20. Don't touch my girl!

3.4K 264 1
                                    

Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?

Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
.

.

.

Siang ini Naya baru saja sampai di kampusnya, karena memang ada jam siang. Naya terlambat 30 menit dari jam kampusnya, dan itu sema gara-gara berdebat dengan sepupunya yang gak punya akhlak memang! Dari kejauhan Naya melihat pak Dandi yang baru memasuki ruang kelasnya, Naya bernapas lega dan memiliki satu ide untuk mengerjai gurunya itu. Astagfirullah Nay, tobat!.

Naya sedikit berlari menuju kelasnya, "PAGII SEMUANYA!! NAYA YANG CANTIKNYA GAADA OBAT DATENG NIH!" Teriak Naya ketika baru saja memasuki kelas. Oke sepertinya Naya sudah gila!

"Pagi Naya cantik!!" seruu semua mahasiswa yang berada di kelas Naya. Untuk mahasiswi lebih memilih cuek saja, beruntung empat mahasiswi di kelasnya tidak tergolong mahasiswi yang julid atau iri kepada Naya. Jadi ya fine-fine aja.

"Jam berapa ini Naya!! Kenapa baru datang? Pake acara teriak-teriak lagi!" Geram pak Dandi.

"Pak Dandi ganteng, jangan marah-marah dong! Bapak baru masuk juga kan?" Ujar Naya membuat pak Dandi terdiam.

"Hayoo kenapa diam?" Goda Naya sambil tersenyum, teman-temannya sudah terbahak.

"Sudah, sudah! Duduk kamu sana!" Usir pak Dandi, Naya dengan senang hati berjalan menduduki bangkunya.

"Untung kamu mahasiswi saya yang paling cantik" gumam pak Dandi yang masih di dengar oleh Naya. Naya menghentikan langkahnya dan berbalik menghampiri pak Dandi.

"Apa pak? Apa tadi? Bapak ngomong apa? Saya cantik? Mahasiswi bapak yang paling cantik?" Tanya Naya beruntun membuat pak Dandi gelagapan.

"Pergi ke THT sana! Kayaknya telinga kamu bermasalah deh!" Ujar pak Dandi mengalihkan pembicaraan.

"Perasaan telinga saya baik kok pak! Udah bapak ngaku aja deh! Saya tau kalo saya cantik, semuanya disini juga tau, ya gak?" Ujar Naya menatap kearah teman-temannya.

"Emang pak Dandi bilang apa Nay?" Tanya Riko teman sekampus Naya.

"Tadi gue denger dia bilang gini 'untung kamu mahasiswi saya yang paling cantik' gitu" jawab Naya polos membuat semuanya tertawa.

"Seriusan pak?" Tanya Gibran heboh.

"LAPORIN ISTRI KUY!" Seru Zaki mengundang tawa sekelasnya. Lempar aja pak! Lempar si Zaki.

"Bapak teh kalo urusan cewek ya, pasti maju paling depan" celetuk Saqa--teman sekelas Naya.

"GANTENG DOANG! TAPI KAGA SETIA SAMA ISTRI!" Pekik Gibran membuat seisi kelas tertawa kencang. Rasanya pak Dandi ingin menghilang dari muka bumi karena dipermalukan oleh muridnya sendiri.

"Udah dong! Kasian tuh pak Dandi malu" ucap Naya. "Maafin Naya ya pak" ucap Naya namun sambil tertawa.

Bar-bar banget--batin Verrel menggelengkan kepalanya. Dia hanya diam menyimak sendari tadi.

"Kamu ini! Mana tugas makalah kamu! Awas kalo salah dan gak sesuai!" Ketus pak Dandi.

"Santai kali pak!" Naya beralih menatap Gibran, "Gib mana?" Tanyanya membuat Gibran maju dan menyerahkan sebuah makalah yang sudah dia print.

"Nih buk bos!" Ucap Gibran dan kembali ke bangkunya setelah menyerahkan makalahnya ke Naya.

"Nih pak! Saya boleh duduk kan?" Pak Dandi hanya mengangguk. Naya pun berjalan menuju bangkunya.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang