59. Kehilangan Akal

1.4K 177 15
                                    

Aku up lagi!!!
Happy Reading😊

Naya mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, matanya membulat ketika melihat adanya seseorang selain dirinya di dalam ruangan itu.

"V-verrel?"

Naya mendekat kearah Verrel yang tidak sadarkan diri dan sedang diikat di pojok ruangan, bandannya dipenuhi luka. Naya menyentuh pipi Verrel yang lebam.

"Rel..." panggil Naya menepuk pelan pipi Verrel.

"Rel.. ini semua gara-gara gue ya?" Belum ada sahutan dari Verrel.

"Verrel, please bangun"

Mata Verrel perlahan terbuka, dirinya terkejut melihat keberadaan Naya disini.

"Naya?" Naya hanya mengangguk dan melepaskan ikatan di tangan dan kaki Verrel.

"Nay? Lo kenapa ada disini?" Tanya Verrel.

"Lo kenapa bisa gini Rel?" Tanya Naya balik membuat Verrel berdecak.

"Jawab pertanyaan gue dulu Nay!" Desak Verrel membuat Naya menunduk dalam.

"Pasti dia yang bawa lo ke sini kan? Sialan!" Verrel hendak berdiri namun Naya menhannya.

"Rel udah. Badan lo aja masih lemas gitu. Gue gak papa" ujar Naya meyakinkan.

"Tapi lo gak seharusnya disini, harusnya cuman gue."

"Jangan egois! Lo disini juga karena kesalahan gue"

"Ini bukan salah lo Nay" Verrel menakup pipi Naya, tatapannya menajam ketika melihat luka di sudut bibir Naya. Verrel menyentuh luka Naya dengan ibu jarinya membuat Naya meringis pelan.

"Lo diapain aja Nay? Bilang sama gue" Verrel menatap lekat wajah Naya, mata Verrel menunjukkan rasa khawatir yang sangat ketara.

"Gak papa"

"Bukan jawaban itu yang gue mau, lo ditampar?" Tanya Verrel membuat Naya mengangguk pelan.

"Maafin gue ya? Karena gue lo jadi luka gini" Naya menggeleng tidak setuju.

"Ini bukan salah lo. Lo gak perlu minta maaf" ujar Naya.

Prok prok prok

"Wahh, drama yang sangat bagus putraku dan.... calon menantu" Ardan datang bersama anak buahnya. Verrel menatap tajam Ardan, jika saja tangannya tidak di genggam oleh Naya, sudah bisa dipastikan wajah sialan Ardan tidak akan baik-baik saja.

"Udah selesai dramanya?" Tanya Ardan terkekeh diakhir kalimat. Verrel dan Naya berdiri dsri duduknya

"Apa mau anda?!" Tanya Verrel emosi.

"Santai dong anaknya papa" Verrel berdecih mendengar ucapan Ardan.

"Jangan pernah anda mengakui saya sebagai anak anda!" Tekan Verrel.

"Oh ternyata gadis itu sudah menceritakannya kepada kamu? Baguslah! Saya tidak perlu repot-repot untuk bersandiwara di depan kamu" ujar Ardan membuat Verrel menatap Naya penuh tanya.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang