4

254 37 3
                                    

Zahra membereskan buku-bukunya beserta alat tulis setelah usai jam pelajaran kedua. Sesudah itu ia mencari keberadaan Aisyah sahabatnya.

Zahra pergi ke perpustakaan, ia mencari keberadaan Aisyah ia tak menemuinya. Lanjut ke kantin, Aisyah pun tak ada. Sampai-sampai ia mencari dibeberapa sudut sekolahpun tak menemuinya lagi.

Zahra menghela nafas, ia memilih untuk tetap dikelasnya saja. Saat Zahra hendak berjalan disepanjang koridor, ia mendengar suara ketukan pintu dari arah gudang yang begitu keras.

"Tolong!!!!! Tolong!!!!"

Zahra menaikkan halisnya. Siapa yang ada digudang? Biasanya gudang selalu dikunci, selain petugas kebersihan yang membukanya. Apa ada orang di dalam? Zahra melangkahkan kakinya untuk lebih dekat. Tepat di depan pintu, Zahra berdiam sejenak.

"Tolooonggg!!!"

Kali ini suara laki-laki yang meminta tolong.

"Syah bangun syah.."

Suara di dalam membuat jantungnya berdetak. Ini suara Azam.. yaa Zahra tahu itu.

Zahra mengetuk pintu gudang.

"Ada orang di dalam?" Tanya Zahra.

"Iyaa kami terjebak disini, tolong siapapun itu buka pintunya." Ujar Azam dengan sedikit berteriak.

Kami? Berarti Azam tidak sendiri. Lantas dia dengan siapa? Pikiran Zahra ia hentikan, kini Zahra mencari pak Latif, petugas kebersihan untuk meminjam kunci.

Zahra menemukan pak Latif dilantai 2 lalu ia segera menghampirinya.

"Assalamualaikum." Salam Zahra.

"Waalaikumsallam" jawab pak Latif.

"Ada apa neng? Ada yang bisa bapak bantu?." Tanya pak Latif dengan sopan.

"Maaf pak, bisa pinjam kunci gudangnya?" Ujar Zahra.

"Memang buat apa neng?" Pak Latif sambil memberikan kunci kepada Zahra.

"Temen Zahra di dalam kejebak pak, nanti Zahra kembaliin lagi. Assalamualaikum." Ujar Zahra lalu segera meninggalkan pak Latif.

Zahra membukakan pintu gudangnya, lalu ia tak percaya dengan dua orang yang ada di dalam. Zahra menyudahi tatapannya, lalu ia menatap ke arah lain.

"Assalamualaikum, MasyaAllah" Ujar Zahra, tapi ia tak sedikitpun menatap dimana Aisyah tengah tak sadarkan diri dipangkuan Azam.

Rasanya perasaannya begitu beda, mengapa perasaannya bisa seperti ini?.

"Waalaikumsallam, Zahra?" Tanya Azam.

Pak Latif menghampiri mereka ketika digudang.

"MasyaAllah kenapa kalian bisa ada disini?" Tanya pak Latif.

"Waktu bapak bersihin gudang kalian gak ada disini, lho kenapa tiba-tiba seperti ini, kalian kenapa bisa terkunci?" Tanya pak Latif lagi.

"Ceritanya panjang pak, temen saya gak sadarkan diri, akibat dia tidak kuat bernapas. Saya mau membawa dia ke UKS dulu. Assalamualaikum." Ujar Azam dengan mengangkat tubuh Aisyah dengan wajah cemas.

Zahra tersenyum.. sepanik inikah Azam? Apa ia harus menyusul mereka? Jika tidak, ia tak enak pada Aisyah. Jika ia, sedikit ragu untuk menyusulnya.

Tapi Zahra menyusuli mereka di UKS, Zahra memasuki UKS dengan mengucap salam. Setelah itu dijawab oleh petugas UKS.

Kemana Azam? Apa ia tak mendengar salam Zahra? Sehingga ia lupa untuk menjawabnya? Ada apa dengan lelaki ini? Padahal menjawab salam itu hukumnya wajib. apa ia benar-benar  tak mendengarnya?.

Fatimah Azzahra Ramadhani (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang