42

84 12 0
                                    

4 sep 2020.

-

''kapan taehyung akan pulang?" tanya jungkook seraya membenarkan posisi dasi nya. ''mungkin besok atau nanti malam'' ''em, kalau begitu hati hati disini.'' jihyun mengangguk kecil.

''jangan banyak melakukan aktifitas, kandungan mu sudah sembilan bulan, itu menakutkan ku. aku akan segera pulang.'' ''arra arra, segera lah pergi, lelaki cerewet'' jungkook terkekeh kecil lalu pergi tanpa pamit.

jihyun membuka ponsel nya dan mengecek beberapa pesan dari dong min dan teman temanya. ''ini akan sangat membosan kan, tapi aku sangat malas untuk keluar dari rumah.'' gumam nya.

jihyun membuka snack lalu menghidupkan televisi.

---

"J-jae, tolong" "eoddi? Aku akan kesana segera" "dirumah appa, cepat lah" "n-ne" jaehyun langsung berlari pergi dari kantor nya dan jihyun mengerang keras , sesekali ia bergumam tak jelas hingga jaehyun datang dan langsung menggendong nya ke mobil.

Jaehyun mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan tangan kiri ia pakai untuk menggenggam tangan jihyun. Sesekali ia mengecup tangan jihyun berharap jihyun bisa sabar hingga sampai di rumah sakit.

Setelahnya, ia langsung membawa jihyun ke suster dan menyerahkan jihyun. "Lakukan yang terbaik, jangan menyakiti jihyun atau anak ku jika kalian ingin rumah sakit ini tak terbakar"

Para suster itu mengangguk lalu pergi dan jaehyun menelpon seluruh keluarga jihyun dan keluarga nya. Jungkook yang tadinya di rapat langsung meninggalkan rapat nya dan pergi begitu saja.

Sesampainya ia langsung menoleh ke kanan dan kiri mencari jaehyun "dimana jihyun?" "Dia masih ditangani oleh dokter" jawab jaehyun dengan lemas. "Apa dia baik-baik saja?" "Menurut ku tidak, karena darah yang keluar dari nya sangat banyak berbeda dari wanita lainnya."

"Akh... Dimana Taehyung?" "Dia sedang ada di mall bersama wanita lain" "apa? Apa dia tak tahu jika istri nya sedang memperjuangkan nyawa disini?" "Entahlah" "darimana kau tahu jika Taehyung bersama wanita?"

"Asisten ku bertemu dengan Taehyung, Taehyung sedang makan siang dengan seorang wanita berpakaian minim" Jungkook mengangguk, ia tak kaget sama sekali. jaehyun merasakan kepalanya yang sekarang pusing dan ia semakin pusing menunggu kabar dari dokter yang menangani jihyun.

"Apa paman atau bibi akan kemari?" Tanya jaehyun ke Jungkook "mungkin besok, appa dan oemma sedang ada tugas di luar kota, secepatnya mungkin nanti malam mereka datang" "em, begitu ya, appa dan oemma ku akan aku hubungi jika jihyun memberikan kabar"

Jungkook mengangguk lalu membuka ponselnya dan menelpon seluruh black star. "Tak apa, aku sedikit tenang karena jihyun sudah ditangani oleh dokter" ucap Jungkook, Jungkook mengangguk saat orang disebrang mengatakan jika ia segera kesana.

-

"Nona jihyun akan dipindahkan ke ruangan nomor 18 VVIP kelas 1. Dimohon untuk segera membayar semua biaya" jaehyun mengangguk lalu pergi ke resepsionis dan mengajak Jungkook.

Setelah mengurus semua biaya ia langsung berjalan ke kamar yang dituju.

Ceklek...

Mata jaehyun membulat saat jihyun membawa dua anak di dekapan nya. "Aku memiliki dua bayi kembar!!" Seru jihyun yang membuat jaehyun tersenyum lebar dan menangis. Ia mengambil satu dari jihyun lalu mengecup kening.

"Dia wanita, jarak kelahiran nya tujuh menit dari anak lelaki yang ini." "Siapa yang duluan?" Tanya Jungkook. "Em, lelaki duluan" "owh, aku akan menggendong keponakan ku" ucap Jungkook lalu mengambil anak lelaki yang ada di jihyun.

"Hyung, kau mau menamainya siapa?" "Areum" "areum? Tidak terlalu buruk. Lalu yang aku gendong ini?" "Terserah jihyun" "aku memberikannya nama dae-hyun" jaehyun langsung menoleh ke jihyun. "Jungkook" "ne?" "Kapan kau memiliki anak? Aku ingin anak ku memiliki teman"

"jaehyun, apa kau ada waktu senggang nanti?kurasa membunuh mu malam ini boleh saja" jaehyun terkekeh lalu ia mengelus pipi bayi yang sedang ia gendong. "Pipinya sangat merah dan matanya besar. Jika dia bukan anak ku aku akan memakan nya sekarang juga" gemas jaehyun.

"Ah, seperti nya aku mulai lelah, jaga anak ku mungkin suster akan datang membawa mereka sebentar lagi" ucap jihyun lalu meninggi kan selimut.

Ceklek...

Seseorang masuk tanpa mengetuk yang membuat jihyun mengurungkan niatnya untuk tidur. "Em, sebaiknya kedua anak mu diantar ke ruang nya sendiri jihyun" saran Jungkook. "Tunggu, aku juga ingin menggendong anak ku" "menurut ku kau tidak pantas untuk menjadi ayah, Taehyung"

Taehyung mengepalkan tangannya saat mendengar sindiran dari jaehyun. "Apa maksudmu?!!" "Ya, pikir saja sendiri. Kau tidak ada disaat jihyun rawan akan melahirkan. Kau tidak ada saat jihyun hampir merenggang nyawa demi anak nya. Kau sangat tidak pantas"

Tangan Taehyung melemas "bahkan disaat jihyun membutuhkan seorang suami untuk menyemangati nya kau malah bersenang-senang di luar sana dengan jalang" "jaehyun" jihyun menatap jaehyun.

"Em, berikan pada Taehyung" titah jihyun. Jaehyun menatap jihyun memohon yang membuat jihyun mengangguk kecil. Dengan berat hati ia memberikan anaknya ke Taehyung. Taehyung tersenyum riang lalu mencubit kecil pipi anak yang ia pegang.

"I will give her saera's name" ucap Taehyung tanpa berwajah bersalah sedikitpun yang membuat jihyun, jaehyun dan Jungkook melotot. "A-aku tidak setuju" "wae? Bukan kah itu bagus?" Jihyun meringis kecil seraya menoleh ke jaehyun yang kini berwajah merah.

"Em, oppa" panggil jihyun yang membuat Jungkook mengangguk. "Yang aku gendong ini anak pertama, jarak kelahiran tujuh menit, ini lelaki" "dia bernama Taehyun" mereka bertiga kembali melotot.

"Aku benar-benar tidak setuju" "kau harus setuju!" "Aku sedang tidak ingin berdebat" "kalau begitu apa nama yang kau mau?" "Dae-hyun" "itu buruk" "Taehyung..." "Arra arra" jihyun sedikit tenang lalu kembali menoleh ke jaehyun, sedikit tersenyum dan membuat jaehyun tersenyum kecil.

"Taehyung..." Panggil seorang wanita dari belakang Taehyung yang membuat Jungkook melotot.

-

870 kata...
Tbc

Killer Queen [KTH FF18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang