Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
..
.
Kalian pikir cowok fakboy akan selamanya jadi fakboy? Teori kalian salah bro! Gue disini bisa berubah kok hanya karena satu cewek yang menurut gue beda dari yang lain.
_Zidan Alfahri_
Siang ini kelima pria sedang berada di ruangan Naya, berbagai aktivitas mereka lakukan. Mulai dari nge-game, memakan camilan, tiduran, tertawa, bahkan teriak-teriak gak jelas. Siapa lagi kalau bukan Reno, Gibran, Verrel, Zaki, dan Zidan. Sedangkan Alan dan Niko masih mencari tahu siapa yang menyebabkan Naya seperti ini.
"Geseran dikit lah Gib! Gue juga mau duduk!" Ucap Zidan menatap Gibran yang sedang asik dengan ponselnya.
"Duduk di lantai aja lah bang! Susah amat dah! Gatau orang lagi sibuk balas pesan cewek gue!" Dumel Gibran namun tak urung bergeser dari duduknya.
Zidan mengintip ponsel Gibran, "Anjir Gib! Lo ternyata buaya ya! Whatsapp lo kayak asrama cewek!" Ujar Zidan terkejut ketika melihat kontak cewek yang begitu banyak di ponsel Gibran.
"Buaya teriak buaya!" Cibir Reno yang jengah melihat Zidan.
"Tau tuh! Bang Zidan gak ngaca, sendirinya juga buaya!" Timpal Zaki.
"Biarpun gue buaya, hati gue cuman buat satu orang yaa! Yang lain mah maenan doang!" Ujar Zidan menepuk dadanya bangga.
"Kena karma mampus!" Celetuk Verrel yang duduk di kursi samping brankar Naya.
"Buset Rel! Lo sekalinya ngomong pedes banget!" Ujar Reno yang asik dengan cemilan di pangkuannya.
"Keadaan lo gimana?" Tanya Verrel menatap Naya yang duduk bersandar di kepala ranjang.
Naya tersenyum, "Udah baikan kok" jawab Naya dan Verrel mengangguk.
"Pengen sesuatu gak? Gue beliin" Tanya Verrel.
"Lo kira si princess ngidam? Pake lo tawarin kayak gitu?" Tanya Reno sewot.
"Gak gitu! Siapa tau Naya pengen sesuatu" tukas Verrel. "Gimana Nay? Lo mau apa?" Naya hanya menggeleng.
"Masih sakit?"
"Udah mendingan" jawab Naya.
Naya mengerti sikap Verrel yang perhatian kepadanya, karena Verrel menyimpan perasaan kepada Naya. Sangat sulit bukan untuk menghilangkan perasaan? Perlu waktu untuk menghilangkan perasaan itu. Naya juga mengerti akan hal itu.
"Tumben lo Rel? Ngomong banyak? Biasanya kaga?" Heran Zidan.
"Karena Naya bang!" Bukan Verrel yang menjawab tetapi Gibran. Meskipun Gibran sibuk dengan ponselnya, telinganya masih menyimak dengan baik percakapan teman-temannya.
"Kayaknya si Naya ada jurus tertentu deh buat lelehin hati seseorang, ajarin gue dong Nay! Cewek yang gue incer dingin banget bree!!" Ujar Zidan serius membuat semuanya menatap kearahnya.
"Kenapa pada natap gue gitu?" Tanya Zidan.
"Lo tobat jadi pakboy bang?" Tanya Zaki tidak percaya. Pasalnya seorang Zidan Alfahri tidak pernah serius dengan satu wanita, dan sekarang? Dia ingin serius dengan satu wanita? Sungguh mengejutkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Female Friends✅
Teen Fiction"Menurut gue temen cewek itu gak asik!" Itulah yang selalu diucapkan Naya ketika ada yang bertanya kepadanya kenapa tidak berteman dengan perempuan. Naya, gadis cantik namun bar-bar yang tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Gadis dengan...