46

167 23 2
                                    

Aisyah memasang wajah datar saat tiba dikantor. Lalu Ia duduk ditempat kursi miliknya. Zahra sekilas melihat kedatangan Aisyah. Tapi ia menatapnya dengan aneh. Ada apa dengan Aisyah? Apa ia baik-baik saja? Pikirnya.

Zahra memutuskan untuk mendekat ke arahnya. Dan mencoba menanyakan tentang kondisinya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab Aisyah dengan suara kecil.

"Kamu kenapa?"

Aisyah menatap sekejap ke arah Zahra. Lalu ia tersenyum miris.

Aisyah menggelengkan kepala. Tanpa mau membalas perkataan Zahra.

Zahra khawatir. Apa dirinya punya salah pada Aisyah.

"Tapi Aisyah kamu beneran gapapa?" Tanyanya sekali lagi.

"Enggak. Aku gak papa." Ucap Aisyah dengan senyum tipis. Padahal dalam hatinya ia sedang kecewa. Apalagi dengan orang yang di hadapannya.

Zahra sedikit berpikir. Jika Aisyah tak mau membagi ceritanya. Ia mulai tak terbuka dengan Zahra.

"Assalamualaikum." Salam Gus Ali memasuki kantor.

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab mereka.

"Ustadzah Zahra. Dipanggil sama Ustadzah Zainab." Ucap Gus Ali.

Zahra hanya mengangguki perkataan Gus Ali itu.

"Zahra pamit dulu ya syah. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."

Zahra berjalan lebih dulu. Sedangkan Gus Ali, ia berjalan dibelakangnya. Zahra seketika menghentikan langkahnya. Ia melirik ke samping. Rupanya Gus Ali dibelakangnya. Zahra sedikit tak nyaman.

Gus Ali maju. Tetapi menjaga jarak dengan Zahra. Ia mengukir senyumnya. Bahwa ia tahu, mungkin Zahra tak nyaman bila ia berjalan dibelakangnya.

"Afwan, saya berjalan dibelakang kamu. Saya duluan. Assalamualaikum." Gus Ali berjalan lebih dulu.

Syukurlah bila Gus Ali mengerti. Rupanya ia lelaki yang peka. Eh! Kenapa mikir sampai kesana? Astaghfirullah!.

Sudah sampai dirumah Ustadzah Zainab. Zahra mengucap salam. Lalu ia duduk disamping Ustadzah Zainab.

"Zahra boleh minta tolong?" Tanyanya dengan ramah.

"Minta tolong apa Ustadzah?"

"Saya ada kesibukan dulu. Karena saya mau bantuin Ayah Fahmi. Ia sedikit sibuk di dalam. Kasihan. Jadi Zahra boleh nemenin Alya main sebentar? Kalo keberatan gapapa."

Zahra menganggukinya. "Mau Ustadzah."

"Sayang. Ini namanya Ustadzah Zahra kamu main sebentar yaa sama Ustadzah Zahra. Ibu mau bantuin Ayah dulu. Sebentar kok."

Lalu gadis kecil itu menyetujui perkataan ibunya. Alya mendekat ke arah Zahra. Zahra mengelus kepala Alya. Ia sangat senang dengan anak kecil.

Zahra mengajaknya untuk pergi ke taman. Entah mengapa tempat itu sangat indah. Ini tempat favorit bagi Zahra selama dipesantren.

Mereka bermain disana. Usai bermain boneka barbie. Zahra menceritakan dongeng Rapunzel. Alya sangat gembira ketika di ajak main bersama Zahra. Ia tak henti-hentinya meledakkan tawanya.

Setelah beberapa menit dongeng yang dibacakan Zahta itu selesai. Zahra mengajar Alya mengaji Iqra. Suaranya sangat lucu! Alya memang menggemaskan. Zahra sedikit tersenyum ia sedikit membayangkan ketika jadi seorang ibu. Mungkin sangat menyenangkan jika sudah punya anak nanti.

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang