Zahra membulatkan matanya tak percaya. Jadi Aldi bersikap aneh selama ini. Karena ia menyukai dirinya. Benar-benar tak menyangka.
Tapi, kenapa cowok seperti dia tak bisa mengungkapkannya secara langsung? Biasanya lelaki-lelaki lain langsung mengatakannya.
Huft! Bagaimana ini? Zahra merasa bersalah. Ia tak bisa membalas perasaan Aldi. Pasti Aldi sangat kecewa sekarang. Aldi memang baik. Ia juga ingin berniat belajar agama.
Zahra bingung dengan surat dari Aldi. Pasalnya, Aldi tak pernah menunjukkan rasa sukanya itu. Zahra hanya menganehkan sikapnya yang dingin seperti sekarang.
Zahra melirik surat yang satunya lagi diranjangnya. Ia mengambilnya. Jantungnya berdebar ketika memegang surat dari Azam. Ia merasa ragu untuk membaca surat itu.
Apa suratnya akan sama dengan surat Aldi? Menyatakan perasaan? Tapi rasanya tidak mungkin. Bagaimana mungkin Azam menyukai dirinya.
Zahra membuka surat itu. Lalu mulai membaca.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Afwan ra, saya sampai mengirim surat ini untuk kamu. Saya cuma mau bilang. Saya akan kuliah ke luar negeri. Jaga diri baik-baik ra."
"Dan semoga, kamu bisa mendapatkan jodoh yang baik. Aamiin. Saya tidak panjang lebar. Saya hanya menyampaikan itu saja. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh."
Fachrul Azam Ramadhan
Zahra menghela nafas. Azam kuliah diluar negeri? Zahra pun akan kuliah diluar negeri juga.
Azam bilang disurat itu semoga ia bisa mendapatkan jodoh yang baik. Apa nantinya Azam akan berjodoh dengan Aisyah? Sehingga ia bisa bercakap seperti itu.
Zahra menghempaskan tubuhnya diranjangnya. Sebentar lagi ia tidak akan bertemu dengan Azam.
Drrrrtttt!!
Ponsel Zahra bergetar.
Ia membuka WhatsApp. Isi chat grup kelasnya ramai.
Ternyata foto-foto ia dan Azam ketika berada dipanggung waktu pagi tadi. Rupanya ketika mereka berdua tertawa lepas. Sang photograper memotonya.
Zahra tersenyum melihat foto-fotonya dengan Azam. Ada yang ekspresi kaku. Tersenyum manis. Bahkan tertawa lepas.
Isi chat grup pun ramai berbicara. Bahwa dirinya dan Azam memang sangat serasi.
"Andai saja, menghilangkan rasa semudah menghembuskan nafas, Andai." Batin Zahra.
____
Dikamarnya. Azam masih melihat foto dirinya dan Zahra. Ia tersenyum tipis. Tak menyangka, waktu berlalu begitu cepat.
"Aku takkan berjanji akan menungggumu. Tapi bila kita berjodoh. Saya yakin hatimu dan hatiku takkan berubah sampai dipertemukan kembali." Ucapnya dengan berat.
Tok tok!!
Pintu kamar Azam ada yang mengetuk. Ia meletakkan ponselnya begitu saja diranjangnya. Lalu ia membuka pintu kamarnya.
"Lho Zam. Belum makan?" Tanya ibunya.
"Belum bu."
"Yasudah makan. Lauknya masih banyak. Ayo turun dulu."
"Iya bu." Lalu Azam turun. Dan mengisi perutnya.
Bu Runi ingin menutup pintu kamar Azam. Tetapi matanya menyipit ke arah ponsel Azam. Bu Runi melihat ponsel puteranya itu. Rupanya Azam sedang melihat foto dirinya dan Zahra.
"Apa Azam suka dengan Zahra?" Pikir bu Runi.
"Tetapi keputusan ini mungkin akan lebih baik." Ucap bu Runi.
Bu Runi meletakkan ponsel Azam. Ia menutup pintu kamar. Dan turun menyusuli Azam yang sedang mengisi perutnya itu.
"Zam." Ucap bu Runi. Dan duduk disamping Azam.
Azam menatap ibunya. "Ada apa bu?"
"Kamu cinta sama Zahra?"
Perkataan dari ibunya membuat Azam terkejut bukan main. Ia sampai tersedak mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut ibunya itu.
Azam meneguk air putihnya.
"Maksudnya bu?" Tanya Azam tak mengerti.
"Sudah cakap saja yang sebenarnya."
Sulit sangat sulit. Entah bagaimana harus membalas perkataan ibunya.
Bu Runi melihat puteranya yang terdiam. Rupanya Azam memilih diam. Daripada membalas pertanyaan sulit ibunya itu.
"Ibu sudah menjodohkan kamu Zam. Dengan wanita lain." Ucap bu Runi. Dan kemudian ia beranjak dari tempat duduknya. Lalu masuk ke kamarnya.
Sudah Azam duga. Ibunya pasti begini. Sudah mempersiapkan wanita pilihan yang terbaik untuk dirinya.
Azam tak ambil pusing. Ia melanjutkan makannya lagi.
Tapi jika dipikir-pikir. Bagaimana ibunya bisa menanyakan seperti itu?
____
Azam dijodohin sama siapa nih?
![](https://img.wattpad.com/cover/235154421-288-k310629.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...