30. Desiran aneh

2.8K 235 17
                                    

Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?

Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
.

.

.

Kini kedua remaja itu sudah berada di parkiran Apartemen, lebih tepatnya Apartemen milik Naya. Karena paksaan dari cowok menyebalkan yang baru saja dikenalnya, Naya terpaksa pulang diantar oleh Atha. Keduanya turun dari mobil.

"Makasih" ketus Naya dan Atha hanya mengangguk, Naya mulai masuk ke Apartemennya tetapi Atha mengikutinya bahkan sampai ke lift.

"Lo ngapain ikutin gue?"

"Kenapa?" Bukannya menjawab Atha malah melemparkan pertanyaan balik membuat Naya kesal.

"Gaada kerjaan lain lo selain ngikutin gue?" Sinis Naa namun tak diubris oleh Atha. Alasan Atha hanya ingin tau kamar Apartemen milik Naya.

Suara dentingan lift berbunyi membuat Naya keluar begitupun Atha yang terus mengikuti Naya. Naya melewati lorong yang menuju ke Apartemennya. Mata Naya membelalak ketika melihat seorang pria yang berdiri di depan pintu Apartemennya. Naya kepalang bingung sekarang, Naya berbalik dengan cepat sehingga menabrak dada bidang Atha dan membuatnya meringis.

"Awss..." ringis Naya mengusap dahinya yang baru saja bertabrakan dengan dada bidang Atha.

Alan yang mendengar ringisan seseorang langsung mencari sumber suara.

Naya mendongak menatap Atha. "Lo itu bisa gak sih gausah ngikutin gue! Sakit tau!" Dumel Naya.

"Princess!" Suara berat itu mampu membuat Naya terdiam dan perlahan menoleh, tidak hanya Naya. Atha juga menoleh ke sumber suara.

Mampus!--batin Naya.

Naya tersenyum kepada abangnya seolah tidak melakukan kesalahan apapun, sedangkan Alan sudah menatapnya tajam. "Eh abang, sejak kapan disini?" Tanya Naya basa-basi. Ya! Memang Alan yang berdiri di depan pintu Apartemen Naya, karena Alan tahu Naya tidak akan pulang ke masionnya. Dan dugaannya ternyata benar Naya pasti memilih pulang ke Apartemennya.

"Darimana?" Tanya Alan dingin membuat nyali Naya seketika menciut.

"D-dari jalan-jalan. Ya jalan-jalan kok" alibi Naya terbata-bata.

"Bohong!" Sentak Alan membuat Naya terhenyak dan matanya berkaca-kaca.

"Itu muka kamu kenapa lebam gitu?! Berantem hah?! Gak mikirin keselamatan kamu?!" Bentak Alan membuat Naya menundukkan kepalanya, bahkan air matanya sudah lolos begitu saja. Ingatkan Alan bahwa Naya adalah tipe orang yang tidak bisa di bentak oleh orang yang dia sayang. Kalo orang lain mah Naya tidak peduli!

"Maaf" cicit Naya menundukkan kepalanya. Atha hanya diam menyimak pertengkaran antara kedua orang dihadapannya ini. Sebenarnya dia juga syok karena mengenali pria dihadapannya ini.

"Anjing lo Lan! Ngapain lo bentak Naya setan!" Maki Reno yang baru saja datang.

"Inget anjir! Dia adek lo! Ngapain lo bentak dia! Lo tau sendiri Naya gak bisa dibentak!" Ujar Reno menahan amarahnya dan langsung menarik Naya kedalam dekapannya.

Alan terdiam merenungi apa yang baru saja dia lakukan pada adiknya, sebenarnya dia sangat khawatir dengan Naya. Apalagi melihat Naya pulang dengan luka lebam di wajahnya.

"Udah ya princess, jangan nangis." Ucap Reno mengecup pucuk kepala Naya berkali-kali. Tangannya mengusap lembut surai hitam Naya.

Alan mengacak rambutnya frustasi, "Maafin abang princess" lirihnya menyesal.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang