88

67 12 2
                                    

22 Juli 2021

-

Ji-hyun dan taekwon duduk santai di ruang tamu, perlu di ketahui jika rumah ini tak memiliki banyak ruang seperti rumah Ji-hyun sendiri.

Kalian bisa menebak apa yang mereka lakukan sekarang. Hanya bermain gadget, taekwon yang bermain tab, dan Ji-hyun yang bermain laptop. Banyak pesan yang masuk setelah satu Minggu an ia tinggalkan.

Pintu terbuka membuat Ji-hyun mendongak ke belakang, ia membelakangi pintu.

"Wow. Ada apa ini?" Tanya Taehyung yang melihat Ji-hyun dengan santai memegang laptop yang tentu bukan milik nya. Taehyung duduk di depan Ji-hyun. Mereka dipisahkan meja sependek lutut.

"Dan siapa bocah kec-" "bisa kau diam? Aku muak mendengar suara yang kau buat-buat." Potong Ji-hyun dengan memutar bola mata jengah. Taehyung mencuramkan alis nya. Ia menatap Ji-hyun dengan curiga.

Bocah tampan itu tak berniat melirik sedikit pun padanya. Ia merasa tak memiliki harga diri di rumah nya sendiri. "He is taekwon. Dia anak ku." Jelas jihyun dengan singkat. Wajah Taehyung langsung berubah datar. Ia memasukan kedua tangan nya ke kantong.

"Berapa umur nya?" Ji-hyun tak lagi menatap Taehyung, "7 atau 8, mungkin?" "Kau bahkan tak tahu usia an--" "diam dan diam, sialan!.." teriak Ji-hyun. Taehyung lantas menarik laptop yang dipakai Ji-hyun. Melihat apa yang dilihat oleh jih- "sialan, kau mengacuhkan ku hanya karna sebuah game? Bahkan game ini sangat mudah!" Balas teriak oleh Taehyung.

Ji-hyun kembali memutar bola matanya. "Kim Taehyung, bisakah kau kembalikan laptop ku?" Ucap nya dengan nada yang rendah. Taehyung memasang wajah jijik. "Ya! Aku akan menarik rambut mu jik-"

Prak...

Taehyung menutup laptop Ji-hyun dengan kasar. Tangan Ji-hyun lantas mengepal. Ia berdiri dan ingin merebut kembali laptop nya. "Bisa kalian diam? Kalian sangat berisik." Ucap taekwon dengan memakai bahasa Inggris. /Taekwon gak bisa make b koreya.

Taekwon berkata tanpa melirik Taehyung atau jihyun. Jihyun memandang sang anak. "Bisa kau sebut marga nya? Jika kau menjawab ku aku akan memberikan laptop mu." Ji-hyun nampak berfikir. Setelah beberapa saat ia mengangguk. "Bawa laptop ku, tapi berikan aku kartu kredit mu." Ucap nya dengan senyum mencurigakan.

"Apa? Tidak setimpal." "Baiklah, aku tidak terlalu membutuhkan laptop itu." Ucap Ji-hyun dengan berbalik menatap taekwon. "Let go." Gumam nya pada taekwon. Taekwon mengangguk tanpa melirik. Ia berdiri dengan membawa tab nya. Mata nya melirik Taehyung yang sedang memperhatikan kedua orang tersebut.

"Mom." Panggil taekwon dengan menarik tangan Ji-hyun. "what else?" "Kenapa wajah nya hampir mirip dengan ku?" Pertanyaan itu membuat jantung Ji-hyun berhenti saat itu juga. Dia tidak ingin taekwon tahu jika lelaki di dekat nya adalah ayah kandung dari taekwon.

"A-ah, benarkah? Wajah mu tak sama dengan dia. Bahkan wajah mu lebih tampan." Jawab Ji-hyun dengan nada ragu. "aku yakin dia anak ku, Kim taekwon." Sahut Taehyung dengan nada rendah. "Mom? Siapa dia?" "He is my secretary."

-

Jihyun tidur di ruangan taekwon. Ruangan taekwon berada jauh dari ruangan Ji-hyun atau Taehyung. Taekwon sendiri yang memilih untuk ruangan paling dekat dengan dapur. Sekarang taekwon tengah menulis pekerjaan rumah nya. Ya meskipun ia akan pindah sekolah ia tetap mengerjakan tugas sekolah nya.

