Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Banyak Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
..
.
Setiap pertemanan, pasti ada masalah. Mustahil jika sebuah pertemanan berjalan dengan mulus tanpa promblematika. Keputusannya ada di kita, mau mempertahankan dan menyelesaikannya? Atau memilih mengakhirinya?
_Arnaya Leona Azeera Sanata_
Naya keluar dari kelasnya menahan kesal, enak saja dosen tadi meremehkannya.
"Rasain noh! Mampus kan tadi kaget, lagian siapa suruh jadi dosen belagu banget!" Gerutu Naya di sepanjang koridor.
"Masih untung tuh dosen cuman malu, kesel banget sumpah!" Gumamnya kesal.
"Ngedumel mulu" ucap seseorang membuat Naya menghentikan langkahnya dan menatap ke sampingnya. Mendapati seorang cowok tampan dengan wajah datar.
"Lo bukannya cowok tembok yang duduk di sebelah kanan gue tadi?" Tanya Naya dan membuat cowok itu menatapnya datar.
"Kenapa lo liatin gue gitu? Ada yang salah? Atau gue salah ngomong? Eh lo juga ngapain disini? Kenapa keluar dari kelas?" Tanya Naya beruntun.
"Bawel" ucap cowok itu membuat Naya mendengus kesal.
"Nama lo siapa?" Tanya Naya.
"Verrel" jawab cowok itu datar membuat Naya ber-oh ria.
Verrel Geabil Ardana, cowok dingin, cuek, dan irit bicara. Memiliki wajah yang tampan. Merupakan teman sekelas Naya. Ralat! Teman barunya.
"Ngeselin banget sih mukanya! Gue timpuk baru tau rasa nih cowok!" Gumam Naya dan masih di dengar oleh Verrel.
"Lo ngapain disini?" Tanya Naya.
"Lo mau kemana?" Tanya Verrel balik. Entah kenapa Verrel jadi banyak bicara dengan gadis dihadapannya ini.
"Orang nanya tuh dijawab! Bukan malah balik nanya!" Kesal Naya. Namun Verrel hanya diam menatap Naya datar.
"Masa bodo!" Ketus Naya dan pergi meninggalkan Verrel. Tanpa disadari Verrel tersenyum tipis menatap kepergian Naya. Verrel kembali menuju kelasnya karena tadi dia ijin ke toilet padahal itu bukan niatnya. You know lah apa niatnya si Verrel.
Naya terus melangkahkan kakinya entah kemana dia juga tidak tau banyak tempat di kampus daddy-nya ini. Di tengah perjalanannya, tangan Naya ditarik oleh seseorang yang tidak dikenali Naya.
"Lepasin! Apasih lo!" Ucap Naya memberontak. Ternyata cowok itu tidak satu tetapi ada dua temannya yang lain. Mereka membawa Naya ke lapangan kampus.
"Mau apa lo?! Gatau apa tangan gue sakit di seret-seret" ujar Naya kesal.
"Lo mahasiswi baru kan?" Tanya cowok yang tadi menarik Naya.
"Iya kenapa?" Tanya Naya sambil melopat kedua tangannya di depan dada.
"Cantik" ucap Cowok itu.
"Gue tau, gue emang cantik. Kenapa? Terpana lo ngeliat gue ha?" Ucap Naya percaya diri.
"Iya, gue mau lo jadi pacar gue" ucap cowok itu membuat Naya membelalakkan matanya. Apakah cowok dihadapannya ini gila? Segampang itu dia ngomong?
"Si bos gercep kalo sama yang bening" ucap teman cowok tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Female Friends✅
Teen Fiction"Menurut gue temen cewek itu gak asik!" Itulah yang selalu diucapkan Naya ketika ada yang bertanya kepadanya kenapa tidak berteman dengan perempuan. Naya, gadis cantik namun bar-bar yang tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Gadis dengan...