Masih ada yang nungguin cerita ini gak?
"GAK EL! GAK! LO GABOLEH PERGI! HARUSNYA GUE YANG PERGI!"
"RAFAEL!!!" Teriak Naya dan terbangun dari tidurnya, napasnya memburu. Air matanya kembali mengalir di pipinya.
Alan dan Reno langsung menghampiri Naya.
"Princess?" Baru saja Alan hendak menepuk pundak Naya, dengan tiba-tiba Naya langsung memeluk Alan dan terisak.
"Hiks, Abang... El tinggalin Naya. El gak inget sama Naya bang, hiks." Racau Naya dipelukan Alan.
"Hei! Just Dream, princess. Kamu cuman mimpi buruk" ucap Alan mengusap surai Naya.
Naya menggeleng dan masih sesugukan.
"Princess, tenang ya? El pasti gapapa. Kamu percaya kan sama daddy? Daddy pasti bisa menemukan Rafael." Reno juga ikut mencoba menenangkan Naya.
"Mau ketemu El..." lirih Naya mendongak menatap Alan dengan air mata yang mengalir.
Melihat adiknya menangis membuat hati Alan seperti teriris, tangannya terulur mengusap air mata Naya. "Nanti kita ketemu El. Princess tenang dulu, oke?"
Naya mengangguk dan kembali memeluk Alan.
"Naya gak mau salah satu dari kita semua pergi. Kalaupun ada yang harus pergi, biar Naya aja."Mendengar ucapan adiknya membuat Alan melepaskan pelukannya dan menatap tajam Naya. Tentu Alan tidak suka dengan ucapan Naya tadi. Tidak hanya Alan, Reno juga demikian.
"Abang gak suka kamu ngomong gitu! Gak ada yang boleh pergi!" Tekan Alan dengan nada dingin.
Pintu ruangan Naya terbuka membuat ketiganya menoleh kearah pintu dan menampilkan sosok Venus yang sudah berganti pakaian. Venus mengerutkan keningnya ketika melihat Naya menangis. Venus langsung menghampirinya.
"Kenapa?" Tanya Venus khawatir namun hanya mendapat gelengan kepala dari Naya.
Naya menunduk, mencoba menahan air matanya.
Venus menatap Alan dan Reno meminta jawaban, Reno menghela napasnya kemudian menjawab, "Mimpi buruk, Rafael." Ujar Reno memelankan kata terakhir.
Venus mengdekat kearah Naya dan menarik dagunya untuk menatapnya. "Hei! Kamu percaya kalau Rafael baik-baik saja kan?" Naya mengangguk bersamaan dengan air matanya yang terjun bebas.
"Kita semua lagi berusaha buat cari Rafael, kamu harus yakin kalau Rafael baik-baik saja. Don't cry, princess." Ucap Venus menghapus air mata Naya.
"Makasih kak" ucap Naya tulus.
Venus mengangguk, "Smile" perintah Venus membuat Naya tersenyum. Alan dan Reno pun ikut tersenyum.
Drtt... Drtt... Drtt...
Dering ponsel Venus, membuat atensi mereka teralihkan. Venus merogoh saku celananya dan melihat siapa yang menelponnya.
"Gue permisi dulu" pamit Venus diangguki oleh ketiganya. Venus pun berlalu keluar ruangan Naya.
"Halo, kenapa Niel?" Tanya Venus ketika sudah menerima sambungan teleponnya.
"Lo dimana?" Tanya balik Daniel dari seberang sana.
Ya! Yang menelpon Venus adalah Daniel, teman Naya juga ketika berada di LA. Pasti masih ingat dong kalian?
"Gue, di rumah sakit" jawab Venus jujur.
"Lah? Siapa yang sakit? Lo bisa sakit juga Nus?" Tanya Daniel meledek dengan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Female Friends✅
Teen Fiction"Menurut gue temen cewek itu gak asik!" Itulah yang selalu diucapkan Naya ketika ada yang bertanya kepadanya kenapa tidak berteman dengan perempuan. Naya, gadis cantik namun bar-bar yang tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Gadis dengan...