Zahra sudah dua hari pulang ke rumahnya. Akibat ia membantu Ayahnya dikantor. Esok, ia akan pergi ke pesantren lagi. Hari sudah malam, tetapi ia masih menikmati angin malam dibalkon rumahnya.
Ting!
Ponselnya berdenting. Ada pesan masuk.
Ia melihat gambar undangan pernikahan. Atas nama Muhammad Aldi Pradika dan Jessica Amelia Pradista.
Nomor asing itu ternyata Jessica. Ia mengabari bahwa ia dan Aldi akan menikah minggu depan. Jadi Jessica meminta agar dirinya bisa hadir dihari bahagianya.
Zahra merasa sangat senang. Ternyata Aldi bisa secepat ini melupakannya.
"Syukurlah." Ucap Zahra.
Zahra masih melihat foto undangan tersebut. Akhirnya Aldi sebentar lagi akan memulai hidup baru. Dengan Jessica teman dekatnya. Zahra menitikan air mata. Ia bahagia Aldi akan menikah. Ia juga merasa sedikit bersalah, jika ia dulu tak bisa membalas perasaannya.
Zahra menyimpan nomor Jessica tersebut. Lebih baik ia mengistirahatkan tubuhnya. Angin semakin dingin waktu juga sudah mulai larut.
____
Zahra bersiap diri untuk balik lagi ke pesantren. Bundanya sampai membawakan beberapa cemilan dan minuman untuknya disana.
Hari ini ia akan di antar oleh Rey. Ayahnya meminta jika Rey yang mengantar Zahra. Karena Rama sedang sibuk hari ini. Dan Rey, ia tak boleh ke kantor dahulu oleh Rama. Karena harus mengantar adiknya itu.
"Udah semuanya ra?" Tanya Rey.
"Udah bang."
"Sayang, hati-hati yah." Bunda memeluk Zahra.
"Rey hati-hati bawa mobilnya jangan ngebut."
"Iya bun. Kita pamit dulu, Assalamualaikum."
Rey dan Zahra mencium punggung tangan Bundanya. Mereka memasuki mobil. Dan mobil Rey meninggalkan rumah.
Di dalam perjalanan. Zahra hanya memperhatikan kendaraan yang sedikit ramai.
"Kak Aurel sebentar lagi mau 7 bulan bang?" Tanya Zahra.
"Iya sekitar dua minggu lagi. Nanti dirumah mau acara tujuh bulanan. Kamu nanti harus dateng ya."
Zahra mengangguk. "Bayinya cewek apa cowok?"
"Kata dokter sih cowok."
Zahra lagi-lagi mengangguki. "Nanti mau ngikutin babanya ni!!"
"Iyaaalah!!"
"Mmm bang."
"Apa?"
"Masih inget gak sama Aldi?"
Halis Rey bertaut. "Inget. Kenapa?"
"Aldi mau nikah minggu depan. Sama Jessica temennya sendiri. Zahra seneng banget."
"Senengnya?"
"Aldi bisa melupakan Ara secepat itu."
"Aldi suka sama Ara? Sejak kapan?"
"Pas sekolah sih. Perpisahan waktu itu Aldi kasih Ara surat. Dan isinya dia mengutarakan perasaannya. Katanya seinget dulu.. waktu itu Aldi bakal belajar agama sedikit demi sedikit. Semogaa Aldi menjadi lebih baik si."
"Kamu kapan nikah? Orangnya udah ada lagi disini." Ejek Rey.
Zahra menatap ke arah Rey. "Abang!!"
Rey menggelakkan tawanya.
Tak terasa banyak percakapan yang di obrolkan di dalam mobil. Kini mereka sudah sampai dipesantren. Sebelum Zahra membuka pintu mobil. Ia melihat Azam terduduk di dekat pohon.
"Itu siapa tuh?" Tanya Rey sambil meledek.
"Bang!"
Rey membuka bagasi mobil. Membawa tas besar milik Zahra.
Melihat kedatangan Zahra yang baru sampai dipesantren. Azam mendirikan tubuhnya. Lalu mencium punggung tangan Rey.
"Sehat Zam?"
"Alhamdulillah." Ucap Azam berat.
"Saya mau mengantar Ara dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."
Zahra memikirkan cara bicara Azam tadi. Kenapa ia sangat lesu? Ada apa?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...