33

132 22 0
                                    

Lagi-lagi Syukron semakin mendekat pada Zahra. Membuat Zahra takut. Syukron sangat menyeramkan jika begini.

Di tempat parkir sekolah. Yoga berlari-lari untuk menyusuli temannya. Agar tak pulang lebih dahulu. Untung saja disana ada Azam yang mengobrol dengan Aldi.

Lalu Yoga sampai di tempat parkir dengan nafas tersengal. Membuat semua orang yang ada disana menatapnya dengan aneh.

"Gawat-gawat!!" Ucap Yoga masih mengatur nafasnya itu.

"Gawat Zam. Al!"

"Gawat kenapa si lo! Yang bener ngomongnya. Tarik nafas dulu deh!" Ucap Aldi menepuk bahu Yoga.

Yoga menarik nafas. "Zahra gawat!"

Semua mendekat pada Yoga. Penasaran akan ucapan Yoga selanjutnya.

"Cepetan ngomong anjir! Mau gue geblek pala lo!" Ucap Aldi tak sabar.

"Zahra dibawa Syukron ke gudang. Tadi gue lihat mereka. Zahra ketakutan gitu. Soalnya ditarik paksa sama tuh cowok!" Ucap Yoga. Dan membuat mereka shock.

"Yaudah tunggu apa lagi. Ayo!" Ucap Azam dan berlari dengan cepat untuk menuju gudang. Dan mereka berlari juga. Agar tidak terjadi apa-apa pada Zahra.

Di gudang Syukron sudah membuka bajunya. Zahra menunduk ketika Syukron membuka bajunya. Ia masih menangis.

"K-kamu m-mau apa ron?" Ucap Zahra yang masih menunduk.

"Abis lo hari ini!" Batin Syukron.

Syukron mulai menurunkan tubuhnya. Ia berjongkok di hadapan Zahra. Lalu menoel dagu Zahra.

"Cantik banget." Ucap Syukron sudah tak sabar.

Syukron masih tersenyum remeh. Lalu ia mengedepankan wajahnya. Agar bisa mencium Zahra. Zahra hanya bisa menangis. Dan menutup matanya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Lengannya di ikat. Kakinya pun juga begitu.

Azam menarik lengan Syukron. Dan meninju pipi Syukron.

"Sial!" Umpat Syukron mengepal tangannya.

Lalu, yang lainnya sudah datang. Yang lelaki menghajar habis-habisan Syukron. Jessica dan Amel berusaha untuk melepas ikatan tali yang berada ditangan dan kaki Zahra.

Setelah terlepas. Zahra langsung memeluk Jessica. Ia menangis histeris. Jessica sedih. Ia membalas pelukan Zahra. Amel pun yang melihatnya juga kasihan. Syukron memang lelaki bajingan!.

Jessica mengusap punggung Zahra. Berusaha untuk menenangkannya. Agar berhenti menangisnya.

Syukron sudah babak belur oleh mereka. Ia sampai pingsan di keroyok oleh empat lelaki.

Tubuh Zahra mulai terjatuh ke bawah. Jessica dan Amel menatap Zahra yang lemas dan terjatuh pingsan.

"Ra. Bangun ra!" Ucap Amel menepuk-nepuk pipi Zahra.

"Aldi, Azam, Ervan, Yogaaa!! Zahra pingsan." Ucap Jessica panik.

Mereka beralih menatap ke arah perempuan. Yang dimana Zahra sudah menutup mata lemas di lantai.

"Ra!" Ucap Azam berlari ke Zahra yang pingsan. Azam panik melihat Zahra seperti ini.

"Bawa ke UKS aja. Biar nanti gue sama Amel urus Zahra disana." Ucap Jessica.

Azam mengangkat tubuh Zahra. Dan membawanya menuju UKS. Di perjalanan menuju UKS. Azam memohon ampun pada Allah. Ia sudah membawa seorang perempuan yang bukan mahram.

Sesampainya di UKS. Yang lelaki menunggu di luar. Akibat Azam yang menegaskannya agar ia dan mereka menunggu diluar saja. Tidak baik berkumpul di dalam ruangan dengan yang bukan mahram. Ya, meskipun banyak orang.

Jessica mengusapkan minyak angin pada dada Zahra. Dan mendekatkan pada hidung Zahra agar bisa menghirup dan segera terbangun. Amel, ia memijat telapak tangan Zahra.

Zahra tak kunjung bangun juga. Sudah 25 menit ia pingsan. Hari mulai gelap. Mungkin hari ini mereka sedikit terlambat untuk pulang.

Jessica keluar. Dan Amel yang menjaga di dalam.

"Udah setengah jam Zahra pingsan. Apa enggak dibawa ke rumah sakit aja?" Ucap Jessica.

"Iya juga ya." Ucap Aldi.

Amel membuka pintu UKS "Zahra udah sadar." Membuat mereka cepat-cepat masuk ke dalam.

Masih terlihat lemas. Zahra langsung mendudukan dirinya. "Ini dimana?"

"Di UKS" timpal Yoga.

"Lo gapapa ra?" Tanya Jessica.

"Tadi lo pingsan soalnya ra." Ucap Amel.

Zahra mengangkat halisnya. "Pingsan?"

Membuat Jessica dan Amel mengangguki perkataan Zahra.

"Ceritain apa yang diperbuat Syukron ra." Ucap Azam.

Zahra menghela nafas. Ia menceritakan dari pertama ia dicekal sangat erat oleh Syukron. Sampai dibawa ke gudang untuk bermacam-macam padanya.

"Gila!. Untung Yoga lihat lo ra. Kalo enggak, gatau deh gimana kejadiannya." Ucap Ervan.

"Yoga lihat dimana? Zahra pikir disekolah udah gak ada siapa-siapa."

"Iye. Gue abis ngambil kunci motor gue ketinggalan dikelas. Eh pas di lorong, gue lihat lo sama tuh cowok! Yaudah gue langsung ke parkiran. Ngasih tahu yang lain. Untungnya kita-kita belum pada pulang ra." Jelas Yoga.

Zahra mengangguki perkataan Yoga. "Makasih yah semuanya. Kalo gaada kalian. Gatau kejadiannya bakal gimana."

"Yaudah. Udah malem nih. Pulang yuk! Serem juga sih di sekolah malem-malem kayak gini." Ucap Amel sedikit takut.

Yoga yang melihatnya hanya tersenyum tipis. "Ada gue ngapain takut." Ucapnya.

Amel melirik ke arah Yoga.

"Sa ae lu tong!" Ervan menjitak kening Yoga .

"Udah jadian ajaa.. cie-cie!!" Jessica menyenggol lengan Amel. Membuat Amel sedikit malu.

Mereka tergelak melihat ekspresi Yoga dan Amel terlihat malu-malu. Akhirnya mereka pun meninggalkan UKS. Dan Zahra, Azam. Mereka pulang menaiki taxi yang sama. Azam duduk bersama supir taxi. Dan Zahra duduk dibelakang. Agar tak berdua dengan Zahra. Azam memutuskan untuk duduk di depan. Bersama sang supir.

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang