Assalamualaikummm!
Warning:● Banyak typo bertebaran!
● Kata-kata kasar!
Jadi bijak dalam membaca! Oke?Don't Forget vote and coment!
Happy Reading!!
..
.
Jika benar kata orang mata adalah peran utama dalam jatuh cinta, maka aku percaya. Karena sekali aku melihatmu, kamu sudah mampu menghipnotisku dengan kedua bola matamu
~
Bruk
Tiba-tiba tubuhnya seolah terlempar ketika merasakan menabrak seseorang. Naya memejamkan matanya, namun ketika dia tidak merasakan sakit di badannya dan merasakan sebuah tangan yang melingkar pada pinggangnya, perlahan dia membuka matanya dan langsung bertemu dengan mata elang milik seorang pria tampan dengan wajah dingin dan datarnya, tatapan mereka terkunci satu sama lain dan seolah terhipnotis dengan jarak yang sangat dekat.
Pria itu menatap lekat manik coklat yang begitu indah yang pernah dia lihat, cantik! Itulah yang ada di dalam pikiran pria itu. Tidak pernah dia menemukan gadis yang mampu menghipnotisnya.
"S-sorry, gu-gue gak sengaja" ujar Naya gugup.
Shit! Kenapa gue jadi gugup gini--batin Naya mengumpat.
Pria itu menahan tawanya melihat gadis di hadapannya ini gugup namun tetap dengan wajah datarnya. Pria melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang Naya dan memberi jarak untuk keduanya. Ketika hendak menjauh tangan Naya dicekal oleh pria itu dan membuatnya menghentikan langkahnya dan menatap pria itu dengan tatapan bertanya.
"Ruangan manager kampus" ucap pria itu membuat Naya mengerjapkan matanya beberapa kali. Cowok di hadapannya ini sedang ngomong apa? Apa dia bertanya? Tapi nadanya datar.
"Maksudnya?" Tanya Naya yang masih bingung.
"Dimana?"
Rasanya Naya ingin menyumpah serapahi cowok di hadapannya ini, wajahnya kayak triplek! Dingin! Ngomongnya gak jelas lagi! Ingin rasanya Naya mencakar wajah pria di hadapannya ini. Untung ganteng!
Dasar cowok ngeselin!--batin Naya.
"Lo ngomong apasih?" Oke Naya sudah mulai kesal sekarang.
"Ruangan manager kampus dimana?" Tanya pria itu datar membuat Naya benar-benar kesal. Naya paling tidak suka dengan cowok dingin! Ingat itu! Lebih baik Naya berbicara dengan tembok meskipun tembok tidak dapat bicara. Oke nampaknya Naya sudah gila.
"Bilang dong dari tadi kek! Pake ngomong setengah-setengah lagi! Ngomong aja kaga bayar, susah amat!" Gerutu Naya membuat pria itu menaikkan alisnya.
"Dari sini lo lurus aja kesana ntar ada belokan, lo ke kiri. Nah disitu ada ruangan yang pintunya coklat. Lo masuk, terus tanya aja sama anak-anak disana. Gue gaada waktu. Bye!" Ujar Naya dan berlalu meninggalkan pria itu yang menatapnya cengo.
Dia beda, menarik--batin cowok itu
____________________________________"Lama banget Nay, ngapain aja sih di toilet?" Tanya Gibran ketika Naya berada di dekatnya.
"Pake Naya lo! Orang kalo ke toilet ngapain? Masak?" Semprot Naya.
"Ya kali aja mau experimen di toilet" ujar Gibran.
"Bego!" Maki Verrel.
"Udah yuk ke cafe" ajak Zaki dan menaiki motornya, disusul ketiga temannya. Mereka menuju Cafe Stevora hanya untung sekedar nongki dan mengisi perut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Female Friends✅
Teen Fiction"Menurut gue temen cewek itu gak asik!" Itulah yang selalu diucapkan Naya ketika ada yang bertanya kepadanya kenapa tidak berteman dengan perempuan. Naya, gadis cantik namun bar-bar yang tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah. Gadis dengan...