50. Psikopat

1.9K 247 63
                                    

Oke, aku bakal up setiap hari sabtu. Jadi kalian ada teman buat malmingan.

Enaknya sama hari apa yah? Aku up satu minggu dua kali.

Sorry yah, kemarin aku gak up soalnya lagi sibuk Rapotan, hehe. Dan ada kesibukan lain juga.

Happy Reading.
Jangan lupa vote, semangat author tergantung sama kalian:v

●●●
Sementara di kediaman Sanata, semua orang kelimpungan melacak keberadaan Naya. Alan, Zaki, Gibran, dan Reno semuanya berkumpul, bahkan Atha dan Gio juga berada disana. Wajah mereka sama-sama cemas.

Seluruh orang suruhan Zein sudah memencar mencari keberadaan Naya, Anggota geng Argell juga diperintahkan oleh Atha untuk membantu mencari Naya.

"Gimana?" Tanya Alan panik.

"Maaf, Tuan kami belum menemukan keberadaan Nona" jawab salah satu anak buah dari Zein itu.

Alan mengacak rambutnya frustasi. Terdengar suara mesin mobil yang berhenti di depan masionnya. Suara langkah beberapa orang yang memasuki masionnya membuat atensi mereka beralih pada orang-orang itu.

Zein datang dengan gagahnya disampingnya terdapat Aida, istrinya yang sendari tadi menangis karena mendengar kabar bahwa putrinya hilang.

"Daddy" lirih Alan.

"Han, tolong lacak keberadaan princess!" Perintah Zein kepada Serhan, orang kepercayaannya yang pandai dalam melacak keberadaan seseorang.

"Baik tuan" jawab pria bertubuh besar itu kemudian menggatikan posisi seorang bodyguard yang berada di depan komputer sejak tadi. Serhan mulai melacak keberadaan Naya.

"Dad, maaf. Ini semua salah--"

"Cukup boy! Jangan menyalahkan diri kamu. Kita fokus cari princess" potong Zein cepat.

Alan menghela napasnya pelan, kemudian Verrel datang memasuki masion Sanata. Kedatangannya membuat semua orang yang berada disana menoleh ke arahnya. Verrel datang dengan acak-acakan, terdapat luka lebam di beberapa wajahnya.

"Naya gak ada di bokap gue" mendengar penuturan Verrel membuat semuanya terkejut.

"Kenapa muka lo babak belur?" Tanya Reno penasaran.

Verrel pun mulai menceritakannya.

Flashback on.

Setelah keluar dari masion Sanata, Verrel langsung mengemudikan mobilnya menuju rumahnya.

Sesampainya di depan rumah yang menurutnya hanya sebuah neraka itu, Verrel berjalan tergesa-gesa dengan raut wajah yang menahan amarah.

"KELUAR LO ARDAN!"

Gina yang mendengar teriakan dari putranya langsung berlari menghampiri.

"Verrel, akhirnya kamu pulang nak. Kenapa kamu teriak-teriak gitu?" Tanya Gina.

Verrel menatapnya sekilas, "Kemana Ardan?" Tanya Verrel to the point.

"Verrel! Dia itu papa kamu!" Tegur Gina.

"Bukan!" Balas Verrel cepat. "Mama gak tau aja busuknya dia!" Lanjutnya.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang