantik sekali. Lucu!!" Ucap Aurel.
Zahra tersenyum. Anak kecil ini sangat cantik. Mirip pada Fahmi.
"Silahkan diminum dulu." Ucap Zainab ramah.
Kemudian mereka menikmati teh hangat. Dan beberapa cemilan.
"Assalamualaikum." Ucap Aisyah.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab mereka.
"Lho itu bukannya Aisyah?" Tanya Bunda Rita.
"Itu bukannya keluarganya Zahra? Ada apa kesini?" Batin Aisyah.
"Sudah pada kenal dengan Aisyah?" Tanya Fahmi menatap ke arah Aisyah.
Aisyah menghampiri mereka. Dan berjabat tangan.
"Itu temen Zahra om." Ucap Zahra. Dan Aisyah langsung membulatkan matanya.
"Itu kan suara Zahra? Dia bercadar sekarang?" Batin Aisyah.
Fahmi dan Zainab hanya mengartikan perkataan dari Zahra.
"Ada apa Syah?" Tanya Zainab.
"Ustadzah dipanggil sama anak-anak kelas 10." Ucap Aisyah. Dan Zainab berpamit untuk ke kelas terlebih dahulu.
"Zahra boleh pamit sebentar? Mau berbicara sama Aisyah." Ucap Zahra. Dan mereka keluar.
Aisyah masih bingung. Mengapa Zahra dan keluarganya bisa ada disini? Ia pun juga cukup senang bisa bertemu dengan sahabatnya. Yang sudah lama tak jumpa itu.
"Syah? Kamu kok dipesantren ini?" Tanya Zahra penasaran.
Aisyah menghembuskan nafas. "Aku ngajar disini." Dan membuat halis Zahra bertaut.
"Mengajar?" Aisyah hanya mengangguki.
Aisyah menceritakan dari awal ia masuk kuliah. Ia ditawarkan oleh Fahmi. Untuk mengajar dipesantrennya. Lalu, Aisyah menerimanya. Ia membagi waktunya antara mengajar. Dan masuk kuliah. Sudah 4 tahun ia mengajar dipesantren milik om dari Zahra itu.
Zahra hanya mengartikan cerita awal mula. Aisyah mengajar disini.
"Azam juga mau mengajar disini." Ucap Aisyah. Membuat Zahra langsung menoleh padanya.
"A-Azam?" Tanyanya memastikan perkataan Aisyah. Aisyah menganggukinya dengan senyuman lebar.
Aisyah lagi-lagi menceritakan. Bahwa Fahmi sempat bilang. Jika kekurangan sang Ustadz. Jadi, Fahmi menyuruhnya untuk mencari yang mau mengajar dipesantren ini. Dan Azam pun sempat mengabari. Jika ia menerima tawaran mengajar dipesantren ini.
Zahra tak percaya. Jika Azam akan mengajar disini. Bahkan, semuanya sangat kebetulan. Ia pun bertemu Aisyah dipesantren ini. Benar-benar diluar dugaan, pikirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...