39. Bintang

1.9K 153 3
                                    

Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?

Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
.

.

.

"Mau kemana sih Tha?" Tanya Naya bingung. Sesuai janji Atha tadi sore, dia akan mengajak Naya ke suatu tempat.

"Ntar juga tau" jawab Atha seadanya membuat Naya kesal setengah mampus.

Setelah itu hanya keheningan yang mengisi keduanya sampai mobil Atha berhenti di suatu tempat. Naya mengedarkan pandangannya, Wait! Apa ini? Tebing? Yang benar saja Atha mengajaknya ke tebing malam-malam seperti ini. Mau uji adrenaline? Atau mau ngajarin terjun bebas? Ah Naya pun bingung.

Naya menatap Atha dengan tatapan bingung, "ngapain kita kesini?" Tanyanya.

Bukannya menjawab, Atha malah keluar dari mobil dan mengitarinya menuju pintu samping dimana Naya duduk, kemudian membukanya.

"Turun dulu" ucap Atha. Mau tidak mau Naya hanya menurut meski di kepalanya di penuhi berbagai pertanyaan.

Atha menarik lembut tangan Naya hingga ke pinggir tebing, bisa Naya lihat di depannya adalah jurang yang sangat dalam, bahkan dibawah sana gelap karena malam hari. Keduanya bersebelahan dengan tangan yang saling menggenggam.

Naya terlalu fokus menatap sekeliling sampai dirinya baru sadar bahwa genggaman tangannya terlepas, Naya menoleh ke belakang dan ternyata tidak ada orang. Kemana Atha? Apa dia meninggalkan sendirian disini? Di tempat gelap ini? Oh, good! Atha sialan!

"Atha?" Naya mengedarkan pandangannya. Gelap dan sunyi itulah yang dia rasakan saat ini.

"Atha! Jangan main-main sama gue! Keluar!" Teriak Naya. Bukan, Naya bukan takut. Hanya saja bingung, kenapa Atha mengajaknya kesini jika meninggalkannya?

"Atha! Jangan sembunyi deh! Ngapain lo ngajak gue kesini kalo lo ninggalin gue!" Teriak Naya lagi.

"ATHA!!" Oke, sudah cukup Naya sudah lelah berteriak. Naya berbalik badan kemudian duduk menghadap jurang. Naya sudah tidak peduli jika Atha benar meninggalkannya disini, toh nanti dia bisa menelpon Rafael untuk menjemputnya.

Naya duduk dengan menekuk lututnya di depan dadanya, memejamkan mata menikmati terpaan angin malam yang menusuk kulit wajahnya. Jika perempuan lain pasti sudah lari terbirit-birit, tetapi ini Naya! Jelas beda. Kesunyian malam justru adalah kegemarannya.

Dari kejauhan, Atha berdiri di balik pohon dengan sebuah benda di tangannya. Sendari tadi dia mendengar teriakan Naya namun dia ingin menjahilinya dulu dengan membuat Naya ketakutan tetapi Atha dibuat terkejut dengan sikap Naya. Kenapa Naya sama sekali tidak takut?

Akhirnya Atha dengan perlahan mendekati Naya dan duduk di sampingnya. Karena merasa ada pergerakan disampingnya, Naya membuka matanya dan menoleh ke arah samping dan mendapati Atha yang tersenyum kepadanya.

"Maaf" satu kata yang keluar dari bibir Atha membuat Naya menaikkan satu alisnya. "Maaf udah ninggalin lo, tadi gue ambil ini di mobil" ujar Atha menunjukkan benda yang di bawanya.

"Teleskop? Buat apa?" Tanya Naya.

Atha menunjuk ke arah langit yang penuh bintang, "buat liat mereka lebih dekat" jawab Atha menatap langit kemudian kembali menatap Naya. "Mau coba?" Tawar Atha dan Naya mengangguk.

Atha berdiri terlebih dahulu kemudian memposisikan teleskopnya mengarah ke langit yang penuh bintang. Naya berdiri di samping Atha yang masih fokus memposisikan teleskopnya. Naya akui pesona Atha memang tidak bisa dipungkiri.

Without Female Friends✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang