23. Insiden

3.2K 256 5
                                    

Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?

Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
.

.

.

Sore ini Naya berda di kampus karena ada jam kuliah sore. Seorang dosen pria yang berkepala tiga itu tampak asik menjelaskan materi di depan tanpa memikirkan para mahasiswa dan masiswinya yang sudah menguap beberapa kali.

"Pak udah ya pak, kita udah ngantuk nih pak!" Ucap Zafran mencoba negosiasi.

"Kamu ini Zafran! Belajar ngeluh! Mau jadi apa kamu besok?" Semprot pak samsul, dosen yang sendari tadi asik menjelaskan itu menatap garang salah satu mahasiswanya.

"Ya tetep jadi mahasiswa lah pak! Masa jadi biduan dangdut" jawabnya mengundang gelak tawa seisi ruangan.

"Jawab terus! Gak ada sopan santunnya kamu ini!" Ucap pak samsul berkacak pinggang.

"Kata ibu saya kalo orang bertanya itu harus dijawab pak. Tadi kan Zafran jawab pertanyaan bapak, terus salahnya dia dimana?" Tanya Sandi sang mahasiswa yang kelewat polos.

"Mantap lo San! Sohib gue lo!" Ujar Zafran tersenyum bangga. Ada yang belain dong!

"Bukan gitu Sandi, jawaban Zafran itu salah!" Tukas pak Samsul yang sudah mulai jengah menghadapi muridnya ini.

"Pak pulang aja lah pak! Laper nih perut saya!" Kali ini Gibran yang memohon.

"Iya pak! Udah sore juga!" Timpal Zaki dengan wajah yang dibuat lesu.

"Kalian ini! Orang tua kalian tuh nyari duit gapernah ngeluh buat kalian belajar! Kalian malah ngeluh!" Ujar pak Samsul membuat semua muridnya memutar bola matanya malas. Kenapa malah bawa-bawa orang tua sih pak!

"Ya gausah bawa-bawa orang tua dong pak!" Sunggut Alvin karena dirinya masih merasa menjadi beban keluarga. Haha beban keluarga, asek!

"Iya tuh bener! Kan yang masih jadi beban keluarga merasa terjungkang, terhempas, tertampar" ujar Zaini dramatis.

"Sudah, sudah! Kalian ini para cowok tapi mulutnya kayak cewek!" Tukas pak Samsul membuat Kayla telinganya panas. Kenapa harus dibandingin sama cewek? Dia sangat tidak terima.

Brak!

Semuanya terlonjak kaget dan menatap kearah meja Kayla yang baru saja di gebrak oleh sang pemilik meja yang sudah menahan amarah.

"Apaan bapak bawa-bawa cewek! Emang cewek mulutnya kenapa pak?!" Tanya Kayla sewot. Enak saja kaum hawa direndahin. Sikat Kay! Kasi tau biar tau!

Pak Samsul diam menatap Kayla yang terlihat menahan amarah, Kayla juga termasuk gadis bar-bar bersama kedua temannya itu. "Ya kan cewek kalo ngomong sewot, maunya menang sendiri" ujar Pak Samsul hati-hati. Dan benar saja Kayla langsung menatapnya tajam membuatnya menelan ludahnya.

"Wahh! Ngajak war nih bapak! Inget pak istri bapak cewek! Anak bapak juga cewek!" Ujar Sabrina yang ikut-ikutan emosi. Enak saja kaum hawa dihina. Gass teross mbak!!

"Bener tuh! Asal ngomong si bapak! Belum tau aja kekuatan cewek! Ayo Ri! Nay! Tunjukin sama pak Samsul!" Ajak Felin menatap Riri dan Naya. Karena memang hanya ada lima gadis di dalam ruangan itu

Riri hanya diam karena Riri tergolong gadis lugu dan tidak banyak bicara, sedangkan Naya dari tadi kepalanya terasa pusing dan sekarang ditambah perdebatan yang sama sekali tidak ada faedahnya membuat kepala Naya semakin pusing. Entah apakah Naya salah makan tadi pagi dia juga tidak mengerti dengan kepalanya.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang