13. Bullying

4.4K 326 2
                                    

Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?

Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
.

.

.

Jangan pernah menganggap dirimu yang terbaik, Lukisan terindah di dunia pun masih punya kekurangan, apalagi kita sebagai manusia yang diciptakan dengan berbagai kekurangan?
.

Pagi ini Naya sedang berda di kampusnya, tepatnya di kantin kampus bersama ketiga temannya. Siapa lagi jika bukan Verrel si es batu, Gibran si playboy, dan Zaki si pelawak. Mereka sangat menikmati makanannya hari ini.

"Gimana soal makalah itu Nay? Gue pengen dapet tambahan poin itu" ujar Zaki semangat namun Naya tidak mendengar ucapan Zaki karena Naya terfokus pada seorang siswi yang sedang di bully oleh siswi lainnya.

"Nay! Woy!" Gertak Gibran membuat Naya tersentak kaget dan menatap tajam Gibran.

"Apasih! Kuping gue normal! Gausah teriak-teriak!" Omel Naya kesal. Ingatkan kepada Gibran bahwa Naya sedang mestruasi, bisa-bisa di makan hidup-hidup oleh Naya.

"Lo tadi di ajak bicara tapi diem aja" ujar Verrel.

"Masa sih?" Tanya Naya kembali melihat siswi yang sedang di bully.

Itu kenapa diem aja sih! Tonjok aja mukanya! Ngeselin banget tuh anak! Di bully malah diem--gerutu Naya dalam hati. Dia merasa geram melihat mahasiswi itu diam saja ketika dijambak, dicakar, dan dipukul.

Verrel, Zaki, dan Gibran mengikuti arah pandang Naya. Mereka bisa melihat raut wajah Naya yang sedang menahan emosinya. Di bangku lain yang tidak jauh dari bangku Naya, terdapat Alan, Niko, dan Zidan. Mereka semua sendari tadi mengawasi Naya, pandangan mereka tidak lepas dari Naya. Alan mengikuti arah pandang adiknya itu, kemudian dia tersenyum penuh arti.

Tunggu aja Queen bullying, habis lo ditangan adek gue--batin Alan menyeringai.

"Mereka Queen bullying di kampus ini" ujar Zaki yang mengerti raut wajah Naya.

Naya menatap Zaki, "Kayak mereka di sebut Queen? Cih! Lebih tepatnya mereka itu pengecut!" Desis Naya.

"Selama ini kalian diem aja?" Ketiga temannya hanya mengangguk.

"Bego!" Maki Naya kepada ketiga temannya dan beranjak menghampiri mahasiswi yang sedang di bully itu.

Tepat ketika mahasiswi itu mau ditampar, Naya menahan tangan seorang mahasiswi lainnya. Naya menghempaskan tangannya kasar, dia melihat mahasiswi yang sedang di bully itu sudah menangis.

"Maksud lo apa! Gausah sok ikut campur uruan gue!" Bentak mahasiswi yang sedang membully mahasiswi lain itu. Naya menatapnya santai. Semua penghuni kantin sudah menatap ke arah mereka semua.

"Nama lo?" Tanya Naya sambil bersidekap dada.

"Kenapa lo tanya nama gue? Belum kenal lo sama kita?" Ucapnya sambil tertawa.

"Ya jelas lah Sil dia gak tau sama kita, dia kan mahasiswi baru dan sekarang dia sok ikut campur sama urusan kita" ucap cewek berambut pirang yang merupakan teman dari cewek tadi.

"Kasih pelajaran aja sekalian Sil" ucap teman yang satunya mengompori.

"Gue tanya nama lo siapa!" Desis Naya yang sudah jengah.

"Sesilia Weyza Creston, anak donatur di kampus ini. Semua mahasiswa maupun mahasiswi disini sudah tau kita siapa! Dan cuma lo yang gak tau kita. Maklum lah, lo kan anak beasiswa dari kampung" ujar ketua Queen bullying itu dengan angkuh membuat Naya memutar bola matanya malas.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang