29

120 19 0
                                    

Pertandingan motor yang mereka bincangi sewaktu pagi itu. Sekarang semuanya sudah siap di area tempat perlombaan.

Aldi, Jessica, Ervan. Hanya mereka yang mengikuti perlombaan itu. Amel dan Yoga tidak tertarik. Karena memang mereka dari dulu pikirannya selalu begitu.

15 orang yang mengikuti balapan ini. Sudah siap dengan kemenangan yang ingin diraih oleh mereka. Mesin-mesin motor mereka mulai menderu. Para pembalap yang sudah siap di garis start balapan.

Gadis yang memakai pakaian serba merah muda itu. Mendirikan bendera. Lalu, ia melemparkan bendera begitu saja. Artinya pertandingan pun sudah dimulai.

Para motor pembalap sudah menancapkan gasnya dengan kencang. Jessica, wanita yang hanya satu orang yang mengikuti perlombaan ini. Ia tak main-main untuk mengikuti perlombaan ini. Jessica memang di cap nakal. Tapi ia pintar memposisikan kenakalannya itu. Dia juga cukup baik.

Beberapa menit kemudian. Garis finish sudah di depan mata. Aldi dan Jessica sama-sama bersampingan. Kemungkinan diantara mereka ada yang memenangkannya. Atau dua-duanya?

Jessica lebih tajam menatap garis finish itu. Sorak meriah sudah terdengar sangat kencang. Terlebih lagi suara Amel yang sangat cerewet itu, terdengar kencang juga.

Jessica kali ini yang memenangkan perlombaan motor malam ini. Jessica membuka helmnya. Begitu juga dengan Aldi yang baru sampai di urutan kedua. Ia membuka helmnya. Dan di belakangnya. Di urutan ketiga. Ada Ervan yang baru saja sampai.

Ia membuka helmnya. Dan memberikan selamat kepada Jessica. Begitu juga dengan Aldi.

"Selamat ya jes. Gila lo bisa menang. Ngalahin gue lagi." Ucap Ervan dengan menepuk bahunya.

"Selamatttttt!! Gue kalah nih sama lo!" Kini Aldi mencubit hidungnya. Jessica mendengus kesal. Aldi selalu saja begini.

"Iye! Thanks sahabat gue." Ucap Jessica.

Lalu Jessica menerima uang 20 juta itu. Aldi pun menerima uang 10 juta itu. Dan Ervan menjadi juara ketiga. Menerima uang dengan berjumlah 5 juta.

Amel dan Yoga menghampiri mereka. Mereka mengucapkan selamat kepada sahabatnya. Karena semuanya mendapatkan juara.

Amel memeluk Jessica "yeayy!! Lo menang."

"Iyaa. Ini juga berkat lo do'ain gue. Haha!"

"Yuk balik." Aldi menepuk bahu Ervan.

Aldi dan yang lainnya sudah berjalan terlebih dahulu. Jessica masih sibuk dengan memasukan uangnya ke dalam tas ransel miliknya.

"Hai" ucapan seseorang itu membuat Jessica mendongak.

"Selamat lo menang. Gila ya. Cewek bisa menang juga." Seseorang itu mulai mendekat pada Jessica.

Jessica masih terdiam. Ia tak membalas perkataan cowok itu.

"Hei. Kenapa diem terus." Cowok itu menoel dagu Jessica.

"Apaan si!" Jessica ingin meninggalkannya. Tetapi lengannya dicekal oleh cowok yang bernama Ken itu.

Lengan Jessica masih dicekal olehnya. Jessica mulai dekat dengan tubuh Ken.

"Ayo nongkrong dulu bentar. Buru-buru amat." Ucapnya dengan terus menoel dagu Jessica.

Jessica menendang perut Ken. Ken sedikit mengaduh. Beraninya cewek ini menendang dirinya.

"Ikut gue ayo!" Ken menarik paksa Jessica. Jessica sudah menahannya tetapi ia tetap ditarik oleh Ken.

"Tolooong!!! Aldi, Ervan!!!!!!" Jessica meminta tolong.

Aldi dan Ervan yang mendengarnya membuat mereka berbalik arah. Dan mereka melihat Jessica ditarik paksa oleh seorang cowok.

Ervan menepuk-nepuk bahu Aldi. "Samperin Jessica. Ayo!" Mereka berlari.

Ervan menendang punggung yang bernama Ken. Cekalan lengan Jessica sudah terlepas. Jessica diminta mundur oleh Aldi.

"Jangan main kasar sama cewek!" Ucapan Ervan membuat Ken tersenyum remeh.

"Kenapa? Lo cowoknya dia? Sok jago banget." Kini Ken menepuk-nepuk bahu Ervan.

"Udah van. Jangan emosi. Gak usah berantem. Jangan ngotorin tangan lo." Ucap Aldi berusaha menenangkan emosi Ervan.

"Pergi lo!"

"Itu bukan cewek lo kan? Kenapa lo semarah ini bro!" Ken mulai memancing emosi Ervan lagi.

Jessica menatap Ervan khawatir. Aldi memicingkan matanya. Benar juga. Kenapa Ervan semarah ini?

Aldi melirik Jessica. Jessica merasa ketakutan. Meskipun ia sedikit nakal. Tapi bila ada cowok asing yang menggangguinya. Ia merasa sedikit takut jika lelaki itu mencoba bermacam-macam padanya.

Jessica menghampiri Ervan. Ia memegang lengannya. "Van. Udah pulang aja."

Ervan menatap Jessica yang menggeleng itu. Jessica harap Ervan tak melakukan adu tinju pada cowok asing tersebut.

Aldi masih menatap mereka.

"Van." Lagi-lagi Jessica menggeleng cepat. Mengartikan untuk tidak membalas perkataan yang memancing emosinya itu.

Ervan menghela nafas. "Gue bukan nyerah. Tapi awas kalo lo macem-macem. Sama cewek gue!"

Woawwh!!!

Cewek gaisss?

Hmmm. Ada apa nih?

Ken bertepuk tangan. "yahh.. cemen!"

Jessica berhasil untuk menarik Ervan. Agar tak perlu membalas celotehan Ken itu.

Aldi tak menyangka. Ervan bisa mengatakan bahwa Jessica ceweknya? Ada apa sebenarnya dengan Ervan?

"Lo gapapa?" Tanya Ervan. Dan membuat Jessica menggeleng.

"Sorry banget gue udah ngaku-ngaku cowok lo." Ucap Ervan lemah.

"Gapapa."

"Ada apa nih?" Tanya Yoga dan Amel. Menatap wajah mereka khawatir.

"Kemana aja lo berdua? Pacaran?" Ucap Aldi dengan tergelak.

Amel dan Yoga saling bertatap.

"Idiww!!" Ucap mereka bersamaan.

"Yaelah. Ngaku aja kali!"

"Apaan si Al. Ngaco lu!" Ucap Yoga.

Jessica tersenyum kecil. Ervan melihatnya sangat lega.

"Balik kuy!" Aldi menepuk bahu Ervan dan Jessica. Dan melengos pergi lebih dulu.

Akhirnya mereka meninggalkan area perlombaan itu.

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang