Dua chapter buat nemenin kalian malam Minggu, mau gak nih?
"Kok mati sih AC-nya!" Kesal Naya menekan asal remot AC-nya.
"Mana panas banget lagi!" Gerutunya dan keluar dari kamarnya.
"Kenapa lo? Habis maratonan?" Tanya Reno ketika melihat keringat yang membasahi pelipisnya.
"AC kamar gue mati, panggilin tukang sayur dong" pinta Naya membuat Reno terdiam mencerna ucapan sepupunya itu.
"Tukang sayur buat apaan? Tukang AC lah bego!" Tukas Reno setelah mengerti ucapan Naya.
"Lo yang bego!" Setelah mengatakan itu, Naya melenggang pergi menuju ke kamar abangnya.
Reno mengusap dadanya sambil beristigfar, kemudian melenggang pergi untuk menelpon tukang AC.
Naya menasuki kamar abangnya, kamar berwarna bernuansa hitam dan putih itu terlihat sangat rapi. Atensi Naya berhenti pada sosok pria tampan yang duduk di tepi kasur sambil memegang sebuah foto dengan tatapan kosong. Dia adalah Alan, abangnya. Tetapi yang jadi pertanyaan, foto siapa yang Alan pegang?
Perlahan Naya mendekati Alan, tampaknya Alan tidak menyadari kedatangan Naya. Naya mencoba mengintip foto yang di pegang oleh abangnya itu. Terlihat seorang gadis cantik yang tersenyum lebar di dalam foto tersebut.
Siapa gadis di foto itu?
Apakah dia kekasih abang?
Tapi, sejak kapan? Dan kenapa abangnya tidak cerita kepada dirinya?
Berbagai pertanyaan bersarang di kepala Naya.
"Abang" panggil Naya namun Alan masih saja melamun.
"Abang!" Pekik Naya membuat Alan terlonjak kaget dan reflek menyembunyikan foto yang di pegangnya ke dalam sakunya.
"Princess? N-ngapain kesini?" Tanya Alan yang masih menetralkan rasa terkejutnya.
Naya merebahkan tubuhnya di kasur milik Alan, dan memejamkan matanya. "Abang yang kenapa? Di panggil malah ngelamun" tanya Naya balik dengan mata terpejam.
"Ngelamun? Ngga, abang gak ngelamun" elak Alan membuat Naya membuka matanya.
"Terserah deh!" Naya lebih memilih memejamkan matanya, percuma berdebat dengan abangnya itu.
"Princess ngapain kesini?"
"Emang gak boleh?"
"Gak gitu, tumben aja" heran Alan dan mendekat kepada adiknya itu.
Naya membuka matanya dan menatap abangnya, jujur Naya masih penasaran dengan foto gadis tadi.
"AC kamar Naya mati" jawab Naya membuat Alan ber-oh ria.
"Yaudah princess tidur aja, abang mau mandi"
"Hmm" jawab Naya kembali memejamkan matanya.
Alan pun segera memasuki kamar mandinya. Naya terduduk dan mendekati meja belajar Alan, terlihat banyak sekali buku kuliah dan berbagai novel. Bukan milik Alan, tetapi Alan sengaja membelinya untuk Naya. Naya memilih salah satu novel yang tersusun rapi tersebut, tidak sengaja Naya menyenggol sebuah buku, lebib tepatnya album foto.
Naya meraih album tersebut dan membukanya, seketika Naya melebarkan matanya.
"I-ini 'kan foto cewek yang tadi di pegang abang" gumam Naya sambil melihat-lihat album tersebut. Terdapat banyak sekali foto gadis tersebut, sepertinya foto ini semasa SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Female Friends✅
Teen Fiction"Menurut gue temen cewek itu gak asik!" Itulah yang selalu diucapkan Naya ketika ada yang bertanya kepadanya kenapa tidak berteman dengan perempuan. Naya, gadis cantik namun bar-bar yang tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Gadis dengan...