Langkah kaki seorang pria yang berusia 21 tahun. Baru saja turun dari pesawatnya. Ia terlihat lelah ketika turun dari pesawatnya. Lalu ia merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. ia sedang berbicara lewat telepon dengan keluarganya.
Langkahan kaki seorang wanita yang berusia 21 tahun pun. Baru saja turun dari pesawatnya. Dengan pakaian yang serba hitam. Dan tak lupa cadar yang sudah sebagian menutup wajahnya. Tersisa hanya bola mata saja yang terlihat.
Seorang wanita bercadar itu tengah berdiri mematung. Ketika sedang mengabari keluarganya bahwa ia sudah sampai di indonesia. Setelah beberapa menit kemudian. Ia hendak berjalan, tetapi ada yang mengganjal untuk ia susah bergerak.
Ada kaki yang menginjak gamisnya itu. Ia sedikit kesulitan untuk bergerak. Lalu, ia berbalik ke belakang. Ternyata ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon. Tetapi kakinya sedang menginjak gamis miliknya.
Sedikit ragu untuk berbicara. Zahra hanya berdiam diri. Ya, seorang wanita yang sedang dibandara ini. Namanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Yang dulu kuliah diturki. Dan setelah 4 tahun lamanya. Ia menyelesaikannya dengan baik disana. Penampilannya pun sudah berbeda. Kini ia mengenakan cadar.
Setelah pria itu memutuskan panggilannya. Ia melihat seorang wanita bergamis serba hitam sedang mematung tak jauh darinya. Pria itu sempat kebingungan. Ada apa dengan wanita ini? Pikirnya. Ia tak bergerak sekalipun.
Pria itu menghembuskan nafas. Ia melirik ke bawah. Ia menautkan halisnya. Rupanya ia sedang menginjak gamis wanita itu. Tanpa berpikir panjang. Ia mengangkat kakinya. Lalu Zahra, ia lega. Akhirnya lelaki itu bisa melepaskan kakinya, yang sedang menginjak gamis miliknya.
Baru saja Zahra ingin melanjutkan perjalanannya. Lelaki itu..
"Afwan." Ucap pria tersebut.
Deg!
Jantung Zahra berdebar. Suara itu.. seperti suara yang ia kenal.
Lalu Zahra membalikkan tubuhnya. Tanpa menatap pria tersebut.
Zahra hanya mengangguki.
Lalu pria itu melihat sekejap ke arah Zahra.
"Rupanya bercadar." Batinnya.
Pria tersebut meninggalkannya. Mungkin ia akan pulang ke rumahnya.
Mengingat sosok lelaki itu. Zahra teringat dengan Azam. Yang pertama kali bertemu. Ketika Azam menginjak rok miliknya. Tak disangka, senyuman tipis sudah terukir diwajahnya. Matanya pun menyipit. Mengartikan ia sedang senyum.
Zahra melihat abangnya. Lalu, ia menghampirinya.
"Assalamualaikum." Salam Zahra.
Lalu Rey membalikkan tubuhnya.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh. Zahra?"
"Iya bang." Lalu, Zahra mengangguk. Dan Rey, kini telah memeluk sang adik.
Tak disangka! Rupanya sorot mata pria tadi pun tengah melihat mereka. Ia ternyata belum pulang. Akibat menunggu jemputan.
"Rupanya, wanita itu sudah bersuami." Batinnya. Yang terus menatap Zahra dan Rey. Ia hanya melihat dari belakang sosok Rey tersebut.
Entah mengapa dadanya merasa sesak. Ketika ia baru saja memutuskan pandangannya kepada Zahra dan Rey. Yang ia kira pasutri itu.
Halisnya pun bertaut. Kenapa rasanya aneh? Kejadian ini menyesakkan dadanya.
Lalu, pria tersebut. Pergi meninggalkan bandara.
"Ara makin cantik. Kalo begini. Abang seneng ngeliat perubahan Ara." Ucap Rey yang masih melihat penampilan baru Zahra.
Zahra tersenyum. "Iya bang."
"Yaudah yuk pulang." Kemudian Rey dan Zahra meninggalkan bandara. Dan menuju pulang ke rumah mereka.
____
Azam turun dari mobil. Ia mengetuk pintu rumahnya.
Tok tok..
Bu Runi dan pak Ali. Seketika berdiri. Mereka berpikir jika itu kehadiran sang putera. Tak ambil pusing. Akhirnya mereka segera membukakan pintu.
"Assalamualaikum." Salam Azam.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." jawab bu Runi dan pak Ali. Lalu bu Runi memeluk sang putera.
"Kamu udah pulang Zam." Air mata bu Runi kini terjatuh. Ia masih memeluk Azam dengan erat. 4 tahun lamanya mereka tinggal terpisah. Kini sang anak sudah kembali.
"Iya bu."
Kini berganti. Pak Ali yang memeluk Azam.
"Gimana kamu disana baik-baik saja kan?" Ucap pak Ali. Yang menepuk-nepuk bahu Azam.
"Alhamdulillah pak. Baik."
Lalu, keluarga Azam memasuki rumah. Kini mereka sedang berbincang-bincang tentang Azam yang tinggal diluar negeri itu.
____
Suara mesin mobil sudah terhenti. Mobil Rey sudah terhenti dipekarangan rumah mereka. Zahra turun, begitu juga dengan Rey.
Rey mengetuk pintu. Lalu, Bunda, Ayah, dan Aurel keluar rumah mendengar ketukan pintu itu.
"Assalamualaikum." Salam Zahra dan Rey.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab mereka.
Bunda Rita langsung memeluk sang puteri.
"Sayang. Bunda kangen. Kamu baik-baik aja kan?" Bunda melepaskan pelukannya.
Zahra mengangguk. "Baik kok bun."
Kini berganti Ayah Rama yang memeluk Zahra.
"Sehat kan ra? Gimana disana seru ga?" Ucap Ayah Rama.
"Iya yah. Zahra sehat kok. Seru. Banyak pengalaman baru juga."
Kini Aurel memeluk sang adik ipar.
"Alhamdulillah Zahra udah kembali lagi. Ini Aunty Zahra udah pulang sayang." Aurel mengelus perutnya yang sedang mengandung 5 bulan itu.
Zahra mengelus perut Aurel. "Sehat kan kak? Sama kandungannya juga?"
Aurel mengangguki. Kemudian keluarga Zahra memasuki Rumah.
Aurelia Almashyra. Istri dari Rey. Abangnya itu. Mereka menikah sudah setahun. Lalu sekarang Aurel sedang mengandung anak pertama mereka.
Zahra pun setahun lalu sempat pulang ke indonesia. Akibat acara sang kakak yang menikah itu.
Lalu, ia hanya menetap 3 hari dirumahnya. Setelah itu ia pergi lagi ke turki. Untuk melanjutkan kuliahnya. Yang belum selesai pada saat itu.
Kini keluarga Zahra sedang berbincang. Sembari menikmati teh hangat. Dan beberapa cemilan yang sudah tersedia dimeja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Ficção AdolescenteNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...