Mobil yang ditumpangi Rey dan Zahra sudah terparkir dipinggir jalan dekat gerbang sekolah.
"Zahra masuk dulu ya bang, Assalamualaikum." Pamit Zahra
Rey menahan Zahra yang baru saja ingin membuka pintu mobil. "Nanti dulu, abang mau bilang kalo kamu lagi sakit kepalanya. Jangan mencoba-coba untuk meminum obat warung ra, itu kan bisa bahaya buat kepala kamu. Obat warung keras, beda dengan obat rutin kamu. Kemarin kan kata dokter gaboleh, kalo habis ya tinggal bilang ke abang."
Terlintas bayangan ketika dokter Irwan menyarankan Zahra kemarin.
"Nak Zahra meminum obat warung ya? Ini tidak boleh, ini yang menyebabkan sakit kepalanya terasa beda. Sangat jauh ketika obat warung dan obat yang dimilikinya. Jadi apabila gejala sakit kepala yang muncul sangat berat meski obat sudah habis. Nak Zahra harus kerumah sakit untuk mengambil obatnya. Tidak dengan obat warung, ini sangat fatal nantinya jika diulangi." Jelas dokter Irwan.
"Iya bang, Zahra mau masuk kelas dulu nanti telat, Assalamualaikum." Pamit Zahra.
"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarokatuh." jawab Rey.
Setelah berpamit kepada abangnya. Kini Zahra mendudukan dirinya dikelasnya. Dan Aisyah yang baru saja duduk disebelah Zahra langsung mempertanyakan soal ia beberapa hari tidak masuk sekolah.
"Kamu sakit apa sih ra? Kok lama? Biasanya juga gak gitu kok. Paling sehari doang ya kan?" Tanya Aisyah.
"Gak sakit apa-apa kok" Zahra hanya tersenyum meskipun wajah pucat jelas terlihat.
"Bohong yaa?" Aisyah memajukan wajahnya sedikit ke arah Zahra.
"Bener syah, cuma sakit biasa."
"Hmmm yaudah ke kantin yuk, masih ada waktu setengah jam buat masuk, aku belum sarapan." Ujar Aisyah yang sudah mendirikan dirinya.
"Yaudah iya."
Mereka sama-sama menuju kantin. Setelah sampai, mereka langsung duduk.
"Kamu udah sarapan pasti kan?" Tanya Aisyah.
Zahra mengangguk.
"Yaahh jadi aku makan sendiri dong ra?"
"Iya.."
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama, makanan Aisyah yang sudah dipesan pun akhirnya datang. Aisyah langsung memakannya.
Sedangkan Zahra, ia hanya membaca novelnya yang ia bawa tadi. Setidaknya ia tak bosan untuk menunggu Aisyah yang sedang sarapan.
"Astaghfirullah!!" Kaget Zahra.
"MasyaAllah raaaa!!" Aisyah pun sama kagetnya.
"Jilbab kamu basah" ujar Aisyah yang dengan mengelap-elapkan jilbab Zahra.
"Afwan!" Ujar lelaki tersebut yang menumpahkan minumannya.
"Azam?" Aisyah dan Zahra sama-sama mengucapkan nama Azam dengan kompak.
Zahra yang segera memalingkan wajahnya.
Aisyah yang tidak percaya akan Azam yang menumpahi minuman, dan jilbab Zahra yang kena sasarannya."Maaf, tadi tersandung makanya jadi tumpah." Ujar Azam yang merasa bersalah.
"Gapapa, Assalamualaikum." Zahra pergi meninggalkan kantin.
Entah harus dengan cara apa agar jilbab miliknya kering. Ia pun tak ada gantinya.
"Ya Allah gimana ini?" Zahra masih saja mengurusi jilbabnya itu.
Ia sekarang sedang ada ditoilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...