81

57 8 0
                                    

20 mar 21

-

Seung woo menolak tawaran taehyung dengan mentah-mentah. Ia langsung pergi tanpa menunggu tawaran lain dari taehyung. Untuk masalah taehyung ia tak bisa mengambil langkah sendirian. Itu harus dengan perizinan Ji-hyun, Karena Ji-hyun pergi dari Korea ada beberapa alasan, dan taehyung adalah salah satu alasannya.

-

Pukul 6 sore Ji-hyun datang. Ia disambut anak bungsu nya. Setelah berkerja seharian ia pulang ke mansion mewah milik nya. Sudah 2 hari 3 malam ia tak pulang.

-

Ji-hyun duduk di bawah kasur queen size nya. Meski ada sofa, ia tetap duduk di lantai beralaskan karpet lembut. Di depan nya ada meja kecil yang diatas nya terdapat laptop. Seperti biasa ia menonton kartun asal Jepang yang di sebut anime.

Di sisi kanan terdapat tiga botol alkohol berdosis tinggi. Ia akan meminum semua.

(#)

Ji-hyun keluar dari kamar pukul 6 pagi. Ia tertidur dengan keadaan mabuk setelah meminum obat penenang milik nya. Tujuh tahun sudah Ia pergi dari Korea dan tinggal di Prancis, ia berubah menjadi ibu yang lebih memperhatikan anak-anak nya. Tapi ia tetap menjadi dirinya sendiri.

Ia tetap minum-minum dan melakukan hal gila yang selalu ia lakukan sebelum ia menjadi seorang ibu. Ia sering mabuk dan kalian tahu bukan jika Ji-hyun mabuk maka nafsu nya menggila. Entah siapa saja yang ia temui, jika itu lelaki ia akan mengajak lelaki itu bercinta.

Entah kebiasaan dari mana. Tapi setelah menjadi ibu dan ayah sekaligus, ia selalu bergantung ke obat penenang, obat itu bukan dipakai untuk hal yang menyimpang. Ia menggunakan itu agar ia tak melakukan hal-hal yang seharusnya tak dilakukan.

Back to topic...

Ji-hyun membuka lemari pendingin yang tinggi nya lebih tinggi dari tubuh nya. Mengambil sebotol minuman ber-soda lalu meminum itu. Ia duduk di meja. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celana pendek nya. Memainkan ponsel nya.

/

Jaehyun keluar dari kamar. Ia bersiap untuk pulang ke Korea setelah beberapa hari ia tinggal di negara orang. Semua baju-- um. Dia hanya membawa satu pasang baju kerja saja saat datang. Terlalu mendadak hingga tak sempat untuk menyiapkan pakaian.

+

Ia datang ke dapur, di sana ada Ji-hyun yang tengah bermain ponsel. Ia membuka bibir nya lalu berbicara "aku akan pulang." "Hm.. ya.." jawab Ji-hyun tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel nya. Ia nampak tak peduli dengan kepulangan Jaehyun.

"Hanya seperti itu?" "Lalu?" "Nothing. Um... Apa kau sudah terbiasa meninggalkan anak-anak sendiri?" "Sendiri? Ada ART disini, mereka tak sendiri." "Bukan seperti itu... Tapi.." "apa kau mencari ku?" "Tidak. Aku sudah terbiasa kau tinggalkan tanpa pamit. Apalagi saat kita masih tinggal bersam--" "stop.. diam... Aku akan mengantarmu. Aku tunggu ku di mobil." Ucap Ji-hyun dengan menatap Jaehyun malas.

-

"Perjalanan Prancis ke Korea masih pukul 9 pagi. Kita datang pukul 7, apa tak terlalu cepat?" "Kenapa memangnya. Kau tak rela jika aku pergi? Oh okey-okey... Aku akan datang membawa banyak surat untuk mu besok-" "kau gila? Aku tidak akan menerima mu lagi. Sekali pun kedua anak mu meminta aku tidak peduli. Dan ingat, jangan berbicara kepada siapa pun tentang tempat ku..

..ah ya... Lupakan ingatan tentang kita tinggal atau bersama. Aku muak mendengar itu." "Kenapa? Bukan kah itu kenangan yang bag--" "itu menjijikkan sialan. Kau tidak tahu apa yang ku maksud. " "Baiklah.. aku akan melupakan semua tentang mu dan kita. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?" "Aku akan mengundurkan kepulangan ku. Dan jadi lah istri ku 24 jam" "kau gila?(2) kau pikir aku wanita apa? Apa kau mengingat jalang mu itu dan melampiaskan nya kepada ku, tuan Jung Jaehyun?" Jaehyun tersenyum kecil lalu memberhentikan mobil Ji-hyun. Ia sudah sampai di bandara.

