7

228 35 0
                                        

Saat semua sudah bersedia di meja makan untuk makan malam. Hanya Zahra yang belum keluar dari kamarnya. Entah sedang apa yang jelas hal seperti ini jarang sekali. Biasanya Zahra selalu terlebih dahulu jika untuk sarapan, terlebih biasanya ia yang memasaknya. Tapi hari ini terasa beda, Zahra sedang apa? sehingga ia tak turun juga?.

"Zahra kemana Rey? Kok belum turun?" Tanya ayah kepada Rey.

"Rey juga gatau yah, coba Rey tengok dulu ke atas." Rey yang segera berinjak dari tempat duduknya.

Tok tok...

Pintu Zahra dikunci!!
Apa itu artinya Zahra sudah tidur?

"Assalamualaikum, ra?" Ujar Rey sembari mengetuk pintu.

Zahra yang sedang menulis beberapa kata dikertas langsung membereskan semuanya. Dan langsung membukakan pintu.

"Waalaikumsallam, ada apa bang?" Tanya Zahra.

"Makan malam, ayah sama bunda udah nunggu dibawah yuk!!" Ujar Rey yang sudah membalikkan tubuhnya untuk menuruni tangga.

"Enggak bang Ara udah kenyang, duluan aja!"

"Udah kenyang? Makan apa? Perasaan belum makan, iya kan?" Tanya Rey dengan curiga.

"Ara belakangan aja, abang aja sama bunda sama ayah, Assalamualaikum." ujar Zahra dengan menutup pintu kamarnya.

"Waalaikumsallam" jawab Rey dengan segera turun, untuk menyusuli ayah bunda nya di meja makan.

"Mana Zahra?" Tanya bunda.

"Katanya duluan aja, nanti dia nyusul bun." Ujar Rey dengan menarik kursi miliknya.

"Oooh yaudah.." jawab bunda

____

Makan malam telah selesai..

Kini ayah dan bundanya memasuki kamar mereka. Zahra yang kemudian turun ke bawah untuk mengisi perutnya.

Zahra baru saja akan melahapkan sendok pertamanya ke dalam mulutnya, tiba-tiba Rey datang dengan mengagetkan!

"Ada Azam ada Azam!!!"

Zahra langsung melihat ke arah Rey dengan muka bingung.

"Abang kenapa?" Tanya Zahra.

"Ada Azam" jawab Rey.

"Ha? Serius? Gausah becanda deh bang!" Ujar Zahra dengan melahapkan sarapannya lagi.

"Ehmmm!! Gitu yaa jadi merah mukanya. Oooo.. gituu yaa!!!" Ujar Rey dengan nada mengejek.

"Apa sih bang, orang enggak merah!! Udah sana ih Ara lagi makan jangan digangguin!" Kesal Zahra.

"Kamu suka ya ra sama dia?" Tanya Rey dengan terus memperhatikan wajah Zahra dengan gelagap.

"H-hah? Makin gajelas abang!" Zahra dengan langsung memalingkan wajahnya.

"Jangan berharap, yang pasti akan datang ra! Intinya jangan boleh berharap, gimana nanti kalo kecewa? abang yang repot kan?" Ujar Rey dengan terus memperhatikan wajah Zahra.

Zahra tidak membalas perkataan sang abang. Ia pura-pura melanjutkan sarapannya itu.

"Pasti tadi gak ikut makan, gara-gara nulis surat cinta yhaaaa kan!!" Rey sembari melangkahkan kakinya untuk menuju kamarnya.

"Abang!!!! Gajelasss!!!" Ujar Zahra dengan kesal.

Ternyata Rey tidak se kaku itu!!!
Dia juga jago untuk soal cinta, meskipun belum pernah pacaran.
Terutama jago buat adeknya kesal!!! Hihiii wkwk..

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang