Aisyah ingin menghampiri Azam. Ia melihat Azam terduduk ditempatnya. Dikantor ramai para pengajar santri-santri. Jadi mereka baru selesai mengajar. Dan sekarang istirahat ditempatnya masing-masing.
Ragu. Aisyah takut jika Azam sedikit tegas lagi ke padanya. Tapi ia juga niatnya baik, ingin meminta maaf. Aisyah menghela nafas. Tidak ada salahnya jika ia mencoba.
"Assalamualaikum." Salam Aisyah menghampiri Azam.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."
"Boleh bicara sebentar?" Perkataan Aisyah hanya di angguki oleh Azam.
Kemudian mereka keluar. Dan berbicara di depan kantor.
"Aku mau minta maaf atas kejadian kemarin di mushola." Ucap Aisyah.
Azam menghela nafas. "Gak perlu dipikirin. Saya sudah memaafkan."
"Alhamdulillah. Syukron ya Zam."
Azam hanya mengangguki.
"T-tapii.."
Azam melirik sekejap ke arah Aisyah.
"Ada apa?"
"Aku lihat-lihat secara gerak-gerik Zahra sepertinya suka sama kamu."
Azam langsung menatapnya. "Maksudnya?".
"Zahra suka sama kamu!" Ucapan Aisyah sedikit terdengar oleh Zahra, Ning Anisa, Lisa, Laila yang ketika ingin masuk ke dalam kantor.
Mereka berempat menghentikan langkahnya. Zahra shock ketika Aisyah berbicara seperti itu pada Azam. Ia merasa bodoh bahwa perasaannya sudah terlihat oleh orang lain. Sedangkan Anisa, Lisa, Laila. Mereka menatap pada Zahra.
"Boleh aku minta untuk kamu menjaga jarak sama Zahra?" Pinta Aisyah.
Azam membenarkan kopyahnya. Ia tak sengaja melirik ke arah samping kanan. Dan melihat Zahra serta Anisa, Lisa, Laila disana.
Zahra memasuki kantor. Dan disusul dengan tiga kawan tersebut dibelakangnya.
Azam mengusap wajahnya. Pasti Zahra mendengar pembicaraan dirinya dan Aisyah.
"Ibu bilang kamu waktu itu menatap foto kamu dan Zahra ketika diatas panggung waktu perpisahan sekolah."
Azam langsung menatap pada Aisyah.
"Apa ibu waktu itu masuk ke dalam kamar. Terus lihat hp, pas banget lagi nyala. Dan waktu itu pas pada saya lagi lihat foto dengan Zahra." batin Azam.
"Terus aku juga menyangka bahwa Zahra suka sama kamu."
"Gimana kamu tahu bahwa Zahra suka sama saya? Itu sangat tidak mungkin." Ucap Azam.
"Terus kamu berharap bahwa Zahra memang benar-benar suka sama kamu?"
Aisyah tersenyum miris. "Iya kan?"
"Jawab Zam."
"Syah, saya tidak mau tambah pusing dengan pikiran saya saat ini. Saya permisi, Assalamualaikum."
Aisyah meneteskan air matanya. "Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."
"Kenapa Zam? Kamu berat untuk mengatakan itu semua, karena kamu juga mempunyai perasaan yang sama?" Batin Aisyah.
Zahra keluar dari kantor. Ia melihat Aisyah sedang menangis. Zahra menautkan halisnya. Dan menghampiri Aisyah.
"Assalamualaikum, Syah kamu kenapa?"
"Waalaikumsallam. Ini semua ada kaitannya dengan kamu." Ucap Aisyah sambil menunjuk pada Zahra.
"Kita memang mencintai satu laki-laki yang sama. Cuma cara kita berbeda ra."
Ucapan dari Aisyah membuat Zahra terkejut mendengarnya. Aisyah memang benar-benar tahu perasaannya.
"Tapi apa aku boleh minta satu permintaan ra?"
"A-apa Syah?"
"Kamu harus jaga jarak sama Azam. Dia calon suami aku!"
Perkataan dari Aisyah yang sangat tegas itu membuat Zahra kaget. Dan Ning Anisa, Lisa, Laila. Mereka yang keluar dari kantor pun terkejut dengan perkataan Aisyah.
Lalu Aisyah pergi. Ia mengusap air matanya yang terus berjatuhan itu.
Zahra memegang dadanya. Sakit bila Aisyah sudah kecewa dengannya. Sakit juga bila ia harus menjaga jarak dengan Azam. Tapi, ia harus melakukan itu. Ia tidak boleh ikut campur dengan mereka.
"Ustadzah gapapa?" Tanya Ning Anisa.
Zahra menatap ke arah mereka. Lalu menggelengkan kepalanya.
"Enggak papa. Assalamualaikum." Zahra pergi meninggalkan Anisa serta lainnya.
Anisa, Lisa, Laila menatap sedih dengan kepergian Zahra. Mereka sudah tahu tentang permasalahan Zahra saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...