"Aku akan menemui teman ku yang juga akan berangkat dengan jadwal yang sama. Hanya saja tujuan yang berbeda." "Ya. Aku tidak peduli. Segera pergi dan jangan datang lagi." "Baiklah Noona Jung." Ji-hyun yang sedari tadi berbicara dengan memainkan ponsel langsung menjatuhkan ponsel nya di paha saat kata panggil yang dulu menjadi favorit nya terdengar kembali.

Ia terpatung.

(

Jaehyun sadar jika Ji-hyun sedang merasa flashback. Ia akan memanggil Ji-hyun. Tapi ia urungkan, dengan gantinya ia melumat bibir Ji-hyun dengan tiba-tiba dan tak melepaskan itu beberapa menit meskipun Ji-hyun meronta.

---

Beberapa bulan kemudian, Ji-hyun melakukan setiap hari nya seperti sebelum-sebelumnya. Dan hari ini ia berkerja seperti biasa. Ia membaca bait-bait tulisan yang tertata rapi di lembar kertas putus.

:

Ji-hyun tetap melakukan pekerjaan nya. Kepala nya ia tarik ke atas saat seorang tamu datang dan langsung duduk di depan nya tanpa ia persilahkan. "Lama tak bertemu. Bisa kita berbincang?" Ji-hyun tersenyum kecil lalu mengangguk. Ia berdiri dan mengajak seseorang itu pergi dari ruangan nya.

-

Ji-hyun mencari tempat di pojok. Ia datang ke kafe yang cukup sepi. Cafe itu berjarak tak jauh dari kantor nya. Hanya berjalan sekitar 5 menit an sudah bisa sampai di cafe yang masih di naungan perusahaan Ji-hyun.

;

Seseorang yang mengajak Ji-hyun berbicara itu datang membawa dua gelas susu panas. Itu cocok untuk sekarang yang sedang musim dingin. "Hm.. bagaimana bisa kau tahu tentang tempat ku?" "A.... taehyung memberi tahu ku." "Jadi Taehyung tahu tentang tempat ku?" "Um.. ya, dia tahu saat bertemu dengan mu di pesta...

...dia bilang jika ia mencari tahu semua tentang mu. Apa kau takut?" Ji-hyun tersenyum ragu. Ia menyeruput susu hangat nya. "Tidak. Aku tidak pernah takut dengan nya. Hanya saja. Aku takut kehilangan anak-anak ku." "Lantas, kenapa kau kabur saat bertemu taehyung? Bukan kah lebih baik berkata baik-baik dengan taehyung jika kau tid--"

"Majikan mu tak sebaik itu. Dia bodoh. Tentu saja, jika dia tak bodoh, dia tak akan melakukan hal gila seperti itu." Orang yang di hadapan Ji-hyun itu terkekeh. "Jadi bagaimana Daehyun? Apa dia setampan Jaehyun? Atau Taehyung?"

"Entahlah, kurasa Daehyun dan saera lebih mirip ke diriku. Banyak yang berkata seperti itu juga." "Lalu anak yang terakhir? ah.. Aku ingat jika aku belum sempat memberi selamat saat kau hamil." Ji-hyun terkekeh. "Dia taekwon, Kim taekwon, sekarang berumur delapan tahun. Wajah nya hampir seperti wajh taehyung. Semua seperti taehyung, dia pintar dalam menembak..

.. dia membenci makanan pedas dan lain-lain. Um Hanya saja kepribadian nya berbeda." "Aku yakin itu anak taehyung. Aku harap bisa bertemu dengan nya" "aku juga yakin. Karena aku tidak berhubungan sama sekali dengan Jaehyun di bulan-bulan sebelumnya saat aku dinyatakan hamil. Kau bisa bertamu di rumah ku."

"Aku ingin sekali. Tapi lelaki sialan itu memberi pekerjaan padaku." "Pekerjaan apa?" "Hanya menjemput." "Maksud mu?"

Dor...

Peluru yang ditembakkan dari luar cafe menembus tepat di bahu Ji-hyun. Itu membuat mata Ji-hyun buram dan ia hampir tak sadarkan. "B-belle." Gumam nya dengan memanggil nama seseorang yang ada di depan nya.

-

UwU...

Taehyung jdi MC(main character) lagi.

Sengaja up book ini doang, bcs, pen cepet" end.

Sengaja up book ini doang, bcs, pen cepet" end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang