Bacanya pelan-pelan ya. Tetap napas juga.
Cuman mau kasih tau kalau Ini bagian konflik.Happy Reading yaa....
Sementara disebuah ruangan yang kumuh, sempit, terdapat seorang gadis cantik yang diikat di sebuah kursi. Gadis itu perlahan membuka matanya dan menyesuaikan penglihatannya.
"Udah bangun Bitch?" Sapa seorang gadis dengan senyum sinisnya.
"Siapa lo?!" Sinis Naya menatap nyalang gadis dihadapannya itu.
"Mau kenalan?" Tanya gadis itu dengan suara lembut membuat Naya berdecih.
"By the way, mungkin temen lo itu--"
"Lo jahat! Lo ngebunuh El! Lo gak punya hati ya?!" Air mata Naya meluruh, dirinya mengingat bagaimana orang-orang itu membunuh Rafael dengan cara yang keji.
Gadis itu tertawa melihat Naya menangis. "Sakit kan? Kehilangan orang yang kita sayang?" Sinis gadis itu.
"Maksud lo apa? Lepasin gue!" Naya memberontak agar ikatannya terlepas.
"DIEM BITCH! LO MAU TAU MAKSUD GUE HAH?!" Teriak gadis itu sembari manarik rambut Naya kuat.
Naya meringis sekaligus merasakan pusing pada kepalanya. "Gue bukan Bitch! Lo sebenarnya siapa hah?!?" Desis Naya tajam.
"Gak mungkin lo gak tau gue" ucap gadis itu melepaskan tangannya dari kepala Naya kemudian mencengram dagu Naya kuat sehingga kuku-kukunya terasa menancap di pipi Naya.
"Gue gak kenal sama lo, Akhh..." Gadis itu semakin mengeratkan cengkramannya.
"Selama ini gue udah peringatin lo untuk menjauh dari Alan dan apa yang lo lakuin hah?! LO MALAH DEKET BANGET SAMA DIA SIALAN!" Tatapan gadis itu sudah menajam seakan-akan ingin membunuh Naya.
"L-lo siapanya Alan?" Tanya Naya.
"GUE PACAR ALAN!"
Naya malah tertawa dan membuat gadis itu mengeram kesal. Apanya yang lucu?
"Gak mungkin Alan mau sama modelan physco kayak lo" ujar Naya sinis.
"LO PIKIR GUE BOHONG?! LO MAU BUKTI APA?" Teriak gadis itu penuh amarah.
"GUE BIANCA! BIANCA ANGELINE WANES! Gak mungkin lo gak kenal sama gue. Semua orang pasti tau marga keluarga gue!" Ujar Gadis bernama Bianca itu menggebu-gebu.
"Lo anak dari om Willy?" Tanya Naya tidak percaya. Tentu Naya kenal dengan marga itu.
"Ya!" Jawab gadis itu mengalihkan pandangannya. Mendengar nama orang tuanya membuatnya merasakan sesak di dalam hatinya. "Orang tua gue meninggal karena dibunuh oleh seorang dan gue menyaksikan itu semua" Bianca merasakan sesak yang teramat mendalam di dalam hatinya.
"Ada hubungan apa lo sama abang gue?" Pertanyaan Naya membuat Bianca menoleh kearahnya dengan dahi berkerut.
"Siapa yang lo maksud abang?" Tanya gadis itu.
"Alan abang gue" jawaban Naya membuat Bianca tertawa renyah.
"Lo pikir gue bego? Dengan lo mengakui Alan sebagai abang lo, gue bakal percaya dan lepasin lo gitu aja?" Bianca kembali mencengkram dagu Naya kuat membuat Naya meringis.
"Gue gak akan ngelepasin lo gitu aja, gue tau lo pacar baru Alan" lanjut gadis itu sembari mengeluarkan sebuah pisau dari sakunya.
Naya menggelengkan kepalanya kuat, matanya melirik sebuah pisau yang berada di tangan Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Female Friends✅
Teen Fiction"Menurut gue temen cewek itu gak asik!" Itulah yang selalu diucapkan Naya ketika ada yang bertanya kepadanya kenapa tidak berteman dengan perempuan. Naya, gadis cantik namun bar-bar yang tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Gadis dengan...