62. Surat Atha

1.5K 231 25
                                    

Aku up lagi, ada yang nungguin?
Tekan bintang dulu dongg, siap komen setiap paragraf? Yukk ramein:)
●●●

"PRINCESS!!!"

"NAYA!!!"

Zein dengan sigap membopong tubuh putrinya yang ambruk tak sadarkan diri. Zein mengerti jika putrinya itu tertekan dengan keadaan. Raut wajahnya sangat sangat khawatir.

"Cepat buka pintunya!" Perintahnya kepada anak buahnya.

Semuanya pulang kerumah masing-masing.

"Daddy tau perasaan kamu, princess. Maafkan daddy yang tidak bisa membuatmu bahagia" lirih Zein mengusap kepala Naya yang berada di pangkuannya. Sementara Aida dan yang lainnya ada di mobil sebelah.

Sesampainya di masion, Zein langsung membawa Naya menuju ke kamar Naya diikuti oleh Alan, Aida, dan Reno.

"Boy, panggil dokter!" Perintah Zein kepada Alan.

Alan langsung keluar dari kamar Naya dan menelpon dokter kepercayaan keluarganya.

Aida menatap Naya dengan mata yang berkaca-kaca, dirinya langsung berhamburan memeluk Zein. "Princess gak akan kenapa-napa kan?" Aida mendongak menatap wajah suaminya dengan air mata yang sudah lolos membasahi pipinya.

Zein memeluk pinggang Aida dan mengusap lembut rambut Aida. "Putri kita baik-baik saja. Aku sudah berjanji untuk membawanya kembali bukan?" Ujar Zein tersenyum kepada istrinya.

Sementara Reno memilih mendekat kepada Naya yang terbaring di kasurnya.

"Terimakasih, kamu selalu menjadi pelindung untuk aku dan anak-anak kita" ujar Aida memeluk erat Zein.

Zein mencium pucuk kepala Aida, "itu semua sudah tanggung jawabku, sayang" ujarnya.

"Princess, tidak terluka kan? Apa Ardan menyakitinya?" Tanya Aida mengurai pelukannya dan menatap putrinya yang masih setia memejamkan matanya. Di sisinya ada Reno yang menggenggam tangan Naya.

"Princess, sempat terluka dan luka jahitannya kembali terbuka. Maaf, aku tidak menepati janji untuk membawanya pulang tanpa terluka sedikitpun" lirih Zein membuat Aida menatap kearahnya.

"Kamu sudah berhasil menjaganya, dan aku sangat bersyukur kalian semua selamat" ujar Aida menatap Zein.

Zein mengembangkan senyumnya, dirinya sangat bersyukur memiliki istri seperti Aida.

"Princess, apanya yang sakit?" Pertanyaan dari Reno membuat Zein dan Aida menoleh kearahnya.

Naya memegang kepalanya yang sedikit pusing.

"Princess, apanya yang sakit? Bilang sama mommy!" Tanya Aida mendekati Naya.

"Permisi" ucap seorang dokter kepercayaan keluarga Sanata yang datang bersama Alan.

"Biarkan dokter memeriksanya dulu" ujar Zein membuat Aida dan Reno menjauh dan membiarkan dokter itu menjalankan tugasnya.

"Apa ada yang sakit?" Tanya dokter itu setelah memeriksa Naya.

Naya menggeleng, "Saya mau sendiri, silahkan kalian semua keluar" ucap Naya menatap kosong ke langit-langit kamarnya.

"Tap--"

"Saya tidak ingin di ganggu!" Tekan Naya membuat semuanya terdiam.

Semuanya menatap kearah Zein. Zein mengisyaratkan semuanya lewat kontak matanya agar menuruti ucapan putrinya. Semuanya mengangguk dan keluar satu persatu.

Zein menghampiri putrinya yang masih terdiam, bebaring menatap kosong langit-langit kamarnya. Tangannya terulur mengusap kepala Naya.

"Daddy ngerti perasaan kamu, daddy berharap kamu berfikir terlebih dulu sebelum melakukan sesuatu. Daddy tidak mau kamu melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Daddy sayang kamu, semuanya sayang sama kamu" ujar Zein panjang lebar.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang