"Assalamualaikum" ujar dua orang lelaki, sembari mengetuk pintu rumah Zahra.
Zahra beserta Bundanya sedang memasak di dapur, dengan mendengar suara ketukan pintu rumahnya.
"Tengok gih" ujar Rita, Bunda Zahra.
"Siapa ya bun? Pagi-pagi udah ada yang bertamu." Ujar Zahra dengan memotong wortelnya.
"Ya mangkanya kamu yang buka pintunya." Ujar Bunda.
Zahra berjalan menuju ke arah pintu rumahnya. Dan membukanya, terkejut! Zahra melihat kedua lelaki yang di depannya. Dan memeluknya dengan rasa rindu yang ia pendam selama beberapa bulan lalu.
"Ayahhhhh!!!" Zahra menangis dipelukan ayahnya yang bernama Rama.
Rama mengusap pucuk kepala Zahra dengan perlahan. "Salamnya belum dijawab." Ujar Rama.
"Tahu kebiasaan Ara nih, gak kangen sama abang." Ujar Rey, abang Zahra.
Lalu Zahra berpindah memeluk sang kakak. "Waalaikumsallam"
"Zahra juga kangen sama abang." Zahra mengeratkan pelukannya kepada Rey.
Rita terheran dengan Zahra yang tak memasukkan tamunya untuk masuk ke dalam rumahnya. Sehingga ia memutuskan untuk menengoknya ke depan.
"MasyaAllah kok bukannya masuk, malah disini aja. Kok gak bilang juga kalau datengnya hari ini si." Bunda Rita mencium punggung tangan suaminya.
"Iyaa.. sekarang ayah sama Rey disini. Rey mau kuliah disini juga. Jadi nanti ayah gak perlu keluar kota lagi. Urusan disana udah beres." Ujar Rama.
"Mmm yaudah, yuk masuk yuk." Ujar Bunda Rita.
"Ini Ara gak mau lepas bun, masa Rey dipeluk terus. Emang si Rey ngangenin, ganteng juga, mangkanya Ara nempel terus nih." Cibir Rey.
Zahra memang belum melepaskan pelukannya kepada abangnya itu. Ia masih tersedih, ayah sama abangnya tak berbicara dahulu ketika mereka akan datang hari ini juga.
Zahra mencubit pinggang Rey dengan perlahan "ihh abang!" Ujar Zahra dengan mencebikkan bibirnya.
"Iya-iya, yaudah yuk masuk." Ujar Rey dengan mengusap pucuk kepala Zahra.
Dan keluarga Zahra memasuki rumahnya. Ayah Rama dan Rey baru saja datang dari bandung. Mereka sudah hampir 5 bulan tak pernah pulang. Karena Ayahnya yang sibuk dengan pekerjaannya, begitu juga dengan Rey ia sibuk dengan perkuliahannya.
Rita dan Rama mereka mempunyai anak hanya dua saja. Anak pertama yang bernama Muhammad Reynadi Ramadhan, abang dari Zahra. Sedangkan anak kedua yaitu Fatimah Azzahra Ramadhani.
Rey dengan tipe lelaki yang tampan, ramah, baik. Ia juga cukup tahu agama. Abangnya ini penyayang terhadap Zahra. Rey, dia tidak pacaran. abangnya Zahra tak pernah memikirkan tentang wanita. Karena ia selalu santai dengan jodohnya yang akan datang nanti. Meskipun usianya sudah 20 tahun, tapi Rey masih santai. Ia tahu, meskipun ia belum pernah pacaran, tapi Allah sudah merahasiakan yang terbaik untuknya.
Sedangkan Zahra, ia cantik, baik. Orangnya selalu berusaha. Zahra pun belum pernah pacaran, ia dengan abangnya sama, tak pernah pacaran. meskipun Zahra saat ini sedang memikirkan seseorang yang ia adukan dengan sang ilahi disepertiga malamnya. Tapi, ia tidak boleh memikirkannya terlalu jauh, karena belum tentu orang yang selalu kita ceritakan kepada Allah akan menjadi milik kita. Manusia hanya bisa berencana, selebihnya Allah yang berkehendak.
Keluarga kecil mereka, saat ini tengah sarapan pagi. Masakan yang dimasak Zahra dengan bundanya itu sudah tersedia dimeja makan. Zahra dengan bundanya memasak sayur sop, dengan ayam goreng, tempe, tahu dan makanan lainnya yang bisa dibilang hanya sederhana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
TeenfikceNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...