Daehyun akan mengurus perpindahan sekolah taekwon.
-

Ji-hyun duduk dengan santai di depan tv. Cemilan manis dipangkuan nya. Bersama taekwon tentunya. Hari ini ia ingin pergi berbelanja. Hanya saja ia belum menerima kartu kredit nya yang masih di sita oleh Taehyung. Um... Ralat. Bukan hanya kartu kredit, tapi seluruh isi dompet.

Matanya melirik Taehyung yang turun dari atas. Tubuh nya sudah di balut Jaz yang sangat cocok dengan lekukan tubuh nya.

"Aku ingin berbelanja. Bisa kau berikan kartu kredit ku?" Tanya Ji-hyun dengan berdiri. Taehyung nampak berfikir sebelum menjawab. "Ada di laci kamar ku. Semua masih utuh." Ji-hyun dengan wajah berbinar langsung berlari ke atas. Mencari dilaci mana Taehyung menyimpan dompet nya.

Kepala nya lantas menoleh saat pintu tertutup.

/

"Hei nak, kembali lah ke kamar mu. Akan ada tamu yang datang." Ucap Taehyung dengan mendekati taekwon. Ia ingin mengusap rambut taekwon, tapi feeling taekwon membuat taekwon berdiri tanpa menyentuh tangan Taehyung.

"Perlu anda ketahui. Saya tidak suka seseorang menyentuh, memanggil dan mengajak saya berbicara." Ucap taekwon dengan berjalan menjauh. "kau cukup dingin seperti Daehyun nak." Balas Taehyung dengan senyum aneh nya.

"Ya karena aku adalah copy an kakak ku."

-

"Wae?" Tanya Ji-hyun dengan nada datar nya. Taehyung tak menjawab. Ia duduk di sofa dengan memakan sebuah apel. "Aku tahu kau membohongi, sialan." Ji-hyun mendekati Taehyung lalu duduk berhadapan dengan Taehyung. Dia duduk di atas paha Taehyung, tangan nya menyentuh leher Taehyung dengan gerakan mencekik.

"Aku- ingin- berbelanja- bukan- untuk- kabur-" ucapnya dengan menekan setiap kata.

"Ada hal yang ingin ku bicarakan. Aku harap kau menjawabnya dengan jujur. Hanya jawaban ya dan tidak yang bisa ku terima." "Aku saja tak mendapatkan apa-apa" jawab Ji-hyun dengan berdiri. Ia menodongkan tangan nya seperti akan menembak kepala Taehyung.

"Aku akan pindah ke lain negara, kau akan menetap ke Korea. Aku akan melepaskan mu, termasuk ketiga Kim bersaudara." "Mereka bermarga jeon. Bukan Kim. Tak Sudi aku memakai marga mu. Lebih baik aku memakai marga Jung daripad-" "lebih baik? Wow.. ada apa dengan jaehyun? Kalian berpisah?." Tanya Taehyung dengan nada yang nampak bahagia. "Apa ini pertanyaan pertama mu?"

"Tidak. Tapi aku akan menanyakan ini kembali jika kau tak menjawab sekarang." "Hah?" Ji-hyun menjauh dari Taehyung lalu duduk di bibir ranjang. "Berikan aku jaminan untuk aku percaya padamu." Ucapnya mengalihkan pembicaraan. "Jaminan?" Tanya Taehyung dengan berdiri. Ia membuka jendela yang menampilkan tukang kebun tengah memotong rumput.

"Tidak ada alasan untuk percaya pada seseorang yang mengeluarkan kebohongan disetiap berkata."

Jawaban itu lantas membuat Taehyung berbalik. "APA?" teriak nya. Ia terkejut.

"Ayo cepat berikan jaminan padaku." "Aku akan memberikan laptop ku." "Aku bahkan bisa membeli pabrik nya." "Laptop ku berisi tentang dokumen keluarga mu, teman mu, red diamond, black diamond, keuangan ku, dan 20% dari dunia ini." "Apa kau tak ragu?" "Sedikit pun tidak. Aku bahkan siap menandatangani kontrak sekarang juga."

"Hanya sebuah ya atau tidak?" "Tentu."

"Baiklah. Aku ingin memegang pistol sekarang juga." "Apa?"

"Tbc"



Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang