10. Pembalut

4.6K 367 10
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa

Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?

Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
.

.

.

"Assalamualaikum!" Ucap pria paruh baya yang baru saja memasuki masion. Dia adalah Zein Gernald Sanata.

"Waalaikumsalam" jawab semuanya yang ada diruangan.

"Daddy kok udah pulang?" Tanya Naya dengan suara serak karena habis menangis. Zein yang mendengar dan melihat mata sembab Naya langsung menghampirinya.

"Princess kenapa? Habis nangis?" Tanya Zein lembut Naya hanya mengangguk.

Zein menatap tajam Alan. "Princess kenapa boy?" Tanya Zein dingin.

"Bukan Alan dad yang buat Naya nangis, tanya El tuh" jawab Alan dan malah menunjuk Rafael karena tidak mau berurusan dengan daddy-nya, nanti ribet. Rafael jadi kelabakan ketika Zein menatapnya dengan tatapan membunuh.

Alan sialan!--batin Rafael mengumpat.

"Kenapa?!" Tanya Zein dingin. Semuanya diam, mereka semua tau jika Zein sudah marah maka sangat menyeramkan.

"Daddy, udah jangan marah sama Rafael. Naya gapapa kok, bukan salah bang Alan atau Rafael" ujar Naya menenangkan daddy-nya.

"Kalo bukan salah mereka terus salah siapa? Siapa yang bikin kamu nangis?" Tanya Zein.

"Double setan" bukan Naya yang menjawab tetapi Alan. Mendengar penuturan Alan, Rahang Zein mengeras tangannya menggepal kuat. Zein juga mengetahui maksud Alan karena Naya sudah bercerita kepada keluarganya.

"Kamu di apain princess?" Tanya Zein lembut, Naya hanya menggeleng.

"Di tampar" jawab Alan santai.

"Beri dia pelajaran, jika perlu bunuh dia!" Ucap Zein tegas kepada Rafael. Teman-teman Alan bergidik ngeri mendengar ucapan Zein.

"Sudah saya lakukan Tuan, saya sudah mematahkan tangannya yang berani menampar nona" ujar Rafael.

"Bagus! Peringatkan dia untuk tidak lagi mendekati putri saya!" Ucap Zein penuh penekanan.

"Baik Tuan" jawab Rafael menunduk.

"Princess istirahat aja ya, daddy anter ke kamarnya" ucap Zein kepada Naya.

"Naya disini aja mau sama abang, daddy istirahat aja pasti capek, mommy kayaknya lagi tidur" tolak Naya dan Zein hanya mengangguk pasrah dan berlalu menuju kamarnya. Alan, Niko, dan Zidan kembali bermain PS. Sedangkan Rafael lebih memilih duduk di sofa sambil bermain ponsel, sesekali dia menatap Naya. Rafael memang sudah dianggap bagian dari keluarga Sanata.

"Bang Naya bosen" rengek Naya.

"Naya mau apa hm?" Tanya Alan lembut tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV.

Merasa dicuekin Naya lebih memilih merebahkan tubuhnya di sofa dengan paha Rafael sebagai bantalan. Rafael tersentak ketika merasakan ada beban di pahanya, dia pun menundukkan kepalanya membuatnya menatap manik coklat yang indah milik Naya.

"Gue numpang tidur ya?" Ucap Naya.

"Tumben ijin?" Tanya Rafael balik.

"Ck, lo ngeselin banget sih! Tinggal bilang iya doang susah!" Gerutu Naya.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang