51. Titik terang

2.1K 259 103
                                    

Aku up pagi demi kalian semuaaaaa

Seneng gak dapet notif dari WFF?

Happy Reading:)
●●●

Naya tersenyum kepada Bianca, napasnya tersenggal-senggal dan darah dari perutnya tidak berhenti keluar. "G-gue ta-tau lo o-orang ba-ik. Maaf a-tas k-kesalahan abang g-gue di masa lalu" setelah mengucapkan itu Naya menutup matanya perlahan.

"APA YANG LO LAKUKAN BIANCA! BODOH!" Teriak seseorang yang baru saja mendobrak pintu.

"LO BAKAL NYESEL NGELAKUIN INI SEMUA!" Ucap pria itu frustasi ketika melihat tubuh Naya yang berlumuran darah.

"Gue gak bakal pernah nyesel!" Bantah Bianca menatap sinis sepupunya itu.

"Dia adek Alan bego! Lo kenapa bunuh dia!" Geram pria itu membuat Bianca terdiam.

"Jangan bercanda lo! Alan gak punya adik!" Lagi dan lagi Bianca membantah penuturan dari sepupunya.

"Terserah lo mau percaya apa ngga, yang jelas dia adik dari Alan, anak bungsu yang di sembunyikan oleh keluarga Sanata!" Tekan pria itu

Bianca menggelengkan kepalanya kuat, "GAK! GAK MUNGKIN! LO BERCANDA KAN DRE?! JAWAB GUE ANDRE!" Teriak Bianca menjambak rambutnya sendiri.

Bianca menatap kedua tangannya sendiri, "Gue, ngebunuh adik dari orang yang gue sayang..." lirih Bianca dengan air mata yang sudah mengalir di kedua matanya.

Tanpa basa-basi, Andre langsung melepaskan tali yang mengikat tubuh Naya, kemudian membopongnya keluar dari rumah tua itu.

"Gue tau lo kuat Nay, gue mohon lo bertahan" gumam Andre kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

🍁🍁🍁

Setelah menemukan titik terang dimana keberadaan Naya, semua orang yang sejak tadi kelimpungan mencari Naya segera terjun ke lokasi.

Di depan di pimpin mobil Zein dengan Alan, dibelakangnya terdapat mobil Verrel dan Atha. Sementara Aida berada di masionnya karena Zejn melarangnya ikut dengan alasan takut terjadi sesuatu disana.

Sesampainya di sebuah rumah yang kumuh mereka semua turun dengan beberapa anak buah dari Zein. Mereka langsung memasuki rumah itu tanpa rasa takut sedikitpun.

"Tempat ini bau banget, kayak lo Zak" bisik Gibran membuat Zaki meliriknya sinis.

"Mau dipatahin leher lo sama bokap Naya?" Gibran langsung kicep setelah mendengar sederet kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

Prang

"GUE BODOH! AAAAAA BEGO LO! KENAPA LO BUNUH CALON ADIK IPAR LO SENDIRI!"

Mendengar suara barang pecah dan teriakan dari seorang perempuan membuat atensi mereka tertuju pada satu ruangan.

"Itu suara hantu bukan sih?" Tanya Gio kepada Atha.

"Bego!" Maki Atha dan langsung memasuki ruangan tersebut diikuti yang lainnya.

Pemandangan pertama yang mereka lihat adalah seorang gadis yang meringkuk di sudut ruangan dengan wajah yang disembunyikan di sela lututnya yang ditekuk. Penampilan gadis itu acak-acakan dan terlihat seperti menangis histeris.

Verrel menoleh ke sampingnya dimana ada sebuah kursi dan tali yang berantakan, bukan kedua benda itu yang menjadi fokusnya tetapi darah yang berceceran di lantai.

"Naya" gumam Verrel bersamaan dengan jantung yang berdetak kencang.

"Bawa gadis itu, dia pasti ada sangkut pautnya dengan penculikan ini" perintah Zein pada anak buahnya.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang