Aldi membangunkan dirinya ditempat kasurnya. Hampir setengah hari ia tertidur dikamarnya. Tidak enak badan. Itulah yang dirasakan Aldi sekarang.
Kepalanya terasa sakit. Badannya lemas. Bergerak terlalu berlebihan pun sudah sangat lesu.
Sekarang hari libur. Jadi ada sedikit waktu untuk bersantai. Aldi terduduk dibalkon rumahnya. Ia memejamkan matanya agar ia bisa tertidur lagi.
Tapi tidak bisa. Sudah sangat lama ia terbaring tadi dikasur. Aldi menghembuskan nafas. Memang ketika lagi sakit. Semuanya serba salah.
Lebih baik ia keluar rumah. Makan tak selera. Minum tak mau. Apalagi minum obat. Memang laki-laki kadang suka begitu. Bukannya minum obat tetapi malah bikin nambah-nambah.
Aldi pergi ke taman. Yang dimana dipinggirnya terdapat sebuah rel kereta api. Ia terduduk di ayunan yang ada disana.
Aldi membuka ponselnya. Supaya ia tak kesepian.
Langkah kaki seseorang tertuju padanya.
"Assalamualaikum" salam Zahra yang menatap lurus kedepan. Tanpa menoleh ke arah Aldi.
Aldi terkejut. "Ngapain lo disini!?"
"Jawab salamnya dulu. Kan wajib. Jangan suka lupa." Katanya dengan lembut.
"Waalaikumsallam" ketus Aldi.
"Ngapain disini?" Tanya Aldi tanpa mau berdiri.
"Jalan-jalan siang. Emang gak boleh?"
Aldi hanya terdiam. Saat ini sebenarnya ia tak mau ada yang mengganggu. Tetapi jika ada Zahra. Rasanya sedikit senang jika ada dia disini.
Zahra mengerutkan kening tidak mengerti. Apa Aldi sudah ikuti permintaan Zahra itu? Biasanya ia sering maksa. Cuek dan ketus masih sama saja.
Zahra melirik sekejap ke arah Aldi. Wajahnya terlihat lesu dan tidak segar. Kenapa cowok menyebalkan itu!?
"Kamu sakit?" Pertanyaan dari Zahra membuat Aldi menatap ke arahnya.
Aldi menggeleng.
"Terus kenapa mukanya lesu?"
Aldi hanya terdiam. Selihat itu lesu mukanya?
"Kalo sakit. Gak usah kemana-mana. Diem dirumah. Nih minum obatnya. Kamu sakit kepala? Badannya pasti panas?" Meski tak disentuh sekalipun. Zahra sudah tahu apa yang dirasakan Aldi saat ini.
Aldi masih terdiam. Ia menggeleng ketika Zahra memberikan obat kepadanya.
Zahra menghela nafas. Ia membuka obatnya. Dan juga membuka tutup botol yang ada ditasnya itu.
"Nih minum! Biar cepet sembuh."
Badan Aldi semakin tak enak. Akhirnya ia mengambil obat dan sebotol air mineral. Untuk meminum obat itu.
Sudah meminumnya. Aldi menghembuskan nafas. Ia meninggalkan Zahra begitu saja.
Kenapa Zahra begitu peduli padanya? Disaat seperti inilah yang membuat Aldi sulit untuk melupakannya. Zahra memang baik, lembut, dan bisa menebak apa yang dirasakan Aldi.
Aldi pulang ke rumahnya. Untuk saat ini. Ia lebih baik tidur lagi. Agar badannya sedikit lebih sehat.
Zahra hanya mengerutkan kening. Ketika Aldi meninggalkannya begitu saja. Cukup aneh. Kenapa ia bisa begitu?
____
Semester 2 telah tiba. Kini saatnya mereka harus benar-benar fokus untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azzahra Ramadhani (END)
Teen FictionNamanya Fatimah Azzahra Ramadhani. Seorang wanita yang cukup berilmu dalam agama. yang memilik wajah cantik, tapi ia selalu berkata "Percuma wajah cantik tapi tak berakhlak baik" Kadang memang sekarang. Wanita hanya berlomba-lomba untuk menjadi can...