Zahra sudah kembali lagi ke pesantren. Kemarin ia pulang tiga hari untuk acara Jessica dan Aldi. Dan istirahat dirumahnya. Ayahnya sekarang tidak menyuruhnya untuk ke kantor. Karena selain penampilannya berbeda. Rey yang meminta pada Ayah agar Zahra tidak diperbolehkan untuk ke kantor. Karena takut terjadi hal-hal yang tak terduga. Yaah! Begitulah abang, yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk sang adik.
Dan pada saat tujuh bulanan kakak iparnya itu. Keesokan harinya Zahra langsung balik lagi ke pesantren. Di antar oleh Rey.
Zahra membawa dua plastik besar berwarna hitam. Ia ingin membagikan cemilan-cemilan yang tersisa di acara tujuh bulanan Aurel kemarin. Masih sedikit banyak, akhirnya Zahra membawanya ke pesantren.
Zahra masuk ke dapur pesantren dengan mengucap salam. Lalu setelah itu dibantu oleh Ning Anisa yang seorang diri disana. Nisa membantu Zahra yang membawa satu plastik itu.
"Ini apa Ustadzah?" Tanya Ning Anisa.
"Yang itu cemilan, yang ini kue-kue. Yuk kita bikin teh hangat dulu untuk para pengajar disini."
Ning Anisa mengangguk lalu menyiapkan beberapa gelas. Zahra menyeduh tehnya. Ia masukkan ke dalam gelas satu persatu. Sedangkan Ning Anisa, ia menyiapkan beberapa kue dimeja makan pengajar ikhwan dan akhwat. Sudah cukup dengan mengisi beberapa kue di piring.
Ning Anisa pergi ke kantor untuk memanggil para pengajar untuk memakan cemilan tersebut. Ini masih pagi, masih jam 06:10. Jadi Zahra dan Ning Anisa menyiapkan cemilan dan teh hangat lebih dulu. Sarapannya mungkin agak sedikit siang. Karena dipesantren ini, jarang sekali pengajar yang mau sarapan pagi-pagi.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."
"Afwan, teh hangat dan cemilan sudah siap. Sarapannya agak siang sedikit." Ucap Ning Anisa.
"Ooohh Syukron Ning Nisa." Ucap semua orang yang ada di kantor.
Azam tak ikut ke dapur pesantren. Ia masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang.
Sedangkan di dapur pesantren. Para pengajar sudah menikmati cemilan dan teh hangat di pagi hari. Ikhwan dan akhwat berbeda tempat. Diberi pembatas agar tak saling tatap menatap. Jika sedang asyik-asyiknya makan. Lalu menatap yang bukan mahram? Maka nikmatnya juga akan hilang bukan? Aishh!! Tapi sebagian bila ada orang yang sedang makan. Lalu menatap seseorang yang kita sedikit punya perasaan maka mungkin akan lebih terasa nikmat. Adaa yang begituu??? Hehe!! Ana tidak yaa!!
Setelah beberapa menit sudah selesai dengan menikmati teh hangat. Beberapa pengajar sudah keluar dari pesantren. Mungkin akan menyiapkan diri untuk mengajar para santri-santri.
Zahra yang ingin mengambil buku absen untuk mengajar dikelas XII santri putri itu. Melirik sekejap pada meja Azam. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Lalu apa ia tak sedikit mengisi perutnya tadi? Pikir Zahra.
Para pengajar sudah keluar dari kantor. Saatnya tepat waktu untuk Zahra ingin memberikan cemilan dan teh hangat pada sosok pria yang tengah sibuk itu.
Beberapa menit kemudian. Zahra membawa sepiring kue-kue dan satu gelas teh hangat. Zahra letakkan di meja milik Azam. Seketika Azam sedikit menoleh pada Zahra yang meletakkan teh hangat tersebut.
"Afwan, diminum. Sedikit mengisi perut biar tidak terlalu kosong." Ucap Zahra.
"Zahra mau mengajar dulu.. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh."
Setelah melihat kepergian Zahra. Kini bibirnya sudah tersenyum manis. Mungkin pekerjaannya akan sedikit semangat dan segera selesai bila ia memakan kue dan meminum teh hangat yang diberi Zahra tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/235154421-288-k310629.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...