Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
..
.
"Lo tadi ngomong apa sama Atha?" Tanya Rafael di sela menyetirnya.
"Iya sampe tuh anak diem kek patung gitu" timpal Reno penasaran.
Naya sedang berbaring di kursi belakang dengan paha Reno sebagai bantalan. Ketiganya sedang barada di dalam mobil menuju apartemen Naya.
"Ngomong.... gue ngomong apa ya tadi?" Bukannya menjawab Naya malah balik bertanya membuat Rafael dan Reno memutar bola matanya malas.
"Serius princess, Reno kepo tau gak!" Kesal Reno membuat Naya terkekeh.
"Tadi gu--"
"Atha ngikutin kita!" Ucap Rafael yang melirik kaca spionnya. Membuat Naya refleks terduduk dan menoleh ke arah belakang begitu juga Reno, dan benar saja mobil Atha sedang mengikutinya.
"Sekarang gimana? Ntar kalo dia tau yang tadi itu lo gimana?" Tanya Rafael panik.
"Santai aja kali El, udah lo tancap gas aja! Gue capek mau bobo" perintah Naya dan kembali merebahkan tubuhnya.
Rafael pun menancapkan gas mobilnya dan berusaha menjauh dari mobil Atha.
"Gaperlu menjauh El, Atha udah tau kok kalo gue yang balapan sama dia tadi"
"HAH?!" Kaget Reno dan Rafael.
"Seriusan?" Tanya Reno menunduk menatap Naya.
"Hm" Naya memejamkan matanya karena merasa sangat mengantuka.
"Jadi lo bongkar identitas lo?" Tanya Rafael yang masih tidak percaya.
"Iya"
Beberapa menit kemudian mobil Naya berhenti di parkiran apartemen. Reno menunduk menatap Naya yang sedang memejamkan matanya. Reno hendak menggendong Naya namun suara Naya lebih dulu mengintrupsinya.
"Gue belum tidur" ucap Naya mulai membuka matanya perlahan.
"Gue gendong ke dalem aja ya?" Tawar Reno dan Naya menggeleng dan terduduk.
"Atha masih ngikutin?" Tanya Naya.
"Kayaknya masih, tapi jauh dibelakang" jawab Rafael membuat Naya mengangguk.
"Dah yuk masuk aja, ngantuk gue" ujar Naya dan turun dari mobilnya disusul Reno dan Rafael di belakangnya. Ketiganya menaiki lift menuju apartemen Naya.
"Gue yakin Atha bentar lagi pasti nyusul" ucap Naya ketika di dalam lift.
"Emang dia tau kamar lo?" Tanya Rafael.
Naya hanya mengedikkan bahunya.
"Lah terus?" Tanya Reno bingung, lagi-lagi Naya hanya mengedikkan bahunya acuh.
Reno menghela napasnya pelan, berbicara dengan orang yang kesadarannya setengah karena mengantuk adalah hal yang paling menyebalkan bagi Reno. Sabar Ren, orang sabar kegantengannya menguar!
Setelah terdengar dentingan lift yang menandakan telah sampai di lantai yang mereka tuju. Ketiganya keluar menuju apartemen Naya. Dengan kartu akses, pintu apartemen pun terbuka.
Naya langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di karpet bulu di lantai. Reno dan Rafael hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Naya.
Reno langsung berlalu menuju salah satu kamar untuk merebahkan tubuhnya, sedangkan Rafael langsung duduk di sofa yang tidak jauh dari Naya kemudian meregangkan otot-ototnya yang terasa kram. Dia melirik jam di pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Female Friends✅
Teen Fiction"Menurut gue temen cewek itu gak asik!" Itulah yang selalu diucapkan Naya ketika ada yang bertanya kepadanya kenapa tidak berteman dengan perempuan. Naya, gadis cantik namun bar-bar yang tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Gadis dengan...