9

213 33 0
                                        

Jam pelajaran terakhir telah selesai..
Kini semua murid berbondong-bondong untuk keluar kelas karena ingin pulang ke rumah mereka masing-masing.

Zahra yang sudah dilapangan untuk menuju gerbang dan menunggu abangnya menjemputnya.

Sedangkan Aisyah, ia tadi berpamit ingin ke toilet terlebih dahulu karena sudah kebelet.

Azam melihat Zahra yang sepertinya sedang menunggu angkutan umum. Segera ia menuju untuk ke sana.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Azam mensejajarkan dirinya disamping Zahra.

Hanya sekitar berjarak sekitar satu meter saja diantara mereka.

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh" jawab Zahra.

"Kamu mau apa lagi?" Lanjut Zahra.

"Saya mau minta maaf ra!" Kini Azam melirik Zahra dari arah samping.

"Buat apa kamu minta maaf?" Kini Zahra rasanya tak mau berbicara terlebih dahulu dengan Azam.

"Saya salah ra, saya sudah sedikit membentak kamu."

Zahra rasanya susah sekali untuk berbicara dengan Azam setelah kejadian itu.

Zahra hanya diam saja sembari memalingkan wajahnya.

"Saya tahu mungkin kamu tidak memaafkan saya." Azam hanya berpasrah jika Zahra tak mau memaafkannya.

"Kamu sebaiknya pulang, jangan disini." Zahra bukannya mengusir, hanya saja diwaktu sekarang ini ia tak mau berbicara terlebih dahulu dengan Azam.

"Kamu mengusir saya ra?" Kini mereka berhadapan.

"Bukannya gitu, kalo Aisyah ngelihat gimana? Nanti dia berpikiran yang aneh-aneh zam!"

Sebenarnya dibelakang mereka Aisyah sudah melihat mereka. Dan Aisyah sempat berfikir bahwa sejak kapan mereka dekat?
Kenapa Aisyah tak pernah tahu ini?

"Kamu sepertinya bohong. Kamu ingin saya pergi dari sini, iya kan?" Perkataan Azam membuat Zahra melirik ke arah Azam.

Sebenarnya dari keberadaan Aisyah, ia ingin sekali untuk menyusuli mereka. Tapi, biarkan saja. Ia hanya mau melihat mereka terlebih dahulu.

"Kalo iya kenapa?" Kini Zahra hanya menundukkan dirinya.

Azam hanya mengusap wajahnya.
"Kamu tidak mau memaafkan saya ra?" Perkataan kali ini Azam berharap zahra untuk memaafkannya.

Mobil Rey sebenarnya sudah sampai, hanya saja sedikit terlalu jauh dari gerbang sekolah. Karena ingin melihat adiknya dengan Azam.

Zahra membuang nafasnya secara perlahan.
"Zahra udah maafin, tapi Zahra minta Azam pulang dulu. Kalo abang Zahra ada bisa gawat!"

Azam memberi senyuman manisnya.
Zahra yang melihatnya hanya menahan jantungnya yang sudah berdegup kencang.

"Alhamdulillah kalo kamu sudah memaafkan saya. Emangnya abang kamu mau menjemput ra?"

Zahra hanya melamun. Ia memegang jantungnya yang sedari tadi sudah tak beratur itu.

"Ra!"

"Ra!"

"Zahra kamu kenapa?"

"Ha? Eng-nggak! Nggak papa"

"Duh kok abang lama banget ya?" Batin Zahra.

Rey yang tahu adiknya itu. Hanya tersenyum kecil ketika Zahra gerogi tadi.

Rey melajukan mobilnya dan berhenti di depan mereka.

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang